Berita

ilustrasi

Kemungkinan Ada Tangan-tangan Asing di Papua

Pemda dan Inteleijen Tidak Berdaya
SABTU, 09 JUNI 2012 | 10:31 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Wakil Ketua Komisi I DPR, Mayjen (Purn) TB Hasanuddin, merilis data kekerasan yang terjadi dalam 18 bulan terakhir di Papua. Korban telah berjatuhan, tersebar di hampir semua kota di wilayah Papua.

Antara lain di Sorong (1 orang warga sipil meninggal), Puncak Jaya (7 orang aparat meninggal dan 1 luka,  warga sipil meninggal 5 orang dan luka 2) , Mulia (1 orang aparat meninggal), Wamena (1 orang aparat meninggal), Abepura (4 warga sipil meninggal), Jayapura (1 aparat meninggal, 5 warga sipil meninggal), Merauke (2 aparat meninggal), Timika/Mimika (3 aparat meninggal dan 1 luka, 8 warga sipil meninggal dan 3 luka),  Paniai ( 1 warga sipil meninggal dan 4 luka ).

"Dilihat dari wilayah penyebaran dan waktu kejadiannya, terlìhat jelas kasus ini sepertinya terorganisir dengan rapi, sistematis dalam memilih sasaran, direncanakan dengan baik dan dengan biaya yang cukup besar melalui operator lokal di lapangan," kata TB Hasanuddin lewat pesan elektronik kepada Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Sabtu, 9/6).


Tujuannya antara lain, menciptakan instabilitas di Papua, dalam rangka mendorong dan mempercepat Papua keluar dari wilayah NKRI. Dan sayangnya, tambah Hasanuddin, ketika skenario itu muncul, pemerintah dan aparat daerah dalam keadaan tidak solid atau bisa juga disengaja tak solid.

"Pemda tidak efektif sama sekali, disusul dengan riuh rendahnya pilkada yang menimbulkan ketegangan baru. Sementara itu aparat, khususnya aparat intelejen  hampir tak berdaya mengungkap dalang dari semua kejadian-kejadian di atas, malah terkesan saling curiga satu sama lain," ungkapnya. [ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Kreditur Tak Boleh Cuci Tangan: OJK Perketat Aturan Penagihan Utang Pasca Tragedi Kalibata

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:15

Dolar Melemah di Tengah Data Tenaga Kerja AS yang Variatif

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00

Penghormatan 75 Tahun Pengabdian: Memori Kolektif Haji dalam Buku Pamungkas Ditjen PHU

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:48

Emas Menguat Didorong Data Pengangguran AS dan Prospek Pemangkasan Suku Bunga Fed

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:23

Bursa Eropa Tumbang Dihantam Data Ketenagakerjaan AS dan Kecemasan Global

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:01

Pembatasan Truk saat Nataru Bisa Picu Kenaikan Biaya Logistik

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:46

Dokter Tifa Kecewa Penyidik Perlihatkan Ijazah Jokowi cuma 10 Menit

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:35

Lompatan Cara Belajar

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:22

Jakarta Hasilkan Bahan Bakar Alternatif dari RDF Plant Rorotan

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:11

Dedi Mulyadi Larang Angkot di Puncak Beroperasi selama Nataru

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:48

Selengkapnya