Berita

donor darah

On The Spot

Takut Lemas, Pendonor Nolak Diambil Darah

PMI Krisis Stok Darah Setiap Ramadhan
MINGGU, 12 AGUSTUS 2012 | 08:57 WIB

.Imran langsung berdiri dari duduknya begitu petugas di posko donor darah PMI memanggil namanya. Sambil membawa kertas formulir, pria yang ingin mendonorkan darahnya ini langsung menghampiri meja di depannya.

Meja yang dihampiri Imran ber­hadap-hadapan dengan deretan bangku plastik, tempat calon pen­donor darah mengantre. Ia me­ng­hampiri meja di sebelah kanan yang ditunggu seorang perem­puan berkerudung.

“Kita cek dulu ya golongan da­rah Pak Imran termasuk hemog­lobinnya sebelum nanti diambil da­rahnya,” ujar petugas perem­puan bernama Dress, sesuai de­ngan tulisan yang di dada sebelah kanannya.

Tanpa membuang waktu, Dress langsung mengambil kotak plastik yang tidak jauh dari tem­patnya. Dari kotak ini, ia ke­mudian mengambil perlengkapan untuk melakukan pemeriksaan golongan darah dan tekanan hemoglobin.

Hanya 3 menit waktu yang di­butuhkan petugas untuk mel­aku­kan pemeriksaan terhadap Imran. Setelah selesai, Imran diper­si­lahkan untuk menuju meja yang ada di sebelah kiri.

Tempat selanjutnya yang dituju Imran adalah meja yang ditung­gui dua orang dokter. Sambil ter­se­nyum, seorang dokter wanita mem­persilahkan Imran untuk duduk.

“Sekarang Bapak akan dipe­rik­sa tekanan darahnya. Seseorang bisa mendonorkan darah bila tekanan darahnya tidak di bawah 100 per 60,” terang dokter wanita tersebut.

Kurang dari dua menit waktu yang dibutuhkan dokter ini untuk memeriksa tekanan darah dari Imran. Setelah dianggap me­me­nuhi persyaratan untuk men­do­nor­kan darah, Imran dipersilakan memasuki ruangan yang ada di sebelah kiri.

Ruangan yang dimaksud meru­pa­kan tempat pengambilan darah. Ada 10 tempat tidur yang dise­dia­kan Palang Merah Indonesia (PMI) untuk pengambilan darah. Posisinya berjejer dari kiri ke kanan tanpa ada tirai penghalang antara ranjang yang satu dengan lainnya.

Imran mengambil tempat tidur di sebelah kiri. Hanya hitungan de­tik, petugas wanita yang seba­gian wajahnya ditutup masker ini menghampiri Imran. Sambil ber­bincang, wanita berkerudung ter­sebut mulai memasangkan pera­la­tan seperti jarum suntik dan botol plastik tempat menampung darah ke tangan kanan milik Imran.

“Alhamdulillah saya sudah menjalani pengambilan darah. Semoga apa yang saya lakukan ini bisa menyelamatkan istri saya yang saat ini sedang di rawat di rumah sakit dan memerlukan pa­so­kan darah,” tutur Imran usai me­lakukan pengambilan darah.

Imran datang ke kantor PMI yang terletak di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat karena di­imbau dokter di rumah sakit yang merawat istrinya. Kata dokter itu, rumah sakit sedang kehabisan stok darah golongan O.

“Istri saya membutuhkan se­ki­tar lima kantong darah. Makanya saya ke sini mengajak 8 orang keluarga dan teman saya untuk mendonorkan darahnya,” beber pria yang mengaku tinggal di Depok ini.

Pria yang bekerja sebagai pe­gawai swasta ini mengaku bukan pertama kali mendonorkan darah­nya Setiap 3 bulan, Imran men­do­norkan darahnya.

Namun mendonorkan darah saat dalam posisi berpuasa me­ru­pa­kan pengalaman baru baginya. “Sebelumnya saya khawatir kalau darah diambil saat puasa bisa batal dan membuat tubuh yang tidak diisi makanan selama beberapa jam akan semakin le­mah,” ungkapnya.

“Tapi ternyata pendapat saya itu keliru. Setelah diyakinkan bah­wa donor darah tidak akan mem­batalkan puasa juga tidak akan membuat tubuh lemah, ak­hirya saya berani. Efeknya me­mang tidak terlalu terasa,” kata Imran yang mengaku sedang puasa saat diambil darahnya.

Ketakutan seperti yang dialami Imran yang membuat orang enggan mendonorkan darahnya selama bulan Ramadhan. Akibat­nya, PMI mengalami krisis per­sediaan darah.

Pada hari biasa, lembaga yang dipimpin Jusuf Kalla ini bisa me­ngumpulkan lebih dari seribu kan­tong darah per hari. Selama Ra­madhan hanya bisa mengum­pulkan 400 kantong darah saja.

“Padahal permintaan darah se­tiap harinya tidak pernah me­nga­lami penurunan, yakni tetap di­angkap 1.000 kantong per hari­nya. Tak heran banyak pasien me­ngeluh karena stok darah di sini sering kosong,” kata Kepala Unit Donor Darah PMI DKI, Jakarta Salimar Salim.

Idealnya, kata Salimar, PMI memiliki stok darah untuk empat hari ke depan. Ini untuk menjaga ke­seimbangan persediaan de­ngan permintaan darah. Lantaran pen­donor berkurang, PMI hanya bisa memenuhi stok untu dua hari.

“Ini terjadi, karena memang minat masyarakat untuk men­donor darah sangat berkurang se­lama Ramadhan. Perusahaan dan beberapa instansi yang selama ini menjadi donor tetap bagi PMI me­nolak pengambilan darah selama Ramadhan,” kata Salimar.

Posko donor darah PMI di Ja­lan Kramat Raya, Jakarta Pusat siap melayani pendonor selama 24 jam sehari. Selama Rama­dhan, posko dipindahkan ke lantai lima. Sebelumnya berada di lantai dasar.

Pantauan Rakyat Merdeka, ha­nya beberapa petugas yang me­nunggui posko ini. Di ruang tunggu, hanya beberapa bangku plastik yang terlihat diisi calon pendonor.

Tak hanya di ruang tunggu, di ruangan tempat pengambilan darah suana lengang juga terlihat. Dari 10 tempat tidur yang dise­dia­kan untuk calon pendonor, ha­nya setengahnya yang terpakai.

Kondisi yang sama juga terl­i­hat saat Rakyat Merdeka men­da­tangi ruang pendingin, tempat di mana darah dari pendonor di­sim­pan. Di ruangan sempit yang berbentuk memanjang ini terdapat dua rak dari besi yang diletakkan berhadapan.

Di rak besi yang memiliki 6 tingkat ini diletakkan keranjang-keranjang plastik yang posisinya saling berderetan. Setiap ke­ran­jang plastik berisi darah yang su­dah dikemas dalam kantong plas­tik berukuran persegi.

Pantauan Rakyat Merdeka, se­tiap keranjang yang diberi label nama rumah sakit tertentu di­pe­nuhi beberapa kantong darah. Bahkan ada beberapa keranjang plastik yang terlihat kosong, tan­pa ada kantong darah di dalamnya.

“Memang ada yang donor se­tiap harinya. Tapi mereka yang men­donor darah umumnya bersi­fat langsung. Artinya, darah yang di­donorkan sudah langsung di­peruntukkan bagi orang yang su­dah ditunjuknya,” kata pria pen­jaga ruang pendingin tersebut.

Cari Pendonor Di Mal & Kampus

Untuk mengatasi kebutuhan darah pada bulan puasa, Palang Merah Indonesia melakukan sistem jemput bola. Petugas PMI bersedia mengambil darah pendonor pada malam hari setelah berbuka puasa.

Kepala Unit Donor Darah PMI DKI Jakarta Salimar Salim mengatakan, sistem jemput bola sebenarnya bukan hal baru dalam mendapatkan persediaan darah. Di luar bulan Ramadhan, cara seperti ini rutin dilakukan. Hanya bedanya, lebih terarah dan jelas sasarannya.

“Selama ini kami bekerja­sama dengan instansi swasta dan pemerintah untuk menda­patkan darah. Setiap instansi itu sudah memiliki jadwal pasti kapan kami akan datangkan untuk pe­ngambilan darahnya. Biasa­nya 3 bulan sekali,” jelas Salimar.

Namun memasuki bulan Ra­madhan ini, beberapa instansi yang sudah masuk jatuh tempo mendonor menolak pengam­bilan darah. Instansi itu me­minta agar jadwal pengambilan darah ditunda sampai setelah lebaran.

“Mungkin kondisi keku­ra­ngan stok darah tidak jadi ma­salah untuk pasien yang punya kerabat sebagai pendonor. Tetapi, akan susah untuk pasien yang tidak mempunyai kera­bat,” katanya.

Karena permintaan darah te­tap sama saat ramadhan, akhir­nya PMI membuat strategi baru. Apa itu? “Bagi komunitas non-Muslim, kegiatan donor darah dilakukan di gereja, wihara, dan sekolah. Untuk komunitas Mus­lim, kegiatan dilakukan di masjid pada sore hingga malam hari,” terangnya.

Tak hanya itu, sambungnya, PMI juga menambah gerai unit donor darah (UDD) di pusat per­belanjaan dan kampus. Gerai UDD berada di mal Senayan City, Pusat Grosir Tanah Abang, dan Universitas Trisakti (Ja­karta), Mal Metropolitan (Be­kasi), mal Tunjungan Plaza (Su­rabaya), ser­ta mal Mari Plaza dan Universitas Hasanuddin (Makassar).

“Meskipun belum sepe­nuh­nya mencukupi persediaan da­rah yang ada. Tapi cara ini cu­kup efektif dalam menambah jum­lah donor hingga beberapa per­sen,” ungkapnya.

Sesudah Sahur Atau Sebelum Berbuka Puasa

Donor Darah Di Bulan Ramadhan

Alasan sedang berpuasa menjadi penyebab menurunnya minat seseorang untuk men­do­norkan darahnya. Padahal, sejak tahun 2008, Majelis Ulama In­donesia (MUI) DKI Jakarta su­dah mengeluarkan fatwa bahwa mendonorkan darah tidak akan mengganggu ibadah puasa.

“Mitos ini tidak benar. Donor darah saat puasa malah sangat bermanfaat bagi kesehatan pen­donornya, seperti penurunan berat badan, pembakaran kalori, tubuh memproduksi sel darah merah baru, dan jantung lebih se­hat,” ujar Ari Fahrial Syam, dok­ter spesialis penyakit dalam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).

Namun demi menjaga ibadah puasa, Ari menyarankan agar umat Islam mendonorkan da­rah­nya saat menjelang dan se­sudah buka puasa. Namun itu bisa dilakukan bila memenuhi beberapa persyaratan.

Apa syaratnya? Kata dia, te­kanan darah sistolik 160-110 dan diastolik 70-100. Kemudian hemoglobin lebih besar dari 12,5. Pendonor tidak sedang kondisi demam atau suhu badah tidak lebih rendah dari 37,5 derajat. Berat badan pendonor minimal 45 kilogram.

Kepala Unit Tranfusi Darah Daerah (UTDD) PMI DKI Sali­mar Salim juga tidak mem­bantah bahwa alasan berpuasa yang menyebabkan minat men­do­norkan darah menurun. Aki­bat­nya, dari tahun ke tahun ma­salah yang dihadapi PMI selalu sama di saat Ramadhan: keku­rangan stok darah.

“Banyak masyarakat yang khawatir, kalau donor darah siang hari akan mengganggu iba­dah puasa karena menjadi le­mas. Dan akhirnya membuat batal puasa,” ujarnya.

Menurut Salimar, sejak 2008 MUI DKI sudah mengeluarkan fatwa soal donor darah saat ber­puasa. “Selain tidak batal, me­ngacu fatwa MUI itu justru do­nor darah bisa menambah pa­hala di bulan Ramadhan. Tapi sayangnya fatwa ini kurang baik tersosialisasi,” tegasnya.

Selama bulan puasa, biasanya terjadi penurunan jumlah p­a­so­kan darah sampai 50 persen. Pada hari biasa, darah yang di­kumpulkan mencapai 800 hingga 1.000 kantong per hari.  

Untuk mencegah pendonor mengalami dehidrasi, kata Sa­limar, bisa disiati dengan me­la­kukan pengambilan darah men­jelang jam buka puasa atau se­habis sahur. “Jangan lupa me­ngonsumsi cukup cairan sebe­lum melakukan donor,” imbuhnya.

Mereka yang dinyatakan bo­leh mendonorkan adalah orang yang berusia di atas 17 tahun, bertubuh sehat, memiliki berat badan minimal 45 kilogram, tekanan darah minimal 100/60, serta kadar hemogloblin 12,5 - 17. [Harian Rakyat Merdeka]


Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

UPDATE

TB Hasanuddin Kritik Raffi Ahmad Pakai Seragam TNI: Ada Aturannya!

Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:48

Prabowo Harus Buktikan Betul-betul Bentuk Zaken Kabinet

Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:38

Ketum Garuda Diduga Aniaya Wanita Pernah Gagal Nyaleg Lewat Gerindra

Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:31

Hujan Ringan Diperkirakan Basahi Jakarta

Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:17

Bambang Haryo Tinjau Pembangunan Terminal Internasional Bimoku

Kamis, 10 Oktober 2024 | 06:50

Bahlil Diminta Serius Menata Ulang Aturan Pemanfaatan EBT

Kamis, 10 Oktober 2024 | 06:20

Dukung Program Makanan Bergizi, KKP Gerilya Protein Ikan

Kamis, 10 Oktober 2024 | 05:50

Danjen Kopassus Pimpin Sertijab Sejumlah Posisi Strategis

Kamis, 10 Oktober 2024 | 05:25

Indonesia Ajak Negara Asia Pasifik Mitigasi Perubahan Iklim

Kamis, 10 Oktober 2024 | 04:58

Mbak Ita Optimis Gelaran Sembiz Mampu Gaet Banyak Investor

Kamis, 10 Oktober 2024 | 04:30

Selengkapnya