Berita

PUTIN/IST

LAPORAN DARI RUSIA

Presiden Vladimir Putin Melawan Skenario Berdarah di Suriah

RABU, 25 JULI 2012 | 09:59 WIB | LAPORAN: SVET ZAKHAROV

. Untuk menuntaskan krisis Suriah, pertama-tama yang harus diperbuat ialah menghentikan  kekerasan dan duduk di meja perundingan.

Demikian disampaikan Presiden Rusia, Vladimir Putin, usai bertemu dengan Perdana Menteri Italia,  M Monti, di Soci Soci pada 23 Juli lalu. Menurut Putin, masa depan Suriah harus diputuskan bukan berdasarkan kekalahan ataukah kemenangan sesuatu pihak, tetapi harus berdasarkan persetujuan bersama dan kompromi

"Kami tidak ingin situasi berkembang menurut skenario paling berdarah dan berkembang terus. Entah berapa lamanya, seperti di Afghanistan," tegas Putin, sambil menekankan bahwa semua pihak ingin hidup damai dan semua negara ingin dapat diterima satu sama lain.


"Kami merasa cemas  jika pimpinan negara yang sekarang akan disingkirkan dari kekuasaan dengan jalan non-konstitusionil, maka kaum oposisi  dan pimpinan sekarang dapat bertukar tempatnya, yang satu akan menjadi penguasa, sedangakan yang kedua menjadi oposisi. Dan perang saudara akan terus berkekecamuk entah berapa lamanya," ungkap Putin.

Putin pun mengusulkan beberapa tahanapan untuk menunstaskan persoalan di Suriah ini. Tahapan tersebut adalah penghentian peperangan dan kekerasan oleh kedua belah pihak, tahaan perundingan, dan tahapan penentuan dasar konstitusionil negara masa depan yang kemudian disusul dengan perubahan struktural. Putin pun tak mau perubahan struktural menjadi tahapan pertama sebab akan menimbulkan krisis terus menerus.

"Mencapai kata sepakat antara semua yang ikut serta dalam prosesi kompromi ini merupakan bentuk mengedepankan kepentingan umum, dan yang terpenting mengedepankan kepentingan rakyat Suriah," demikian Putin. [ysa]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

UPDATE

Denny Indrayana Ingatkan Konsekuensi Putusan MKMK dalam Kasus Arsul Sani

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:30

HAPPI Dorong Regulasi Sempadan Pantai Naik Jadi PP

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:22

Pembentukan Raperda Penyelenggaraan Pasar Libatkan Masyarakat

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:04

Ijazah Asli Jokowi Sama seperti Postingan Dian Sandi

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:38

Inovasi Jadi Kunci Hadapi Masalah Narkoba

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:12

DPR: Jangan Kasih Ruang Pelaku Ujaran Kebencian!

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:06

Korban Meninggal Banjir Sumatera Jadi 1.030 Jiwa, 206 Hilang

Senin, 15 Desember 2025 | 23:34

Bencana Sumatera, Telaah Konstitusi dan Sustainability

Senin, 15 Desember 2025 | 23:34

PB HMI Tegaskan Putusan PTUN terkait Suhartoyo Wajib Ditaati

Senin, 15 Desember 2025 | 23:10

Yaqut Cholil Masih Saja Diagendakan Diperiksa KPK

Senin, 15 Desember 2025 | 23:07

Selengkapnya