RMOL. Puing-puing bangunan berserakan di zona tiga komplek Pusat Pelatihan dan Pendidikan Olah Raga Hambalang, Bogor. Membentuk gundukan. Besi-besi bekas tulang beton mencuat di sana-sini.
Tak terlihat ada upaya untuk membersihkannya. Sebuah pita kuning hitam dipasang mengeÂlilingi gundukan puing-puing itu. “Itu bangunan Power House Tiga yang amblas bulan DeÂsemÂber lalu,†kata Heri, pelaksana pemÂbangunan
Proyek Hambalang digarap dua perusahaan pelat merah: Adhi Karya dan Wijaya Karya. Proyek bernilai fantastis Rp 1,2 triliun ini kembali menjadi sorotan karena amblasnya sejumlah bangunan.
“Amblasnya itu tanggal 14-15 Desember 2011 dini hari,†ungÂkap Heri. Tanah yang amblas ada di tiga titik. Yakni di lapangan bulu tangkis, gardu listrik dan jaÂlan nomor 13 yang terletak di baÂgian belakang. “Tanggal 14 DeÂsember itu ada retakan. KemÂuÂdian turun 10 cm. Pada 15 DeÂsemÂber turun 5 meter dan kemuÂdian menjadi 8 meter,†tuturnya.
Tanah yang amblas seluas 1.000 meter persegi. Bangunan yang terdiri di atas itu pun ikut amblas dan miring. Lantaran tak bisa digunakan, bangunan itu dihancurkan. Puing-puingnya menutupi lahan untuk lapangan panahan.
“Anehnya tanah panahan yang tertimbun muncul gundukan taÂnah hitam yang tidak tahu dari mana asalnya. Tanah tersebut tidak bisa digunakan dan akan dibuang,†kata Heri.
Heri menduga tanah amblas akiÂbat hujan besar yang melanda daerah perbukitan ini sejak SepÂtember. Kerugian akibat kejadian ini mencapai Rp 20 miliar.
Mengenai bangunan yang amÂblas, ada tiga opsi yang bisa dilaÂkukan. Pertama, dibangun yang lokasi yang sama. Kedua dipinÂdah ke lokasi lain. Terakhir, lahan itu tak dibangun sama sekali.
“Untuk saat ini kami belum bisa melakukan tiga opsi tersebut karena masih menunggu hasil evaluasi yang akan dilakukan oleh pihak yang berwenang terhaÂdap tanah yang amblas. Kalau suÂdah ada hasilnya baru dilanjutkan pembangunannya,†kata Heri.
Komplek olah raga di HambaÂlang mulai dikerjakan bulan Desembar 2010. Direncanakan selesai Desember 2012. Namun tampaknya target tersebut tidak akan tercapai akibat kejadian ini. “Kemungkinan komplek ini baru selesai Oktober 2013,†kata Heri.
Di kompleks olahraga ini akan dibangun 30 gedung dengan berÂbagai ukuran. Hingga kini baru 13 bangunan yang sudah selesai. Yakni masjid, pos jaga, ground water tank, SMP dan SMA untuk putra dan putri, power house 1,2 dan 3. “Baru 49 persen hasil peÂngerjaannya,†katanya.
Pria yang mengenakan kemeja warna putih ini mengatakan, peÂkerja yang terlibat dalam proyek ini mencapai 2 ribu orang. MeÂreka mulai bekerja dari pukul 7 pagi hingga 10 malam. “FinisÂhing bangunan tidak boleh diÂkerjakan lebih dari jam 10 malam dikhawatirkan hasilnya tidak bagus,†ujar Heri. Sementara unÂtuk struktur bangunan dikerjakan 24 jam nonstop.
Saat ini proyek itu dihentikan sementara lantaran Kementerian Pemuda dan Olahraga belum meÂngucurkan dana. “Pembangunan berhenti, kita tidak ada uang masuk. Dari Januari sampai seÂkarang yang harus dibayar Rp 75 miliar,†katanya.
Heri mengklaim pihaknya teÂlah melaksanakan pemÂbaÂngunan sesuai kontrak. Selain itu, pemÂbangunan juga dilakukan dengan menyesuaikan kondisi tanah di sini. “Kami dari pelaksana proÂyek mengerjakan sesuai dengan kontrak yang ada dari gambar dan tata letak tanah yang ada,†katanya.
Walaupun proyek dihentikan sementara 13 orang tetap dipekerÂjaÂkan untuk bersih-bersih jalan di kompleks Hambalang. “Bila tiÂdak ada petugas kebersihan diÂkhawatirkan kondisi komplek koÂtor,†katanya.
Ketua Kerjasama Operasi PT Adhi Karya dan PT Wijaya KarÂya, Joko Prabowo mengatakan untuk mengantisipasi kejadian serupa pihaknya memasang alat deteksi kontur tanah di lokasi yang akan dibangun gedung.
Ia menjelaskan tahun ditarÂgetÂkan akan dibangun 30 gedung. Tinggal 11 gedung yang belum diÂbangun. Komplek Pusat PelaÂtihan dan Pendidikan Olah Raga Hambalang, Bogor menempati lahan seluas 32 hekter di atas buÂkit. Perjalanan dari Jakarta ke loÂkasi memakan waktu 45 menit leÂwat jalan tol Jagorawi.
Keluar pintu tol Sentul, perjaÂlaÂnan ke lokasi masih enam kiloÂmeter. Jalannya berliku dan meÂnanjak. Tiga kilometer terakhir menempuh jalan menanjak. Jalan selebar tiga meter yang terbuat dari beton itu membelah bukit.
Mendekati kompleks terlihat pintu gerbang semi permanen yang terbuat dari seng setinggi tiga meter. Jalan beton selebar enam meter menjadi akses pengÂhubung bangunan yang ada di situ.
Kontur tanah di sini turun naik. Ada yang memiliki kemiringan hingga 50 derajat. Tidah jauh dari pintu masuk terdapat masjid berÂukuran kecil.
Masuk lebih dalam terlihat jelas dua bangunan setinggi lima lantai dengan panjang 20 meter lebih. Bangunan tersebut diÂperuntukkan untuk sekolah SMP dan SMA. Tepat di belakang baÂngunan warna hitam inilah lokasi tanah yang amblas. Di sebelah kiri jalan terlihat tanah berlubang dengan diameter 8 meter.
Sebelumnya diatas tanah terÂsebut berdiri bangunan untuk poÂwer house. Puing-puing baÂnguÂnan dengan berbagai ukuran terliÂhat jelas di lokasi longsor. Pita warna kuning sebagai tanda dilaÂrang dipasang mengeliling lokasi longsorang.
Tak jauh dari tanah amblas, di sebelah kiri terdapat bangunan lapangan bulu tangkis. Bangunan yang sedianya setinggi dua lantai ini terlihat ambrol di pondasi lanÂtai bawah. Runtuhan tanah yang amblas menutupi lapangan yang akan digunakan untuk tempat panahan.
Sudah Habiskan Rp 753 Miliar
Proyek Hambalang bakal menghabiskan dana Rp 1,2 triliun. Koordinator Advokasi dan Investigasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA), Uchok Sky Khadafi menyebut pemerintah sudah mengucurkan dana Rp 753 miliar untuk proyek itu.
Ia menjelaskan, Kementerian PeÂmuda dan Olahraga (KeÂmenpora) telah menyelesaikan status kepemilikan tanah seluas 312.448 meter persegi yang beÂrada di Desa Hambalang Bogor, Jawa Barat, dengan diterbitÂkanÂnya Sertifikat Hak Pakai Nomor 60 tertanggal 20 Januari 2010.
Pada 2010, Kemenpora mereaÂliÂsasi anggaran sebesar Rp 253.687.400.479 diperÂguÂnaÂkan untuk pembangunan lanjutan fisik proyek. Tahun berikutnya kementerian mengusulkan pagu anggaran sebesar Rp 500 miliar untuk pengadaan sarana olahraga Pendidikan, Pelatihan dan SeÂkolah Olahraga Nasional (P3SON) Hambalang.
Anggaran itu untuk lanjutan pemÂbangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan Sekolah Olahraga NaÂsioÂnal (PPPSON) sebesar Rp 400 miÂliar dan pengadaan sarana olahÂraga pendidikan, pelatihaan dan sekolah olahraga nasional HamÂbalang sebesar Rp 100 miliar.
Kemenpora kemudian memÂbuka lelang dengan pascÂaÂkuaÂliÂfiÂkasi pada 7 Oktober 2011 unÂtuk paÂket pekerjaan Pengadaan SaÂrana Olahraga Pusat PenÂdidikan, PelaÂtihan dan SekÂolah Olahraga NaÂsioÂnal (P3SON) berupa Sport Science Harga Perkiraan Sendiri (HPS) sebesar Rp 79.958.881.000.
Pemenangnya PT Putra Utara Mandiri yang beralamat Jalan KraÂmat Raya 7-9 RT 004/002, GeÂdung Centra Kramat Blok A-14, Kramat, Senen, Jakarta Pusat dengan nilai penawaran sebesar Rp 76.204.485.500 (Rp 76,2 miliar).
Pada 28 Oktober 2011, KeÂmenÂpora membuka lelang lagi dengan pascakualifikasi untuk paÂket pekerjaan Pengadaan BanÂtuan Meubelair pada (P3SON).
Harga perÂkiraan sendiri Rp 19.998.012.000 PemenangÂnya PT Christaenta UtaÂma yang berkantor di Jalan Duren SaÂwit Raya Komplek Ruko DuÂren Sawit Center Nomr 9D RT 007/ RW 010, Kelurahan KlenÂder, Kecamatan Duren Sawit, JaÂkarta Timur, dengan harga penaÂwaÂÂran sebesar Rp 18.808.699.800.
Menurut Uchok, dari peneluÂsuran tender itu Komisi PemÂbeÂranÂtasan Korupsi (KPK) bisa meÂngendus dugaan korupsi dalam proyek itu.
Bagi FITRA, kasus ini meruÂpaÂkan jilid dua korupsi di KeÂmenpora setelah proyek Wisma Atlet SEA Games di Palembang, Sumatera Selatan.
Menteri Andi Tunjuk Surat Dirjen 2004
Kenapa Pilih Hambalang?
Menteri Pemuda dan OlahÂraga (Menpora) Andi Alfian Mallarangeng mengatakan, proyek pembangunan Sekolah Olahraga Nasional di HamÂbaÂlang, Bogor, Jawa Barat diÂhentikan sementara sampai evaluasi terhadap tanah yang amblas selesai.
Andi menjelaskan, penetapan bukit Hambalang sebagai loÂkasi sekolah berikut sport cenÂter itu mengacu surat Dirjen OlahÂraga Departemen PendiÂdiÂkan Nasional Nomor 0514/OR/2004 tanggal 10 Mei 2004. “Studi geologi dan hidrologi terÂhadap lokasi sudah dilakÂuÂkan,†katanya.
Selain di Hambalang, ada daerah lain yang juga dilirik untuk jadi tempat sekolah ini. Yakni Cibinong dan Karawang. Tapi Hambalang yang dipilih.
Bekas Juru Bicara KepreÂsiÂdenan mengatakan, pemÂbaÂnguÂnan Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional Hambalang adalah proyek besar.
Pembangunan ini dilatarÂbeÂlaÂkangi keinginan bangsa untuk meningkatkan prestasi olahraga nasional. Berbagai sarana dan prasarana perlu dibangun untuk membina atlet maupun koÂmuÂnitas sekolah olahraga di tingÂkat nasional.
Menurut Andi, persaingan anÂtar negara ASEAN juga terÂjadi di bidang olahraga. Sebab itu, perlu dibangun pusat pelaÂtihan dan pendidikan olahraga yang bisa menghadapi perÂsaingan itu.
Mengenai tanah yang amÂblas, dia mengatakan akan beÂkerja sama dengan Badan PeÂmeÂriksa Keuangan (BPK) unÂtuk melakuÂkan audit investigasi.
Andi juga memerÂcaÂyaÂkan pengusutan dugaan peÂnyimÂpangan dalam proyek ini kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). “Kalau ada peÂnyimpangan, tentunya siapapun orangnya harus bertanggung jawab,†katanya.
Ia menegaskan terus menÂdukung kerja BPK dan KPK agar audit maupun penyidikan terhadap penyimpangan proyek tersebut tuntas.
Sekretaris Kementerian PeÂmuÂda dan Olahraga, Yuli MumÂpuni Widarso menjelaskan, proyek pusat olahraga di HamÂbalang, Bogor bermula pada Oktober 2009. Saat itu KeÂmenÂpora menilai perlu ada pusat pendidikan latihan dan sekolah olah raga di tingkat nasional.
Maka, Kemenpora meÂmanÂdang perlu melanjutkan dan menyempurnakan pemÂbaÂnguÂnan proyek pusat pendidikan pelatihan dan sekolah olahraga naÂsional di Hambalang, Bogor. Ini juga untuk mengÂimÂpleÂmenÂtasikan UU Nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem KeolahÂraÂgaÂan Nasional.
Pada 20 Januari 2010, SerÂtiÂfikat Hak Pakai Nomor 60 terbit atas nama Kemenpora dengan luas tanah 312.448 meter perÂsegi. Kemudian pada 30 DeÂsemÂber 2010, terbit Keputusan Bupati Bogor nomor 641/003.21/00910/BPT 2010 yang berisi Izin Mendirikan BanguÂnan (IMB) untuk Pusat PeÂmÂbiÂnaan dan Pengembangan PrÂeÂstasi Olahraga Nasional atas nama Kemenpora di desa HamÂbalang, Kecamatan Citeureup.
“Lanjutan pembangunan Pusat Pembinaan dan PeÂngemÂbangan Prestasi Olahraga NaÂsional mulai dilaksanakan tahun 2010 dan direncanakan selesai tahun 2012,†kata Yuli.
Untuk membangun semua fasilitas dan prasarana sesuai dengan master plan yang telah disempurnakan dibutuhkan anggaran Rp1,175 triliun. Ini sudah termasuk bangunan sport science, asrama atlet senior, lapangan menembak, extreme sport, panggung terbuka, dan voli pasir. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03
Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21
Senin, 30 September 2024 | 05:26
Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45
Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46
Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01
Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53
UPDATE
Kamis, 10 Oktober 2024 | 18:05
Kamis, 10 Oktober 2024 | 18:04
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:58
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:42
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:28
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:28
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:23
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:11
Kamis, 10 Oktober 2024 | 16:59
Kamis, 10 Oktober 2024 | 16:44