RMOL. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat menunjuk Nurhayati Ali Assegaf menjadi Ketua Fraksi Demokrat yang baru. Ia menggeser Jafar Habsah yang kini diplot dimenjadi ketua fraksi di MPR.
Perompakan pimpinan fraksi itu disampaikan Sekjen Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas di Sekretariat Fraksi Demokrat di lantai 9 Gedung Nusantara I DPR. Pergeseran juga terjadi di tingkat pimpinan komisi.
“Rotasi ini untuk penyegaran kepenguÂrusan agar selanjutnya Fraksi Partai Demokrat lebih optimal dan progresif. Rotasi adaÂlah hal wajar yang juga dilakukan fraksi-fraksi lain di DPR, tidak hanya Demokrat,†kata Ibas.
Kesibukan Nurhayati yang kini duduk di Komisi I bakal berÂtamÂbah karena dia harus mengoÂmanÂdoi 148 politisi Demokrat di parÂlemen. Bagaimana kesiÂbuÂkanÂnya? Yuk kita intip.
Sekitar jam 9 pagi, perempuan berkerudung terlihat berjalan memasuki ruangan kerjanya yang berada di lantai 9 gedung NuÂsanÂtara I, Senayan. Mengenakan baju long dress dengan motif kemÂbang-kembang warna biru, NurÂhayati yang didamping seorang sekretaris pribadinya membuka pintu kaca dengan nomor 0902.
Ruang kerja Nurhayati benÂtukÂnya masih standar yang ditata SetÂjenan DPR tanpa mengalami perubahan bentuk. Setelah meÂleÂwati pintu masuk, terlihat ada dua ruangan di dalam yang dibatasi dengan sekat lengkap dengan daun pintunya.
Ruang pertama yang berada di bagian depan merupakan tempat kerja bagi sekretaris dan tenaga ahli. Di ruangan ini hanya terdiri dari tiga meja kayu yang diÂlengkapi dua komputer dan satu mesin printer.
Ruangan berikutnya meruÂpaÂkan tempat kerja Nurhayati. Di sebelah kiri dekat pintu masuk terdapat tiga sofa lengkap dengan satu meja terbuat dari kayu.
Tepat di atas meja kayu terseÂbut, terÂdaÂpat karangan bunga yang di teÂngahnya disematkan ucapan seÂlamat untuk Nurhayati. Karangan itu dikirim koleganya di DPR.
Meja kayu panjang tempat Nurhayati bekerja berada sedikit ke belakang. Persis menghadap ke arah pintu masuk. Monitor komputer dengan tipe layar datar lengkap dengan keyboard dan mouse diletakkan di pinggir meja sebelah kiri.
Lukisan besar berpigura kayu warna kuning gading dipajang pada dinding ruangan persis di sebelah kiri meja kerja miliknya. Nurhayati yang mengenakan keÂruÂdung merah hati dilukis meÂnengadah ke atas.
Selain lukisan dinding ruangan juga dipenuhi berbagai foto Nurhayati dan keluarganya. Di bagian tengah dinding terdapat foto Presiden SBY dan Ibu Ani saat menghadiri resepsi pernikaÂhan anak Nurhayati.
Nurhayati hanya 15 menit beÂrada di ruangan kerjanya. BerÂsaÂma sekretaris pribadi ia bergegas keluar. “Saya akan rapat dengan seÂluruh tenaga ahli fraksi DemokÂrat. Kami ingin samakan persepsi dan semangat untuk bekerja seÂcara baik dan profesional keÂdeÂpannya,†katanya.
Usai rapat dengan tenaga ahli fraksi, perempuan berusia 48 tahun ini mengikuti rapat pariÂpurna. Sore hari dia dijadwalkan menghadiri rapat di Komisi I. “Soal aset tanah,†ungkapnya.
Sekitar pukul tiga sore NurÂhayati terlihat memasuki kembali ruangan kerjanya. Tanpa banyak bicara, wanita yang juga menÂjaÂbat presiden Parlemen PeremÂpuan Dunia (IPU) ini menuju ke meja kerjanya.
Wanita yang mengenakan kerudung biru muda ini lantas memeriksa tumpukan berkas yang baru saja diserahkan sekreÂtaris pribadi. Tangan kanannya yang memegang pulpen secara perlahan bergerak dari kiri ke kaÂnan mengikuti alur kalimat yang dibacanya pada setiap kertas. SeÂlesai membaca, dia memÂbuÂbuhÂkan tandatangan pada tempat yang disediakan.
Sayangnya, keseriusan wanita membaca dokumen itu terganggu dengan dering dari telepon gengÂgam miliknya. Hampir setiap meÂnit, handphone jenis Nokia E90 berwarna hitam berbunyi.
“Oke nanti malam saja telepon. Saya sekarang sedang sibuk beÂnar nih, banyak berkas yang harus diselesaikan,†katanya saat meÂngangkat salah satu panggilan.
Nuhayati tidak menampik seÂhari menjabat sebagai ketua frakÂsi kesibukannya bertambah baÂnyak. Biasanya dia lebih fokus di koÂmisi dan alat kelengkapan DPR. Kini bertanggung atas fraksi.
Wanita kelahiran Solo menuÂturkan, sebelum ditunjuk menjadi ketua fraksi dia dipanggil SBY selaku ketua Dewan Pembina ParÂtai Demokrat.
“Saya sendiri tidak menyangka akan dipilih. Tapi ketika Pak SBY bertanya kesiapan, sebagai kader yang baik tentu saya nyatakan kesiapan untuk dipilih. Sudah jadi tugas kita untuk selalu loyal dan bekerja kepada partai, peÂmerintah dan bangsa,†terangnya.
Apakah Nurhayati akan pindah ruangan kerja setelah jadi ketua fraksi? Kata dia, ruang kerja bukan masalah penting. Saat ini dia ingin membangun komuniÂkasi dan komitmen politisi DeÂmokrat di DPR untuk memajukan bangsa.
“Banyak tugas berat yang harus diselesaikan ketimbang uruÂsin ruangan. Sebagai partai pemerintah, tentu kita juga harus mengawal setiap kebijakan yang dikeluarkan di DPR ini. Itu lebih penting,†tegasnya.
Bakal Sering Absen Di Parlemen Dunia
Pada 4 April lalu Nurhayati Ali Assegaf terpilih sebagai Presiden Parlemen Perempuan Dunia atau Coordinating ComÂmittee of Women ParÂliaÂmenÂtarians. Jabatan itu akan diÂemÂbanÂnya hingga 2014.
Dalam sidang sidang Inter Parliamentary Union (IPU) yang berlangsung di Uganda, Afrika itu, Nurhayati terpilih unÂtuk kedua kalinya. Sidang juga memilih anggota parlemen Ekuador S. Fernandez sebagai Wakil Presiden I, dan anggota parlemen dari Uganda, S. AmoÂngi, sebagai Wakil Presiden II.
“Jujur, jabatan itu memang bisa mengambil waktu saya unÂtuk fokus mengurusi partai. Tapi sebagai kader yang loyal, uruÂsan partai akan lebih saya daÂhulukan ketimbang urusan lain, termasuk di parlemen duÂnia,†tuturnya saat berbincang dengan Rakyat Merdeka, kemarin.
Nurhayati memilih tak mengÂhadiri agenda IPU bila bentrok dengan acara partai. “Bila tidak terlalu penting dan urgent, saya akan mendelegasikan wakil saya untuk menggantikan. Saya tetap akan fokus di fraksi,†tegasnya.
Sebagai contoh, kata NurhaÂyati, bulan Juli nanti akan ada siÂdang besar di IPU. Sidang beÂsar ini biasa digelar selama 2 kali dalam setahun yang diikuti seluruh anggota IPU.
“Tapi kayaknya saya tidak akan ikut dan akan mendeÂleÂgasikan pada wakil presiden di IPU saja. Saat ini yang benar-benar penting saja baru saya akan cuti dari tugas DPR dan frakÂsi untuk pergi ke luar neÂgeri,†tegasnya.
Selama ini, sambung dia, mesÂkipun dirinya tidak langÂsung pergi ke Afrika untuk meÂngikuti rapat, komunikasi maÂsih terus berlanjut. Biasanya anÂtar sesama anggota IPU dan pimÂpinan, akan saling bertukar email untuk membicarakan program dan tugas.
“Itu bukti kalau saya tetap bertanggung jawab terhadap peÂran saya di IPU. Kami masih sering berkomunikasi via email hingga sekarang,†terangnya.
Kenapa tidak mundur dari IPU? Berdasarkan statuta, angÂgota IPU baru bisa mengunÂdurÂkan diri kalau sudah tidak lagi menjabat sebagai anggota DPR. Karena itu, dengan posisinya saat ini dia mungkin mengunÂdurÂkan diri dari IPU.
“Lagian ini juga menyangkut nama besar bangsa Indonesia di mata internasional. Malu kalau saya harus mundur dari jabatan Presiden Parlemen Perempuan Dunia hanya takut tidak bisa membagi waktu,†tegasnya.
Hati-hati... Tersandung Kerikil Dan Kulit Pisang
Duduk dua periode di DPR, Nurhayati Ali Assegaf meÂngaku memiliki hubungan baik dengan fraksi-fraksi lain. Ia opÂtimistis bisa membangun koÂmuÂnikasi dengan fraksi lain untuk mengawal kepentingan pemerintah di parlemen.
“Silakan tanya ke fraksi lainÂnya, bagaimana selama ini saya berhubungan dengan mereka? Selama ini saya menjaga baik komunikasi dengan partai lain, terÂmasuk PDIP, Gerindra dan Hanura,†ungkap Ketua Fraksi Demokrat DPR yang baru ini.
Dengan modal kedekatan itulah, Nurhayati yakin bisa meÂnyamakan persepsi dan tuÂjuan dengan fraksi lainnya khuÂsusnya dalam mendukung kebijakan pemerintah.
“Setidaknya pada tingkat koalisi, Insya Allah saya siap untuk mengawalnya,†kata Ketua DPP Demokrat Bidang Luar Negeri ini.
Tak hanya sesama fraksi DPR, di internal Demokrat sendÂiri Nurhayati menjanjikan kebersamaan. Ke depan dia tidak ingin ada politis DeÂmokÂrat yang bersuara berbeda deÂngan keputusan partai dan fraksi.
Lantas bagaimana dengan kasus korupsi? “Kita tentunya selalu ingat bahwa PD didirikan Pak SBY. Meskipun kita punya masalah dengan adanya bebeÂrapa kader yang dengan sangat menyesal terpeleset, tetap saja PD adalah antikorupsi,†tegasnya.
Demi mencegah itu terjadi kembali, politisi wanita kelahiÂran Solo, 48 tahun lalu ini meÂngingatkan agar kader DemokÂrat di DPR bisa menjaga berÂpolitik secara sehat dan santun. Menurutnya ini penting untuk menjauhkan adanya kembali panggilan-panggilan pemeÂrikÂsaan dari KPK karena diduga terlibat kasus korupsi.
“Orang tersandung terkadang bukan karena batu besar tapi terÂkadang karena kerikil atau karena terpeleset kulit pisang. Jadi kita tetap harus saling mengingatkan,†terangnya.
Terkait masih adanya kader Demokrat yang tersangkut kaÂsus hukum, dirinya menyeÂrahÂkan masalah itu sepenuhnya pada penegak hukum. “Biarkan proses hukum itu berjalan, keÂdeÂpan ini akan menjadi peÂlaÂjaran yang mahal dan bisa diÂjaÂdiÂkan pelajaran bersama,†ujarnya. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03
Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21
Senin, 30 September 2024 | 05:26
Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45
Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53
Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46
Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35
UPDATE
Kamis, 10 Oktober 2024 | 18:05
Kamis, 10 Oktober 2024 | 18:04
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:58
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:42
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:28
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:28
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:23
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:11
Kamis, 10 Oktober 2024 | 16:59
Kamis, 10 Oktober 2024 | 16:44