Suryadharma Ali
Suryadharma Ali
“Kami belum memutuskan siaÂpa yang dicalonkan. Saat ini PPP maÂsih fokus pada persiapan PeÂmilu 2014,†kata Ketua Umum PPP Suryadharma Ali kepada Rakyat Merdeka, keÂmarin.
Menurut Menteri Agama itu, capres PPP nantinya bisa dari inÂterÂÂnal dan eksternal. Sekarang masih taÂhap penjajakan.
Ini berarti penentuan capres PPP setelah pemilihan legislatif. “Saat ini masih sangat belum teÂpat penentuan capres dan cawaÂpres,†katanya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Apa mungkin PPP bisa memÂperoleh suara signifikan dalam pemilu legislatif?
Kami menginginkan hasil peÂrolehan Pemilu 2014 lebih besar dari 2009. Kalau suara PPP beÂsar, tentu lebih mudah menentuÂkan capres.
Lebih condong ke tokoh inÂterÂÂnal atau eksternal?
Capres dari PPP itu tidak meÂnuÂtup kemungkinan dari eksÂternal. Tapi bisa juga dari interÂnal. Kami akan melihat mana yang pantas, apakah dari tokoh-tokoh internal PPP atau di luar PPP. Kami akan obyektif, rasioÂnal demi kepentingan negara. BuÂkan kepenÂtingan kelompok semata.
Apa dari internal itu Anda, karena ada kader PPP mengÂinginkan seperti itu?
Harapan dan dukungan itulah yang akan dicermati secara baik. Apakah cukup signifikan atau tidak signifikan. Dukungan sih boleh saja. Tapi tentunya perlu perÂtimbangan mendalam.
Kalau eksternal, siapa tokoh yang dielus?
Tentunya tokoh yang sudah diÂsebut-sebut itu, ada Pak Hatta RaÂjasa, Pak Aburizal Bakrie, Pak PraÂbowo Subianto, Pak Jusuf Kalla, dan tidak menutup keÂmungÂkinan Nasdem pun akan meÂmunculkan tokohnya baik sebÂagai capres atau cawaprers. Kami hitung semuanya dan baÂgaiÂmana selera publik.
Bukankah banyak kader PPP banyak yang menginginÂkan Jusuf Kalla?
Itu nggak benar. Kami belum puÂtuskan Jusuf Kalla (JK) sebaÂgai capres. Nama Jusuf Kalla munÂcul pada saat Musyawarah NaÂsional PPP beberapa waktu lalu. Itu kan sebagai wacana. Itu sah-sah saja.
PPP itu sebagai partai terbuÂka. Tetapi yang harus dilihat itu keÂputusan formalnya. Saat MuÂnas waktu itu sama sekali tiÂdak membicarakan soal capres atau cawapres apalagi mencaÂlonÂkan.
Bagaimana caranya PPP menÂÂdongkrak suara dalam Pemilu 2014?
Paling utama bagi saya saat ini adalah bagaimana caranya meÂraih suara sebanyak-banyaknya. Karena banyak lembaga survei yang menyatakan bahwa elektaÂbiliÂtas PPP cukup rendah.
Anda yakin dengan pernyaÂtaan lembaga survei itu?
Jika dibandingkan pada 2009 sesungguhnya lebih tinggi. Pada 2009, banyak lembaga survei yang memprediksi PPP hanya memperoleh 1,9 sampai 2,1 perÂsen. Tetapi kenyataannya PPP meÂnÂcapai 6 persen.
Nah, sekarang ini banyak lemÂbaga survei yang menyatakan PPP hanya akan memperoleh 4 atau 5 persen. Itu artinya jauh leÂbih tinggi dibandingkan prediksi lembaga survei pada 2009.
Meski demikian, kami juga tidak boleh terlena dengan hasil daÂri survei. Bisa saja hasil dari lemÂbaga survei itu meleset. Kami terus memantau dan menimbang, apakah tokoh dari dalam atau luar menjadi capres.
Bagaimana dengan Pilkada?
Tidak harus tokohnya dari daÂlam. PPP melihat tokoh-tokoh eksÂternal. Kalau tokoh eksternal leÂbih baik, itu yang didukung. Tapi kalau merasa tokoh internal lebih baik, itu yang dijagokan.
Misalnya, gubernur KalimanÂtan Selatan itu dari PPP, begitu juÂga di Sulawesi Tenggara, tokoh PPP lebih baik dari yang lain. BeÂgiÂtu juga di Riau, kami akan mengÂusung kader sendiri.
Sementara di DKI Jakarta, nggak ada dari PPP, kami ini meÂlihat kenyataan secara obyektif saja. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13
UPDATE
Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08
Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46
Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45
Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09
Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37
Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26
Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56
Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42
Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32
Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59