Berita

ilustrasi

Utak-atik Azan, Wapres Boediono Sakiti Hati Umat Islam

SELASA, 01 MEI 2012 | 09:01 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

RMOL. Imbuan Wakil Presiden Boediono agar suara azan ditertibkan, seperti yang ia sampaikan pada pembukaan Muktamar Dewan Masjid Indonesia (DMI) akhir pekan lalu, terus dipersoalkan.

Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Saleh Partaonan Daulay menilai, selain menyakiti umat Islam, usulan tersebut sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip toleransi antar umat beragama.

Apalagi, umat Islam yang mayoritas di negeri ini, terang Saleh, juga tidak pernah merasa terganggu dengan seruan-seruan ibadah dari agama lain, seperti bunyi lonceng gereja yang berbunyi pada waktu-waktu ibadah tertentu umat Kristiani.

Hal itu disampaikan Saleh kepada Rakyat Merdeka Online pagi ini (Selasa, 1/5).

"Saya melihat bahwa Wapres Boediono tidak memahami hikmah di balik disyariatkannya azan. Di samping untuk syiar Islam, azan itu ya untuk mengingatkan orang bahwa waktu shalat telah tiba. Siapa saja yang mendengar azan, diimbau untuk segera melakukan shalat di masjid-masjid," ujarnya.

Pada saat pembukaan Muktamar itu, Boediono mengatakan, DMI kiranya juga dapat mulai membahas, umpamanya, tentang pengaturan penggunaan pengeras suara di masjid-masjid.

"Kita semua sangat memahami bahwa azan adalah panggilan suci bagi umat Islam untuk melaksanakan kewajiban shalatnya. Namun demikian, apa yang saya rasakan barangkali juga dirasakan oleh orang lain, yaitu bahwa suara azan yang terdengar sayup-sayup dari jauh terasa lebih merasuk ke sanubari kita dibanding suara yang terlalu keras, menyentak, dan terlalu dekat ke telinga kita," kata Boediono waktu itu.

Menurut Saleh, harusnya, yang disampaikan Boediono pada pembukaan muktamar itu adalah bagaimana agar para ta'mir masjid kehidupannya bisa lebih sejahtera. Misalnya, melalui Departemen Agama, pemerintah memberikan sumbangan rutin bagi para ta'mir masjid. Atau bisa juga dengan pengembangan ekonomi keumatan berbasis masjid.

"Masih banyak tawaran lain yang pantas disampaikan. Kok malah pengaturan suara azan yang ditonjolkan. Ada apa ini? Jangan sampai ini dinilai sebagai pesanan
asing lagi," ungkap Saleh mewanti-wanti. [zul]


Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya