RMOL. Masyarakat sebaiknya tidak mudah percaya terhadap ragam hasil survei yang banyak sekali, apalagi jelang Pilkada DKI Juli nanti.
Hal itu dikatakan peneliti peneliti Political Research Institute for Democracy (Pride) Indonesia, Agus Herta Sumarto, dalam diskusi publik dengan tema "Carut Marut Hasil Survei di DKI Jakarta" yang digelar di Wisma Kodel, Kuningan, Rabu (26/5).
"Carut marutnya adalah, lembaga survei mengklaim menggunakan metode dan waktu yang sama tapi hasilnya beda. Ini merupakan indikasi kesalahan. Baik sengaja atau tidak disengaja," terang Agus beberapa saat lalu.
Dengan hasil survei yang bertolak belakang itu, masyarakat tidak boleh mudah percaya dan sangat dipahami apabila masyarakat menjadi sangat bingung.
"Masyarakat sudah tidak tahu lagi mana yang salah dan yang valid," tambahnya.
Pride sendiri, pada 24 April lalu, merilis sebuah hasil survei tentang 17 program Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, yang berdasarkan survei mereka tidak ada satu pun yang memuaskan masyarakat Ibukota.
Survei Pride dilakukan pada akhir Februari lalu dengan 400 responden dan margin error 4,5 persen. Tingkat kepercayaan survei yang menggunakan metodologi multistage random sampling ini adalah 95 persen.
[ald]