Berita

ilustrasi/ist

PPP: Perluas Lahan Tanam Kedelai di Luar Jawa

RABU, 25 JULI 2012 | 20:45 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

RMOL. Pemerintah harus mengatur tata niaga kedelai sehingga  merangsang keinginan petani untuk menanam kedelai. Tidak boleh serahkan harga kedelai kepada mekanisme pasar internasional karena akan makin menciptakan ketergantungan penuh pada impor sebagaimana terjadi saat ini.

Ketua Komisi IV DPR RI, Romahurmuziy, mengatakan hal itu dalam penjelasan persnya, Rabu (25/7). Romy, panggilan Romahurmuziy, menyebutkan, produksi kedelai nasional terus menurun dari 1,4 juta ton pada 1990 menjadi hanya 851 ribu ton pada 2011, sementara konsumsi nasional mencapai 2,4 juta ton pada 2011.

Dengan rata-rata produktivitas hanya 1,368 ton/ha pada 2011, sulit meminta petani lokal bersaing head to head dengan produksi AS yang merupakan produk residual dengan skala industri. Sebagai catatan, luas kepemilikan lahan petani lokal rata-rata hanya 0,3 ha, sementara di AS rata-rata 60 ha.


"Petani tidak berminat menanam kedelai karena keuntungan yang diperoleh lebih kecil dibanding komoditas lain. Apalagi harga kedelai impor lebih murah dibanding kedelai lokal," tambahnya.

Rata-rata biaya pengusahaan kedelai lokal mencapai Rp 5500/kg, sedangkan kedelai impor pada kondisi normal berkisar Rp 4000-5000/kg.

Sekjen DPP PPP ini menyampaikan langkah-langkah yang dapat dilakukan pemerintah untuk memperkuat pemenuhan kedelai nasional. Pertama, program perluasan lahan tanam kedelai di luar Jawa sekaligus meningkatkan produktivitas. Untuk memenuhi konsumsi kedelai nasional, diperlukan minimal 1,25 juta ha lahan tanam dengan produktivitas 2 ton/ha.

"Upaya penambahan lahan kedelai di Jawa akan sia-sia karena lahannya tidak ada dan kalah bersaing dengan padi, yang juga sedang terus ditingkatkan produksinya demi mendapai surplus beras 10 juta ton pada 2014," jelas Romy.

Kedua, penerapan tata niaga kedelai dalam rangka peningkatan taraf hidup petani kedelai untuk merangsang peningkatan produksi kedelai nasional. Bahkan Romy juga mendukung aksi mogok yang dilakukan oleh para perajin tahu dan tempe sebagai sinyal kenaikan harga kepada konsumen. Kenaikan harga kedelai harus dimanfaatkan sebagai momentum peningkatan pendapatan bagi petani kedelai.

Romy berharap bahwa harga kedelai dapat dijaga di level Rp 6500-an/kg, untuk dapat menciptakan gairah menanam petani kedelai lokal. [ald]

Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya