Berita

zuhairi misrawi/ist

Rakyat Takut Katakan "Tidak" pada Sisa Orba

SELASA, 15 MEI 2012 | 12:11 WIB | LAPORAN: MUHAMMAD Q RUSYDAN

RMOL. Reformasi di Indonesia punya perbedaan mendasar dengan apa yang terjadi di Timur Tengah dan Afrika Utara. Reformasi 98 masih memberi toleransi pada kekuatan penguasa lama, tidak demikian dengan rakyat Mesir.

"Langkah pertama yang dilakukan dalam revolusi adalah membubarkan partai yang berkuasa. Saya lihat betul bagaimana kantor partai berkuasa di Mesir yang berdiri setinggi 22 lantai itu dibakar," ujar pengamat sosial dan politik Timur Tengah, Zuhairi Misrawi, dalam diskusi "Reformasi: Politik Uang, Neolib dan Pengingkaran Konstitusi" di Rumah Perubahan 2.0, Komplek Duta Merlin, jakarta, Selasa (5/5).

Setelah membubarkan partai berkuasa, rakyat Mesir mengadili penguasa yang ditumbangkan, Hosni Mubarak dan menahannya di penjara sipil. Bahkan uang 600 miliar dolar AS milik Hosni Mubarak disita oleh pemerintah Mesir.


Yang membedakan Indonesia dengan Mesir, lanjutnya, adalah keberanian untuk mengatakan "tidak" pada masa lalu. Masih ada tokoh penuh kesalahan di rezim masa lalu yang masih mendapat kepercayaan dari rakyat untuk menjadi capres.

"Contohnya adalah Prabowo Subianto yang (menurut survei) memiliki dukungan 18 persen sebagai calon presiden. Inilah kurangnya paradigma dekonstruksi di Indonesia, dulu mereka menuntut Prabowo yang merupakan pelanggar HAM berat, tapi sekarang menjadi calon kuat untuk 2014,"  terang Zuhairi.

"Dekontruksi juga rekonstruksi, termasuk rekonstruksi parpol untuk menjadi fondasi awal melawan neolib dan memberikan ruang kepada anak muda yang mempunyai ideologi, tenaga dan semangat untuk perubahan," lanjut dia. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya