Berita

presiden sby

Syahganda Nainggolan: Presiden SBY Perlu Tarik Perwakilan RI dan Usir Dubes Malaysia

MINGGU, 29 APRIL 2012 | 16:11 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono perlu mengambil langkah tegas menarik perwakilan Indonesia di Kuala Lumpur, Malaysia, mengigat saat ini jabatan Duta Besar RI kosong, dan sekaligus mengusir Dubes Malaysia di Jakarta.

Sikap tegas ini perlu diambil terkait kasus pemberondongan tembakan oleh lima polisi negara itu terhadap tiga TKI asal Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat hingga membuat ketiganya tewas secara mengenaskan. Ketiga TKI itu adalah Herman (34), Abdul Kadir Jaelani (25), dan Mad Noor (28).

"Ini, kan sudah keterlaluan dan sadis seperti menembaki binatang saja. Apalagi pihak Malaysia terkesan masih menutupi kasus itu di samping sangat terlambat melaporkan peristiwanya ke KBRI," jelas Ketua Dewan Direktur Sabang-Merauke Circle (SMC) Syahganda Nainggolan, di Jakarta, Minggu (29/4).

"Kasusnya terjadi pada 24 Maret 2012 dini hari dan pemberitahuannya baru terjadi sekitar 2 April 2012. Jelas (ini) tidak bisa ditoleransi sama sekali," sambung mahasiswa program S3 Ilmu Kesejahteraan Sosial Universitas Indonesia ini.

Selain menarik perwakilan Indonesia dan mengusir Dubes Malaysia, lanjut Syahganda, pemerintah RI juga harus terus mengusut peristiwa tersebut sampai tuntas serta membawanya ke Mahkamah Internasional demi menjaga kehormatan bangsa dan membela warga negaranya atas penistaan Malaysia.

Ia menambahkan, jika pemerintah RI terkesan mendiamkan atau tidak bersikap keras, Malaysia akan semakin menganggap remeh Indonesia sebagaimana berbagai kasus penistaan lainnya beberapa waktu lalu.

Menurutnya, kepolisian Malaysia telah melakukan kejahatan kemanusiaan karena melakukan penembakan membabi-buta pada warga negara lain khususnya TKI, meski terdapat alasan ketiga TKI diindikasikan sebagai perampok.

"Di negara mana pun, prosedur penanganan atau untuk menembak seseorang itu ada tahap-tahapnya, bukan langsung dibunuh," tegasnya.

Syahganda mengungkapkan, pemerintah RI memang harus mempertimbangkan pemutusan hubungan diplomatik kedua negara akibat Malaysia sering menodai kehormatan warga negara ataupun kedaulatan wilayah Indonesia.

"Kita ini bangsa dan negara besar, tidak boleh takut sedikit pun kepada Malaysia jika tak ingin ada TKI dibunuh lagi, termasuk mendapat pelecehan terus-menerus," demikian mantan Koordinator Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI) '98 ini. [zul]


Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya