suswono
suswono
RMOL. Bahkan Menteri PerÂtaÂnian Suswono meÂneÂgaskan beras, jagung, gula, minyak goreng, daging sapi, unggas, telur, baÂwang merah, kacang tanah, dan cabe rawit saat ini surplus.
“Persediaannya meÂmadai. ApaÂlagi beras yang saat ini mulai masuk panen gado dan pada Agustus ini akan ada panen raya,†kataÂnya kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.
Beberapa daerah seperti KaraÂwang, Subang, dan IndraÂmaÂyu sedang panen. ArtiÂnya, saat ini petani daÂlam posisi seÂnang.
Meskipun musim kemarau yang diÂprediksi akan berÂlangsung April-SeÂpÂtember namun produksi beras relatif tidak terganggu.
Kenaikan harga kebutuhan pokok menjelang lebaran meruÂpakan hal yang lazim karena sudah menjadi tren setiap tahun. “Trennya di awal puasa itu harga pada naik, kemudian harga akan turun lagi pada perÂtengahan puasa atau minggu kedua. Tetapi akan kembali naik menjelang lebaran. Sekitar satu minggu sebelum lebaran,†katanya.
Berikut kutipan selengÂkapÂnya:
Apa yang membuat anda yakin stok bahan pokok reÂlatif aman jelang lebaran?
Data yang kami miliki meÂnunÂjukkan surplus. Ada beÂberapa petani padi di daerah yang saat ini senang karena harga gabah kering dihargai Rp 4.300 per kilogram. Apalagi produksi menÂcapai 7 - 9 ton.
Kalau 7 ton saja kemudian dikalikan harga per kilonya Rp 4.300, maka uang yang akan diperoleh petani sekitar Rp 30 jutaan. Seandainya hasil panen mencapai 9 ton berarti uang yang diperoleh petani hampir Rp 40 juta.
Kenapa harga bahan pokok menjelang lebaran selalu naik?
Memang sudah seperti menÂjadi tren. Tapi sebenarnya baÂnyak sekali faktor yang menjadi kenÂdala. Misalnya, pada proÂduksi daging ayam dan telur diseÂbabkan naiknya harga paÂkan dan distribusi logistik.
Distribusi masih jadi kenÂdala ya?
Ya. Karena itulah kami memÂbangun koordinasi dengan KeÂmenterian Perhubungan. Untuk mengangkut ternak bisa diguÂnakan melalui kereta api.
Selain itu?
Sekarang ini sedang disiapÂkan distribusi melalui kapal-kapal laut.
Kapan bisa terealisasi?
Kementerian Perhubungan sedang mengupayakan. Mudah-mudahan tahun depan sudah bisa direalisasikan.
Kok distribusi melalui kapal laut baru tahun ini dibiÂcaÂrakan?
Anggarannya kan terbatas, itu faktanya. Ada hal yang menjadi prioritas.
Kendala yang dihadapi petani?
Kebanyakan petani kita itu petani gurem, yang kepeÂmiÂlikan lahannya rata-rata 0,3 hektare. Lahan sempit inilah yang membuat hitungan biayanya menjadi mahal.
Petani memang butuh lahan, karena itu perlu diberi akses tambahan, minimal 2 hektare. Kalau ini bisa dijalankan, maka bisa ada akselerasi produksi.
Apa tawaran solusi dari Kementerian Pertanian?
Kami sudah melakukan perÂtemuan dengan Badan PerÂtaÂnahan Nasional bulan lalu untuk mengÂindentifikasi lahan yang bisa diguÂnakan untuk petani, termasuk unÂtuk menanam jaÂgung dan tebu. Saat ini ada lahan teÂlantar yang diÂidenÂtifikasi seluas 7,5 juta hektare.
Bagaimana hasilnya?
Saat ini masih dikaji. Mudah-mudahan dalam sebulan ini sudah ada lahan-lahan yang bisa diÂoptimalkan. [HARIAN RAKYAT MERDEKA]
Populer
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13
UPDATE
Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08
Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46
Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45
Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09
Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37
Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26
Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56
Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42
Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32
Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59