RMOL. Halida Hatta berjalan terburu-buru ke arah pintu keluar Hotel Sari Pan Pacifik, Jakarta Pusat. Lengan kirinya mengepit map. Langkahnya terhenti ketika tas kecil biru yang dibawanya berÂgeÂtar keras. Ia merogoh dan meÂngeluarkan handphone hitam dari dalam tas.
Sekitar lima menit, putri prokÂlamator Muhammad Hatta ini berÂbincang dengan seseorang melalui telepon. Pembicaraannya terdengar serius. Diselipi tawa kecil wanita berambut hitam sebahu itu.
“Saya mau ke Gedung Sate BanÂÂdung untuk penutupan seÂminar. Kami harus sampai sebeÂlum acara penutupan. Karena GuÂbernur Jawa Barat Ahmad HeryaÂwan yang nanti akan menutup seminar,†kata Halida saat ditemui Rakyat MerÂdeka, Jumat lalu (13/7).
Selama tiga hari Halida ikut seÂminar internasional soal pemÂbangunan bangsa dan martabat peÂrempuan. Seminar interÂnaÂsioÂnal itu juga diisi diskusi. Halida menjadi moderatornya.
“Melalui seminar ini kami berusaha membangun masyaÂraÂkat yang mandiri, giat berkarya untuk memperbaiki ekonomi yang berwawasan. Kesetaraan gender juga menjadi isu penting yang diangkat dalam seminar ini,†terangnya.
Seminar itu diselenggarakan Indonesia Petroleum Association Convention Exhibition (INPEX). “Ini bentuk kontribusi saya dan perusahaan dalam hal pemÂbaÂngunan bangsa. Sekarang dan ke depan saya sibuk dalam hal-hal seperti ini,†kata Halida.
Itulah sekelumit kegiatan HaÂlida Hatta setelah mundur dari duÂnia politik. Beberapa waktu lalu dia memutuskan berhenti jadi waÂkil ketua umum Partai GeÂraÂkan InÂdonesia Raya (Gerindra).
Jebolan FISIP Universitas InÂdonesia (UI) itu lalu kembali ke duÂnia kerja. Ia meniti karier seÂbaÂgai Senior Staff CommuÂniÂcaÂtion & Social Investment di INPEX. Perusahaan ini berkantor di IndoÂnesia Stock Exchange Building Tower II Jalan Jenderal Sudirman Kavling 52-53, Jakarta Selatan. Kata Halida, INPEX bergerak di bidang minyak dan gas bumi.
“Ini merupakan perusahaan internasional milik Jepang. Dan saya belum lama juga bergabung deÂngan perusahaan ini. Ketika meÂmutuskan untuk bekerja di sini, tentu saya harus mengambil risiko untuk keluar dari politik biar bisa profesional,†kata Halida.
Perusahaan tempatnya bekerja melarang pegawai terlibat dalam kepengurusan partai politik. “Saya keluar dari Gerindra kareÂna memang tuntutan proÂfeÂsioÂnaÂlitas. Saya ini kan bekerja di inÂdustri yang menuntut saya harus beÂkerja profesional,†katanya lagi.
Sibuk meniti karier di perusaÂhaÂan skala internasional itu, HaÂlida kerap tidak hadir saat rapat dan kegiatan partai. “SeÂhingga saya tidak bisa memenuhi tangÂgung jawab di partai. Moral saya tak menerima itu,†katanya.
Keluarganya lalu meminta mundur dari dunia politik. “MeÂlihat kesibukan saya beberapa bulan ini, mungkin yang memÂbuat keluarga meminta saya unÂtuk tidak lagi di dunia politik. TerutaÂma kakak saya (Meutia Hatta) yang menyarankan agar saya foÂkus saja di dunia kerja,†tambahnya.
Halida lalu memutuskan keluar dari Gerindra. Juga keluar dari PeÂrempuan Indonesia Raya (PIRA), organisasi underbouw Gerindra. Pada 13 April dia meÂnulis surat mengundurkan diri. Surat ditujukan ke Ketua Dewan Pembina Prabowo Subianto. Ditembuskan ke Ketua Umum, Wakil Ketua Umum Bidang Politik. “Saya keluar dari segala aktivitas politik,†tandasnya.
Kenapa pilihannya jatuh ke perusahaan asing? Ia merasa bisa memiliki peran besar di INPEX. “Perusahaan itu memiliki tangÂgung jawab sosial dalam pemÂbaÂngunan masyarakat. Nah, peran itulah yang kini saya emban di perusahaan tempat saya bekerja,†kata Halida.
