Berita

tb hasanuddin/ist

Pemerintah Hangat-hangat Tahi Ayam, NKRI Terancam Tinggal Cerita

KAMIS, 17 MEI 2012 | 11:05 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Pemerintah tidak serius menangani radikalisme di dalam negeri. Di era reformasi ini, tindak dan penyebaran pahamnya kian mengkhawatirkan.

"Program meredam radikalisme yang didengung-dengungkan pemerintah selama ini nyaris tak terdengar lagi, cuma 'hangat-hangat tahi ayam'," kata Wakil Ketua Komisi I DPR, Mayjen (Purn) TB Hasanuddin, kepada wartawan, Kamis (17/5).

Padahal, menurutnya, ada dua hubungan mendasar dalam teori transformasi dari radikalisme menuju teroris. Pertama, terbentuknya "kondisi juang" sebuah perlawanan. Pada kondisi ini para pelaku berjuang lewat opini dan bahkan politik agar pemerintah dan aparat semakin toleran terhadap radikalisme.


"Semakin toleran aparat pemerintah terhadap radikalisme maka semakin luas kondisi juang yang dibentuk, dan tidak mustahil akan terbentuk daerah tertentu menjadi daerah radikal. Sekarang pentahapan ini sudah berhasil di beberapa daerah di Indonesia," ucapnya.

Dan pada umumnya, lanjut mantan Sekretaris Militer Presiden ini, personel-personel radikal adalah sumber potensial untuk direkrut menjadi teroris . Menurut data, tingkat "kerelaan menjadi martir" dari kelompok radikal yang kemudian menjadi teroris, menduduki angka paling tinggi.

Politisi PDI Perjuangan ini menyatakan, teroris di Indonesia tidak akan habis selama radikalisme tak ditangani dengan serius, apalagi pemerintah sekarang cenderung bersikap toleran bahkan kooperatif terhadap radikalisme.

"Dalam lima tahun terakhir ini pemerintah keok menjaga pluralisme. Kalau ini terus dibiarkan, tidak mustahil dalam dekade 10-15 tahun ke depan, Pancasila, plurarisme dan bahkan NKRI hanya tinggal cerita," tandasnya. [ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

UPDATE

Pesan Ketum Muhammadiyah: Fokus Tangani Bencana, Jangan Politis!

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:13

Amanat Presiden Prabowo di Upacara Hari Bela Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:12

Waspada Banjir Susulan, Pemerintah Lakukan Modifikasi Cuaca di Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:05

Audit Lingkungan Mendesak Usai Bencana di Tiga Provinsi

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:04

IHSG Menguat, Rupiah Dibuka ke Rp16.714 Pagi Ini

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:59

TikTok Akhirnya Menyerah Jual Aset ke Amerika Serikat

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:48

KPK Sita Ratusan Juta Rupiah dalam OTT Kepala Kejari HSU

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:28

Bursa Asia Menguat saat Perhatian Investor Tertuju pada BOJ

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:19

OTT Kalsel: Kajari HSU dan Kasi Intel Digiring ke Gedung KPK

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:05

Mentan Amran: Stok Pangan Melimpah, Tak Ada Alasan Harga Melangit!

Jumat, 19 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya