Berita

ilustrasi

Hah, Pembatasan BBM Bersubsidi Bawa Agenda Asing?

RABU, 25 APRIL 2012 | 10:50 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

RMOL. Kengototan pemerintah membatasi penggunaan bahar bakar minyak (BBM) premium dinilai bukan hanya karena permasalahan harga minyak dunia dan kuota premium yang terbatas. Tetapi ada agenda tersembunyi untuk menggeser konsumen BBM ke provider Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) asing.

"Jelas agenda asing tersimpan rapi dibalik kengototan pemerintah tersebut," ujar ekonom dari Sabang Merauke Circle (SMC) Dahnil Anzar Simanjuntak kepada Rakyat Merdeka Online pagi ini (Rabu, 25/4).

"Sayangnya, perdebatan agenda asing yang tersembunyi ini tidak pernah menjadi perhatian dan diskusi publik yang lebih intens. Selalu diselimuti oleh diskusi teknis kuota premium dan harga minyak dunia," sambungnya.

Saat ini pemerintah sedang menyiapkan aturan pembatasan penggunaan BBM bersubsidi terhadap kenderaan dengan berkapasitas 1500 cc ke atas. Kendaran berkapasitas 1500 cc ke atas harus menggunakan BBM jenis Pertamax.

Menurutnya, pergeseran konsumen BBM ke SPBU asing pasti akan terjadi apabila pembatasan BBM bersubsidi itu dipaksakan untuk dilakukan. Apalagi pemerintah tidak siap.

"Pertama, harganya (Pertamax) serupa (dengan SPBU asing) bahkan lebih murah. Di sisi lain, mereka memiliki standar pelayanan yang lebih baik," jelasnya soal alasan kenapa konsumen BBM bersubsidi akan beralih ke SPBU asing.

Dahnil kembali mengungkapkan kekecewaannya kenapa wacana pembatasan BBM bersubsidi ini kembali dikeluarkan pemerintah. Padahal, DPR sudah jelas memberikan kriteria kapan pemerintah boleh menaikkan dan menurunkan harga BBM.

"Toch, di UU APBNP 2012, sudah ada mekanisme dan alasan untuk
menaikkan BBM subsidi apabila dalam waktu 6 bulan ke depan kenaikan ICP mencapai 15 persen," ujarnya.

"Sehingga menjadi aneh apabila Pemerintah terutama (Menteri ESDM) Jero wacik memaksakan wacana pembatasan penggunaan BBM Subsidi berdasarkan kapasitas CC diatas 1500," demikian Dahnil, pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Sultan Ageng Tirtaya Serang, Banten ini. [zul]


Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya