Berita

ilustrasi

Penembakan di Papua Bergeser ke Motif Ekonomi dan Politik

SENIN, 21 MEI 2012 | 19:18 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Situasi di bumi Papua semakin tidak kondusif setelah adanya kasus penembakan terhadap pengendara sepeda motor dan kemudian disusul tembak-menembak kelompok tertentu dengan aparat TNI-Polri. Ketidakstabilan keamanan itu kini lebih terasa motif politiknya.  

"Situasinya sekarang sudah bergeser, bukan lagi penembakan yang dilakukan oleh OPM tapi oleh kelompok bayaran untuk kepentingan ekonomi dan politik," kata Wakil Ketua Komisi I DPR, Mayjen (Purn) TB Hasanuddin, kepada wartawan (Senin, 21/5).

Di bidang ekonomi, telah terjadi perebutan program atau proyek yang terus mengalir ke Papua, dan menjadi rebutan segelintir elit di daerah, bahkan mungkin juga elit di pusat. Sementara di bidang politik, perebutan kekuasaan yang berkolusi dengan kelompok bersenjata semakin kental.


"Kasus penembakan terhadap pesawat Trigana dan disusul penembakan terhadap tukang ojek, mengindikasikan adanya penembakan bermotif politik, bukan masalah OPM," jelasnya.

Politisi PDI Perjuangan itu berharap, aparat intelejen TNI/Polri  mencermati masalah tersebut dan melakukan tindakan di lapangan secara proporsional dan profesional. Dia serukan agar aparat tidak bermain di air keruh hanya untuk kepentingan sesaat. Penegakan hukum, khususnya pemberantasan korupsi, harus tetap dilakukan.

"Siapapun pelaku korupsi harus diseret ke meja hijau. Koruptor-koruptor elit itulah yang kadang berlindung dalam isu referendum," jelasnya.

Mengenai Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (UP4B), Hasanuddin menilai, walaupun awalnya sedikit tersendat, tapi sekarang cukup efektif setidaknya dalam mengidentifikasi masalah dan menyerap aspirasi rakyat pada arus bawah. Dan agar program pemerintah pusat bisa berjalan dengan efisien dan efektif, UP4B perlu diberi kewenangan yang lebih besar terutama pada bidang kontrol dan kendali. [ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

UPDATE

Pesan Ketum Muhammadiyah: Fokus Tangani Bencana, Jangan Politis!

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:13

Amanat Presiden Prabowo di Upacara Hari Bela Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:12

Waspada Banjir Susulan, Pemerintah Lakukan Modifikasi Cuaca di Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:05

Audit Lingkungan Mendesak Usai Bencana di Tiga Provinsi

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:04

IHSG Menguat, Rupiah Dibuka ke Rp16.714 Pagi Ini

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:59

TikTok Akhirnya Menyerah Jual Aset ke Amerika Serikat

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:48

KPK Sita Ratusan Juta Rupiah dalam OTT Kepala Kejari HSU

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:28

Bursa Asia Menguat saat Perhatian Investor Tertuju pada BOJ

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:19

OTT Kalsel: Kajari HSU dan Kasi Intel Digiring ke Gedung KPK

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:05

Mentan Amran: Stok Pangan Melimpah, Tak Ada Alasan Harga Melangit!

Jumat, 19 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya