Berita

ilustrasi/ist

Capres-capres Nasakom Versi SMRC dan LSI

SENIN, 09 JULI 2012 | 07:31 WIB | LAPORAN:

RMOL. Nasakom identik dengan gagasan brilian Presiden Soekarno untuk menyatukan bangsa yang plural secara politik. Nasakom, atau nasionalisme, agama dan komunis, juga merupakan ide cerdas Bung Karno untuk meminimalisir benturan ideologi saat itu.

Belakangan, pasca reformasi, muncul plesetan untuk istilah nasakom. Kepanjangan nasakom menjadi "nasib satu koma". Kepanjangan ini merujuk pada partai politik yang tidak loloske Senayan karena dibatasi oleh parliamentary threshold sebesar 2,5 persen. Partai gurem itu pun dikenal sebagai partai nasakom atau yang bernasib hanya meraih suara di bawah satu persen.

Minggu kemarin (8/7), Saiful Mujani Research dan Consulting (SMRC) dan Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis hasil survei yang digelar pada 20-30 Juni 2012 dan melibatkan 1.219 responden. Survei ini terkait dengan calon presiden yang populer. Sayangnya, di antara capres yang beredar itu ternyata ada "nasakom", yang artinya tingkat elektroal mereka hanya satu koma sekian persen.


Di antara capres "nasakom" itu adalah Surya Paloh yang mencapai tingkat elektoral sebesar 1,4 persen, Wiranto yang hanya mencapai 1,1 persen, Sultan Hamengku Buwono X yang hanya mencapai 0,9 persen,  Dahlan Iskan yang hanya mencapai 0,9 persen dan Hatta Rajasa yang mencapai 0,7 persen.

Sementara itu, calon presiden yang mendapat tingkat elektoral lebih tinggi adalah Prabowo Subianto yang mencapai 10,6 persen, Megawati mencapai 8 persen, Aburizal mencapai 4,4 persen, Any Yudhyono mencapai 4,3 persen, dan Jusuf Kalla mencapai 3, 7 persen. [ysa]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

BNN-BNPP Awasi Ketat Jalur Tikus Narkoba di Perbatasan

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:09

Perkuat Keharmonisan di Jakarta Lewat Pesona Bhinneka Tunggal Ika

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:01

Ahmad Doli Kurnia Ditunjuk Jadi Plt Ketua Golkar Sumut

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:47

Ibas: Anak Muda Jangan Gengsi Jadi Petani

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:26

Apel Besar Nelayan Cetak Rekor MURI

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:19

KPK Akui OTT di Kalsel, Enam Orang Dicokok

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:12

Pemerintah Didorong Akhiri Politik Upah Murah

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:00

OTT Jaksa oleh KPK, Kejagung: Masih Koordinasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:53

Tak Puas Gelar Perkara Khusus, Polisi Tantang Roy Suryo Cs Tempuh Praperadilan

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Menkeu Purbaya Bantah Bantuan Bencana Luar Negeri Dikenakan Pajak

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Selengkapnya