Seminar internasional yang diÂgelar perusahaannya merupakan salah satu kontribusi dalam pemÂbangunan masyarakat di InÂdoÂnesia. “Pembicaranya pun tidak hanya dari lokal Indonesia saja, tapi juga dari negara lain seperti Jepang, India, Cina dan beberapa negara lagi. Sehingga menambah referensi pengetahuan bagi seÂluÂruh peserta,†ujar Halida.
Selain menggelar seminar, Halida melakukan penelitian dan perluasan jaringan di seluruh InÂdonesia untuk menjalankan proÂgram pemberdayaan dan pemÂbaÂngunan masyarakat.
Kerja di perusahaan asing gajiÂnya besar dong? Halida spontan tertawa. Ia enggan membeberkan besarnya gaji yang diterima dari INPEX. Menurut dia, kesibukan saat ini bukan semata-mata untuk mencari uang tapi juga sebagai bentuk pengabdian kepada maÂsyarakat. “Saya merasa enjoy dan bangga bisa bergabung di peÂrusahaan ini.â€
Selain dari bekerja di sini, HaÂlida juga memperoleh pengÂhaÂsiÂlan dari mengajar. “Pada dasarÂnya, kami ini keluarga pendidik. Saya sudah aktif jadi guru sejak lama,†terangnya sambil terÂseÂnyum. Halida jadi guru musik di beberapa sekolah di Jakarta.
Didekati Nasdem Tapi Belum Dipinang Resmi
Sejumlah partai mengincar Halida Hatta setelah mundur dari Gerindra. Tawaran bergaÂbung pun disampaikan. AkanÂkah putri proklamator MuhamÂmad Hatta ini tertarik balik ke duÂnia politik? Kepada Rakyat Merdeka, Halida Hatta tak meÂnutup kemungkinan akan kemÂbali ke panggung poliÂtik. NaÂmun dia akan melihat dulu siÂtuasi di masyarakat.
“Kalau memang garis hidup saya menentukan bahwa saya harus kembali di politik, tentuÂnya itu tidak bisa dihindari. HaÂnya sekarang, saya ingin fokus dulu dalam bidang baru yang sedang saya geluti ini,†ujarnya.
Kata Halida, sebagai orang yang cukup lama berkecimpung di dunia politik tentu tidak bisa langÂÂsung begitu saja menutup diri dari pergaulan antar sesama politisi. Komunikasi tetap dijaÂga meskipun sudah tak lagi terÂcatat aktif sebagai pengurus partai.
“Saya banyak kenalan politisi dari partai yang berbeda-beda. Ada yang dari Golkar, PDIP, DeÂmokrat dan partai lainnya. Sampai saat ini pun, saya juga masih menjaga hubungan baik dengan mereka,†jelasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasÂdem) Patrice Rio Capella meÂnilai, Halida sosok yang meÂmÂpuÂnyai integritas dan kapaÂbilitas. Karena itu, ia mengaku sudah meminang putri Bung Hatta itu untuk bergabung berÂsama partainya.
“Kami sudah membuka koÂmunikasi. Tentunya, kami membuka diri dan tangan seleÂbar-lebarnya jika Halida mau bergabung,†ujar Rio.
Menurut Rio, Halida memiÂliki prinsip seperti ayahnya yang tak sungkan memilih munÂdur jika ada hal yang sesuai deÂngan prinsip yang diyakini. “Prinsip itu sesuai dengan visi yang diÂperjuangkan Nasdem, melakuÂkan gerakan perubahan untuk negeri ini. Bukan sekadar memÂpertahankan jabatan,†ujarnya.
Menyikapi tawaran Nasdem, Halida mengatakan ia memang memiliki banyak teman di partai yang dibidani Surya Paloh itu. Banyak alumni Universitas InÂdoÂnesia yang bergabung di NasÂdem. Ia tetap menjalin koÂmuÂniÂkasi dengan mereka.
Namun komunikasi yang diÂjaÂlin ini, kata Halida, jangan dilihat sebagai langkah untuk “loncat pagar†ke Nasdem. KoÂmuÂnikasi itu sebatas silaturahmi dan hubungan pertemanan, buÂkan hubungan politik.
“Kalau dibilang saya dilamar oleh Nasdem, saya merasa tersanjung. Tapi jujur belum ada pembicaraan ke arah sana. Sampai saat ini belum ada yang secara resmi meminta saya unÂtuk bergabung bersama NasÂdem,†pungkasnya. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03
Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21
Senin, 30 September 2024 | 05:26
Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45
Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46
Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01
Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53
UPDATE
Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:48
Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:38
Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:31
Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:17
Kamis, 10 Oktober 2024 | 06:50
Kamis, 10 Oktober 2024 | 06:20
Kamis, 10 Oktober 2024 | 05:50
Kamis, 10 Oktober 2024 | 05:25
Kamis, 10 Oktober 2024 | 04:58
Kamis, 10 Oktober 2024 | 04:30