Marissa-Dewi-Olga-Uli
Marissa-Dewi-Olga-Uli
RMOL.Pro-kontra Lady Gaga semakin meluas, bahkan kian menjurus isu SARA dan konflik sosial. Kaum seleb yang ikut bingung kenapa si ‘Mother Monster’’dicekal pun angkat bicara. Kepada Rakyat Merdeka, mereka minta tidak ada pemaksaan berekspresi. Pertanyaannya juga apakah konser Lady Gaga itu penting bagi masyarakat Indonesia.
Marissa Nasution, Kesalahan Sistem
Masalah keamanan dan budaya ketimuran sebagai alasan penolakan Lady Gaga dianggap absurd oleh Marissa Nasution. Ia lebih melihat kegagalan sistem pemerintahan negeri ini yang tidak bisa tegas meÂnyikapi perbedaan. Marissa khawatir nantinya masalah Lady Gaga meluas jadi konflik sosial. “Mikirinnya saja saya sangat marah. Saya sangat kecewa dengan sistem yang ada di Indonesia,†keluh Marissa.
“Terakhir saya cek, Indonesia adalah country yang demokratis. Nggak ada yang dipaksa untuk atau tidak menonton. Itu kemauan meÂreka,†sambungnya.
Dijelaskan dara blasteran Jerman-Batak ini, Indonesia adalah yang negara yang didiami warga yang bebas berekspresi selama tak merugikan orang lain. Lagipula, fakta soÂsial di Indonesia sudah lama menÂtradisikan kevulgaran tapi tak diambil tindakan seperti halnya Lady Gaga.
“Para pemain film kita kan bebas mengenakan bikini dan beadegan syur. Bahkan dijual dalam bentuk DVD. Itu bisa ditonton berulang-ulang,†cetus Marissa.
“Di Jakarta ada banyak club dan orang Indonesia berpakaian lebih ringan daripada Lady Gaga,†sambung bekas VJ MTV ini.
Kuncinya menyelesaikan masalah Gaga, kata Marissa, ada di tangan pemerintah. Sebagai otoritas tertingÂgi, pemerintah harus beneran turun langsung lihat situasi di lapangan agar bisa mengambil tindakan tepat dan tegas sesegera mungkin.
“Kalau semua pihak mengklaim punya hak untuk berekspresi, siapa yang akan mendengar ekspresi-ekspresi ini? Apakah ini namanya demokrasi,†tegas bintang film Cowok Bikin Pusing ini.
Bicara masalah budaya bangsa. Marissa merasa setiap entertainers baik dalam maupun luar negeri punya cara tersendiri menarik minat para fan. Apakah cara berpakaian Lady GaÂÂga tidak sesuai dengan budaya Indonesia? Apakah lenggak lenggokÂnya terlalu erotis untuk dipertonÂtonkan di Indonesia?
“Bangsa ini sangat majemuk. Pasti memiliki banyak penilaian tentang gaya seorang Gaga. Bebas saja, tapi jangan maksa-maksa asal melarang dong,†ucap Marissa.
Sebenarnya Polri bisa mengatur agar panitianya bersedia menjamin dalam pelaksanaan acaranya Gaga esuai yang diharapkan. “Polisi Korea Selatan misalnya. Melarang anak-anak di bawah usia 18 tahun ke konser dan melarang pakaian terlalu vulgar. Buktinya acara konser di sana sukses,†tuntas Marissa.
Dewi Perssik, Gaga Pemuja Setan, Awas Bisa Fitnah Lho
Ketidaksetujuan atau penoÂlakan mestinya berÂdasarkan bukti yang kuat dan masuk akal. Ini yang disaÂyangÂkan Dewi Perssik (Depe) terÂhaÂdap pihak yang menolak LaÂdy Gaga konser di Indonesia.
“Kalau dibatalkan konserÂnya, Lady Gaga salah apa? Dia penyanyi berbakat dan meÂmiÂliki banyak prestasi,†ujar Depe.
Kebingungan juga dirasaÂkannya terhadap sikap pihak keÂpolisian. “Mungkin banyak peÂsan lagu Lady Gaga yang kuÂrang baik, itu saya setuju, tapi melarang dia konser apakah akan menyelamatkan anak-anak? Jadi berfikir obyektif saja lah,†artis yang doyan goyang dangdut ini.
Baginya, semua masalah biÂsa diselesaikan. Dalam hal LaÂdy Gaga, pihak promotor dan kepolisian bisa berÂmusyaÂwarah lebih intens lagi.
“Kalau Lady Gaga nggak sesuai dengan budaya bangsa, tapi Lady Gaga kan bisa memÂbawa diri lah, tinggal muÂsyawarah mencapai mufakat,†cetus Depe.
Soal penampilan seksi sang Mother Monster, Depe tangÂgapi dengan santai.
“Kalau dia konser di budaya bangsa dia seperti itu oke lah, tapi kalau disini, dia kan belum konser. Pastinya pihak panitia sudah memberikan treat kepada Lady Gaga dan manaÂjemennya di mana budaya kita adalah budaya Timur, jadi dikondisikan dengan itu,†tutur pemilik goyang gergaji ini.
Ia tak terima dengan alasan dibatalkannya konser karena Gaga adalah penganut SatanisÂme atau pemuja setan.
“Kalau ada bukti yang akurat silakan kita mengatakan demikian. Tapi kalau hanya sebuah isu, seharusnya kita tak langsung terpengaruh. Ini jaÂtuhnya fitnah loh, belum konÂser di Indonesia udah dibilang merusak moral,†ujar Depe.
“Jadilah masyarakat yang cerdas dalam menerima isu atau pemberitaan luar, buat seleb atau siapapun,†sambung wanita kelahiran Jember, Jawa Timur ini.
Menurut Depe, kehadiran Gaga harusnya disambut baik asalkan ditinÂjau dari sudut pandang seni. Ia meminta pihak yang menentang rencana konser itu bisa berpikir positif.
Olga Lidya, Biar Adil Taat Hukum
Di mata Olga Lidya, Gaga adaÂlah penyanyi yang kreatif, ekÂsentrik dan bahkan terkesan aneh. Namun itu semua tak perÂlu sampai dikategorikan konÂtroversial.
“Saya juga nggak ngerti kenapa harus jadi kontroversi. Saya bilang sih nggak seksi, cuma memang aneh tapi kreaÂtif,†ujar model dan presenter keturunan Tionghoa ini.
Salah satu alasan yang bikin Gaga diprotes tentu saja adalah gaya berbusananya yang vulgar. Persoalan ini dirasa Olga dibesar-besarkan. Jika memang busana yang menjadi alasan, tentunya ada negosiasi supaya penampilan Gaga nantinya tak bertentangan dengan norma yang ada di Indonesia.
“Kenapa nggak dibilangin aja sama manajemennya, tolong bajunya dibenerin gitu aja kok repot, dia pasti mau dengerin. Indonesia itu sudah semakin maju, hal-hal kayak gini menjadikan Indonesia kayak mundur lagi, kan bisa neÂgosiasi ya,†urainya.
Dia merasa heran bila konser Gaga diprotes kalangan ormas Islam. Ia berharap negara bisa mengambil tindakan supaya polemik yang berkembang luas terkait konser Gaga ini tak merugikan banyak pihak.
“Apakah negara bisa jadi wasit yang adil dan aparat bisa menjaga keamanan, dan kita sebagai masyarakat itu harus tunduk. Saya yakin kalau kita menghormati hukum pasti akan menjadi baik. Ini tugas pemimpin kita,†papar bintang film Soegija ini.
Pada akhirnya, Olga menyaÂrankan bahwa solusi yang baik adalah dengan menggunakan koÂridor hukum agar tak ada piÂhak yang main hakim sendiri.
“Kalau Lady Gaga nggak melanggar hukum, kenapa harus dilarang? Pegang pada konstitusi saja tidak pada suara yang terkeras,†cetusnya.
Meski nantinya tak ikut menonton konser, Olga meliÂhat sisi positif yakni makin dikenalnya Indonesia di mata dunia. Konser Gaga di IndoÂnesia jelas menyiratkan bahwa kondisi keamanan di Indonesia sungguh aman.
“Dengan hadirnya bintang-bintang internasional kan Indonesia bisa dikenal dunia, karena Indonesia aman. ApaÂlagi akan mendatangkan deviÂsa karena banyak orang luar yang nonton,†pungkasnya.
Uli Auliani, Gaga Terlalu Lebay
Uli Auliani ikut hadir dalam acara penolakan konser Lady Gaga oleh Front Pembela Islam (FPI) dan Lembaga Adat Besar Republik Indonesia (LABRI). Uli pun menganggap pelantun Bad Romance itu terlalu berleÂbihan alias lebay. “Saya suka Lady Gaga tapi karya, lagu-laÂgunya, PerforÂmanÂce-nya terlalu lebay too much,†ucap Uli.
“Saya nggak peduli dengan Lady Gaga. Bikin konser perÂformance fine, kita punya aturan. Menghargai kan penÂting, apalagi budaya lebih penting,†tukasnya.
Jadi kubu kontra Lady Gaga, artis panas ini mendapat kecaman dari Little Monsters (fans Lady Gaga). Uli dihujani hujatan dan hinaan di jejaring sosial.
“Teror nggak sih, cuma hujatan dan hinaan di twitter sih banyak. Saya nggak bisa memÂbalas. Saya bukan menolak Lady Gaga datang. Tapi saya cuma pengennya Lady Gaga itu menyesuaikan dengan budaya, pantes nggak dia sama budaya kita,†papar bintang film Akibat Pergaulan Bebas ini.
Menolak Gaga, Uli tak peduli dicap munafik karena dia toh biasa mengeksploitasi tubuh indahnya untuk tuntutan peran di film. “Saya memang main film pakai baju seksi. Pakai bikini di pantai kan wajar, kalau Lady Gaga kan di panggung pakai bikini. Selain itu, dia seÂring agak naked di tempat umum, apakah itu wajar. Dia harus menyesuaikan diri diÂsini,†kilah wanita asal Bandung ini.
Lucunya lagi, ternyata Uli tidak terlalu happy saat dicap seksi atau bom seks tanah air.
“Jujur risih. Di Indonesia kan kalau orang pandang wanita seksi itu pasti yang dadanya besar, pakaian yang mini dan serba terbuka. Maka kalau dikatakan seksi kaya bagaimana gitu,†ucap Uli.
Meski merasa tidak enak, Uli tetap berpikir positif dalam menyikapi pandangan masyaÂrakat terhadap dirinya. Karena menurutnya, saat masyarakat memperhatikan, berarti masih ada bentuk kasih sayang terhadap dirinya.
“Banyak yang berkomentar lah, tapi saya anggap itu meÂrupakan bentuk kasih sayang mereka kepada saya. Yang pasti saya ingin menjadi waÂnita seksi menurut saya yaitu wanita yang pandai dan bisa mengolah apa yang Tuhan berikan pada dirinya,†pungÂkasnya. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13
UPDATE
Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12
Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00
Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49
Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35
Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30