Berita

firman jaya daeli/ist

CAPRES PDIP

Tidak Mungkin PDIP Calonkan Orang yang Kalah!

SABTU, 26 MEI 2012 | 15:07 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Terkadang, sebuah kultur di dalam partai politik tidak bisa dijelaskan oleh teori politik. Sebuah partai memiliki simpul ideologi yang bisa menguatkan partai itu sebagai bagian dari pendidikan politik.

Kepemimpinan parpol harus diletakkan dalam konteks mampu atau tidak memperkuat partai politik, dibanding dengan mencocok-cocokkan dengan teori politik yang malah kadang tidak nyambung. Hal itu yang dilakukan PDI Perjuangan dalam era transisi demokrasi.

"Ada parpol yang bisa ringkih karena tak miliki ideologi yang kuat. Ada ikatan yang bisa persekutukan kekuatan. Tinggal bagaimana mentransformasikan itu, dan itulah yang kita lakukan sejak tahun 2000," kata politisi PDI Perjuangan, Firman Jaya Daeli,  dalam acara polemik "Politik Dinasti di Negeri Demokrasi", di Warung Daun, Cikini Raya 26, Jakarta Pusat, Sabtu (26/5).


Dia tegaskan, PDIP gandrung akan ajaran dan kepemimpinan serta keteladanan Bung Karno. Dan nyatanya, ideologi itulah simpul perekat dan peraih suara yang memperkuat partai. Kekuatan itu tinggal ditransformasikan jadi penguatan sistem politik dan kepartaian.

Menghadapi arena Pilpres 2014, PDIP mendesak agenda itu menghasilkan tipikal presiden yang mengedepankan rakyatnya, tak sekadar membangun pencitraan. Bangsa Indonesia, lanjutnya, merindukan pemimpin yang bisa menimbulkan rasa bangga bangsa akan dirinya sendiri.

"Kita butuhkan pemimpin nasional yang bisa menggertak Malaysia, kita butuhkan supaya kedaulatan bangsa terjaga, kita butuh presiden supaya posisi tawar kita di perbatasan itu kuat. Di dalam kuat, tapi juga diperhitungkan dunia internasional. Kita tentu tidak ingin buruh kita terus-terusan dibunuh di luar negeri," tutur mantan Ketua DPP PDIP itu.

PDIP sendiri sadar, syarat popularitas dan elektabilitas calon sudah melekat pada alam politik Indonesia. Namun, bagi partai asuhan Megawati Soekarnoputri itu, popularitas bukan satu-satunya yang dibutuhkan.

"Tidak mungkin parpol calonkan orang yang kalah. Tapi yang terpenting figur itu janjikan kebanggaan bangsa sebagai bangsa Indonesia. Dia juga harus bisa merekatkan rakyat tidak hanya di masa kampanye, tapi juga setelah pemilu presiden," papar dia lagi. [ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

UPDATE

Pesan Ketum Muhammadiyah: Fokus Tangani Bencana, Jangan Politis!

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:13

Amanat Presiden Prabowo di Upacara Hari Bela Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:12

Waspada Banjir Susulan, Pemerintah Lakukan Modifikasi Cuaca di Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:05

Audit Lingkungan Mendesak Usai Bencana di Tiga Provinsi

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:04

IHSG Menguat, Rupiah Dibuka ke Rp16.714 Pagi Ini

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:59

TikTok Akhirnya Menyerah Jual Aset ke Amerika Serikat

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:48

KPK Sita Ratusan Juta Rupiah dalam OTT Kepala Kejari HSU

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:28

Bursa Asia Menguat saat Perhatian Investor Tertuju pada BOJ

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:19

OTT Kalsel: Kajari HSU dan Kasi Intel Digiring ke Gedung KPK

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:05

Mentan Amran: Stok Pangan Melimpah, Tak Ada Alasan Harga Melangit!

Jumat, 19 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya