PT Federal International Finance (FIF)
PT Federal International Finance (FIF)
RMOL.Gara-gara aksi perusakan sejumlah kantor cabang di daerah, membuat PT Federal International Finance (FIF) memperketat pengawasan dalam proses penagihan di lapangan. Anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) ini mengklaim tidak pernah menggunakan jasa penagih atau debt collector dari pihak ketiga.
FIF melakukan penagihan kreÂdit macet cukup melalui karÂyaÂwanÂnya yang sudah tersÂtanÂdaÂrisasi dan dapat dipertangÂgung jaÂwabÂkan. Hal itu ditegasÂkan PreÂsiden Direktur FIF SuÂharÂtono menangÂgapi banyaknya kantor FIF yang dirusak massa akibat ulah nakal oknum debt collector di lapaÂngan.
“Memang ada kantor FIF di daerah yang dirusak massa akiÂbat ulah oknumdebt collector, seÂperti Tasikmalaya, BiÂma, SuÂkaÂbumi dan lainnya. ToÂtal keruÂgian yang ditangÂgung tidak begitu besar. Tetapi tingkat kepercayaan publik yang paling besar meÂnurun,†kaÂta Suhartono tanpa memÂbeÂriÂtahu sejauh mana peÂnÂanganan huÂkum kasus peruÂsakan kanÂtorÂnya itu, Jumat (22/6).
Menurut dia, perusakan kantor FIF di beberapa wilayah tidak menjadikan perusahaannya terÂpuruk, apalagi merugi dan bangÂkrut. Segala perbaikan pun telah dilakukan, untuk meraih kemÂbali kepercayaan publik dalam mengÂgunakan jasa perusahaan pemÂbiayaannya.
“Saya percaya kasus yang terÂjadi selama ini bukan keÂsaÂlahan FIF seutuhnya, tapi oknum debt collector yang sengaja ingin mengÂÂhanÂcurkan perusahaan,†tuÂding Suhartono tanpa meÂnyebut siapa yang dimaksud.
Sebagai bentuk perbaikan, peÂruÂsahaan pembiayaan kendaÂraan merek Honda ini, melaÂkuÂkan penataan kembali proses penagiÂhan oleh pihak internal FIF.
“Pembenahan terus kami laÂkukan supaya tingkat keperÂcaÂyaan dan rasa aman konsumen bisa terjaga,†ujar Suhartono.
Dia kembali menegaskan, peÂnagihan FIF selama ini dilaÂkukan oleh internal dan tidak mengÂgunakan jasa penagihan atau debt collector.
“Selama ini yang melakukan penagihan utang adalah karyaÂwan FIF yang sudah terstanÂdaÂrisasi dan dapat dipertangung jawabkan,†terang Suhartono.
Menurutnya, stanÂdard operaÂting procedure (SOP) FIF di seÂluruh kantor cabang daerah sama dengan SOP di kantor pusat. Suhartono juga meyakinkan, prosedur penagihan kepada deÂbitor selalu mengedepankan jaÂlan persuasif. Mulai pengiriman tiga surat peringatan jika debitor terÂlambat lebih dari sebulan.
FIF juga menelepon langsung ke debitor untuk mengingatkan pembayaran. Artinya, pihaknya tidak asal menarik barang, tapi selalu lewat beberapa pemÂbeÂritahuan.
“Kejadian ini menjadi bahan evaluasi buat FIF untuk diperÂbaiki, terutama dalam tata cara penagihan debitor. FIF akan meÂlakukan pendekatan maÂnaÂjemen dan pembinaan agar terÂjalin huÂbungan yang baik,†katanya.
“Etika bisnis kami junjung tingÂgi dengan mengedepankan koÂmunikasi. Selain itu, kami akan meningkatkan keamanan lewat pemasangan CCTV di seÂtiap kantor cabang,†tutur SuÂhartono.
Anggota Komisi XI DPR Arif BuÂdimanta mengaku peÂrihatin terÂkait perusakan kanÂtor FIF oleh massa di seÂjumlah daerah akibat ulah okÂnum debt collector.
“Risiko perusahaan cukup besar, karena itu perlu ada peÂngawasan yang lebih ketat daÂlam proses peÂnagihan oleh debt collector di lapangan. TermaÂsuk perekrutan jasa tersebut agar lebih terÂintegrasi sesuai SOP,†tegas Arif kepada Rakyat MerÂdeka. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13
UPDATE
Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59
Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39
Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16
Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55
Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36
Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16
Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58
Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32
Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15
Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52