Berita

ilustrasi/ist

Eks Bintang Dua Polisi: Ada Kebohongan atau Sikap Tidak Sportif KPK

SABTU, 04 AGUSTUS 2012 | 09:35 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Publik jangan terlalu cepat menilai Polri lamban bekerja atau hendak melindungi anggotanya yang korup. Publik seharusnya mengetahui alur penanganan kasus dugaan korupsi simulator SIM bahwa sejak bulan Mei Polri telah melakukan penyelidikan.

"Kalau penyelidikan dilakukan bulan Mei, apakah naik ke penyidikan di bulan Juli itu dianggap lamban?" ujar Wakil Ketua Umum Ikatan Sarjana dan Profesi Perpolisian Indonesia, Irjen (Purn) Sisno Adiwinoto, dalam diskusi "Masak Sih Polisi Korupsi?" di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (4/8).

Menurut dia, dalam kasus ini, KPK bukan saja melanggar MoU antara polisi dengan KPK. Di MoU diatur, jika mau menggeledah, harus memberi tahu. Begitu juga soal pengambilalihan kasus, yang juga harus diberitahu lebih dulu. Setahu dia, KPK belum pernah memberitahu baik lisan atau tertulis kepada Polri.


Dalam penyitaan barang bukti dari kantor Korlantas Polri, KPK juga langgar UU-nya sendiri.

"Penyitaan itu seperti merampok, mestinya ada berita acara penyitaan," tegasnya.

Kemudian, lanjut dia, ada satu kebohongan atau sikap tak sportif dari KPK, karena pada tanggal 30 Juli, waktu Ketua KPK datang Ke kapolri, dia menyatakan akan melakukan penyidikan terhadap DS. Kemudian pada 30 Juli itu pula Kabareskrim minta waktu agar tanggal 31 Juli memaparkan apa hasil penyelidikan Polri dalam kasus yang sama. Kapolri pun meminta KPK menunggu satu dua hari karena Polri juga lakukan penyelidikan.

"Tapi pada hari itu juga (30 Juli), dilakukan penggeledahan di kantor Korlantas Polri padahal belum pernah minta izin dari Kapolri. Harusnya KPK tidak diizinkan masuk sama sekali oleh petugas karena belum ada izin dari komandannya," ungkapnya. [ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Kreditur Tak Boleh Cuci Tangan: OJK Perketat Aturan Penagihan Utang Pasca Tragedi Kalibata

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:15

Dolar Melemah di Tengah Data Tenaga Kerja AS yang Variatif

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00

Penghormatan 75 Tahun Pengabdian: Memori Kolektif Haji dalam Buku Pamungkas Ditjen PHU

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:48

Emas Menguat Didorong Data Pengangguran AS dan Prospek Pemangkasan Suku Bunga Fed

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:23

Bursa Eropa Tumbang Dihantam Data Ketenagakerjaan AS dan Kecemasan Global

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:01

Pembatasan Truk saat Nataru Bisa Picu Kenaikan Biaya Logistik

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:46

Dokter Tifa Kecewa Penyidik Perlihatkan Ijazah Jokowi cuma 10 Menit

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:35

Lompatan Cara Belajar

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:22

Jakarta Hasilkan Bahan Bakar Alternatif dari RDF Plant Rorotan

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:11

Dedi Mulyadi Larang Angkot di Puncak Beroperasi selama Nataru

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:48

Selengkapnya