Berita

Michael Tene

Wawancara

WAWANCARA

Michael Tene: Otopsi Ulang Tiga Jenazah TKI Buktikan Organ Yang Diambil

RABU, 25 APRIL 2012 | 09:26 WIB

RMOL. Pemerintah Indonesia tidak sepenuhnya percaya terhadap penjelasan pihak Malaysia atas meninggalnya tiga WNI yang ditembak polisi negara jiran itu.

“Makanya kita juga perlu men­dapatkan informasi sebanyak­nya-banyaknya.Termasuk me­nyarankan keluarga agar meng­izinkan otopsi ulang tiga jenazah tersebut untuk membuktikan ada­nya dugaan organ tubuh mereka diambil,’’ kata Juru Bicara Ke­menterian Luar Negeri (Kemlu) Michael Tene, kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.

Seperti diketahui, ketiga TKI yang meninggal dunia adalah Herman, Abdul Kadir Jaelani, dan Mad Noon yang berasal dari Nusa Tenggara Barat (NTB). Me­reka dipulangkan dari Malaysia pada 5 April lalu.   

Ketiganya ditemukan me­ninggal, 23 Maret 2012,  di kolam pemancingan di Seremban, negara bagian Negeri Sembilan, Malay­sia. Berdasarkan surat keterangan yang menyertai mayat ketiganya menyebutkan penye­bab kematian adalah luka tembakan.

Michael Tene selanjutnya mengatakan, dalam kasus ini me­nimbulkan dua permasalahan. Pertama, WNI di Malaysia di­tem­bak polisi Malaysia. Kedua, adanya dugaan organ-organ tu­buh mereka diambil.

“Kemlu akan mencari infor­masi lebih jelas dan detail menge­nai kasus ini,” ujarnya.

Berikut kutipan selengkapnya:


Informasi awal apa yang Kemlu dapatkan sekarang ini?

Berdasarkan keterangan dari polisi Malaysia, WNI ditembak karena akan melakukan perampo­kan dan melakukan perlawanan sehingga ditembak polisi.


Kemlu tidak percaya?

Kami tidak serta merta mene­rima penjelasan tersebut. Kami perlu informasi yang utuh menge­nai penyebab kematian itu.

Sebagai negara hukum, apabila ada hal-hal di luar prosedur yang menyebabkan terjadinya kema­tian. Makanya, kami tidak bisa menerima apabila ada tindakan di luar prosedural.

    

Selain mengistruksikan KBRI di Malaysia untuk mene­lusuri kasus ini, apa lagi yang di­lakukan Kemlu?

Kami juga menyampaikan hal yang sama ke Kedutaan Malaysia di Indonesia. Kami sudah ko­muni­kasikan untuk meminta pen­jelasan dari mereka. Kepolisian kita di Malaysia juga sudah di­sampaikan agar meminta kete­rangan ke kepolisian Malaysia.

Kami minta informasi utuh mengenai penyebab kematian WNI  di Malaysia. Selain itu, penga­cara dari KBRI di Malaysia juga sudah diminta untuk mem­bantu kasus ini dan memper­siap­kan langkah-langkah hukum.

   

Bagaimana tanggapan Kedu­bes Malaysia di Jakarta?

Mereka sangat koo­peratif. Mereka akan meminta in­formasi dari negaranya me­ngenai hal-hal yang ditanyakan oleh kita atas penye­bab kematian itu, termasuk dugaan organ yang diambil.

   

Apa yang sudah dilakukan Menlu?

Pak Menlu Marty Natalegawa juga sudah mengirim tim khusus dari Kemlu ke Kuala Lumpur untuk menghimpun informasi atau fakta-fakta yang diperlukan.

Bahkan, Pak Menlu pun sudah berkomunikasi dengan Menlu Malaysia. Mudah-mudahan kita mendapat informasi utuh dari pihak Malaysia.

   

Pemerintah Malaysia sudah melakukan otopsi?

Ya. Mereka sudah melakukan otopsi terlebih dahulu sebelum jenazah dipulangkan ke Indone­sia. Makanya, kami minta KBRI di Malaysia untuk meminta pen­jelasan mengenai hal itu.

Otopsi itu hanya menjelaskan penyebab kematiannya karena luka tembak. Pada saat otopsi di Malaysia dijahit kembali. Yang jelas, kami akan minta penjelasan juga ke rumah sakit di Malaysia yang melakukan otopsi tersebut.

   

Jika pihak keluarga korban ingin meminta otopsi ulang?

Itulah yang sangat penting. Kemlu siap mendukung dan men­fasilitasi jika ada keinginan dari pihak keluarga korban untuk melakukan otopsi ulang.

Jenazahnya memang sudah di­makamkan. Tetapi apabila ke­luarga menginginkan otopsi ulang untuk mengetahui benar tidaknya dugaan itu, kami siap mendukung. Soalnya otopsi itu harus izin dari keluarga. [Harian Rakyat Merdeka]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya