Berita

boni hargens

Boni Hargens: NasDem, Partai Alternatif Saat Ini!

RABU, 30 MEI 2012 | 16:48 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

RMOL. Proses transisi politik, kejenuhan, dan reformasi partai politik belum tuntas. Dalam konteks inilah salah satu isu mendasar yang krusial adalah reformasi kepartaian.

Begitu disampaikan pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Boni Hargens, melalui pesan Blackberry, sesaat lalu (Rabu, 30/5).

Dikatakan dia, yang dibutuhkan untuk keberhasilan demokratisasi adalah partai yang memiliki basis ideologi kuat, dan mencerminkan pluralitas. PDI-P dan Partai Golkar cukup menonjol dalam aspek ini. Tetapi dua partai tua ini tidak bisa dijadikan jawaban karena kegagalan di beberapa dimensi, antara lain dalam menciptakan pemerintahan bersih.

Sama dengan itu partai kanan juga bukanlah jawaban, terutama karena keterlibatan mereka dalam korupsi dan karena ideologi yang tidak tepat dengan konteks mayoritas rakyat Indonesia yang moderat. Sejarah membuktikan bahwa tidak ada partai kanan yang bisa memperoleh suara melampaui  20 persen dalam pemilu Indonesia.

Sementara di seberangan lain, sambung Boni, partai menengah baru yang juga masuk kategori partai tengah, mengalami titik balik yang kritis, antara lain misalnya terhadap skandal korupsi dan berbagai kasus lain seperti yang dialami Partai Demokrat.

"Indonesia memerlukan partai tengah yang pluralis, moderat, dan populis. Pada konteks inilah, partai baru seperti NasDem bisa menjadi altenatif dalam krisis politik pasca 1998," katanya.

Partai baru tengah lain, kata dia, tentu saja memiliki peluang yang sama, namun NasDem lebih prospektif, karena sudah terbukti mendapat dukungan signifikan melalui hasil survei sejumlah lembaga, seperti LSI.

Kebangkrutan partai dominan yang saat ini ada di parlemen, masih kata Boni, merupakan peluang sekaligus tantangan bagi partai baru seperti NasDem. Dikatakan peluang karena kondisi itu mengandung kontigensi atau kemungkinan bagi partai semisal NasDem untuk didukung oleh pemilih. Karena bagaimana pun kejenuhan selalu berdampak pada perubahan perilaku pemilih (voter’s behavior). Selama  ini, pemilih sudah jenuh dengan partai lama.

Disebut tantangan karena meskipun kejenuhan pemilih mengakibatkan partai lama mengalami kemerosotan dukungan, namun pemilih bisa saja bermigrasi ke ranah golput, jika tidak ada partai baru yang memberikan eksepektasi terhadap perubahan.

"Partai baru seperti NaDem mesti mampu melakukan gebrakan spektakuler agar bisa menjadi alternatif di tengah transisi politik yang belum tuntas," tandasnya. [zul]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya