salah satu gedung uin/ist
salah satu gedung uin/ist
RMOL. Sekelompok mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta membentuk Komunitas Maritim UIN Jakarta. Pendeklarasian ini berangkat dari semangat mengembalikan kejayaan maritim Nusantara.
Pasalnya, para penggagas komunitas ini melihat, Indonesia telah begitu jauh melenceng dari khittohnya sebagai negara kepulauan. Hal itu disampaikan Koordinator Komunitas Maritim UIN, Arlian Buana, akhir pekan lalu di kampurs UIN Jakarta.
"Alih-alih memaksimalkan potensi kelautan yang luar biasa, Indonesia saat ini dirundung berbagai masalah di laut. Ini jelas memprihatinkan. Harusnya kita menjadi Negara yang jaya di laut, tapi kita justru abai dengan laut. Tak urung, kekayaan kita di laut dikeruk asing dan nelayan kita melarat," ujarnya.
Komunitas ini secara resmi dideklarasikan Jumat sore (2/4) di Cafelosophy, Ciputat, Tangerang Selatan. Turut hadir Direktur Eksekutif Indonesia Maritime Institute Dr. Yulian Paonganan dan Sekjen IMI RM. Zulkipli. Setelah deklarasi, dilaksanakan diskusi santai dengan tema "Menggelorakan Semangat Kemaritiman Mahasiswa," dengan peserta sekitar 50 mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam Diskusi, Arlian menyinggung bahwa pekerjaan untuk menyadarkan sebanyak mungkin orang agar melek maritim bukan pekerjaan mudah. Tapi, sebagai langkah awal, ia dan teman-temannya akan mengampanyekan spirit maritime di lingkungan kampusnya. "Kerja ini kerja panjang, kami akan mulai dari lingkungan kami yang paling kecil, kampus UIN Jakarta,†ucapnya.
Senada dengan Arlian, Y. Paonganan mengatakan, negara kita telah dicekoki untuk bercocok tanam selama 350 tahun oleh Belanda. Berjaya di laut sudah tidak terpikirkan lagi oleh banyak orang.
"Padahal kita pernah mengalami masa kejayaan maritim pada masa kerajaaan Sriwijaya dan Majapahit. Namun, kejayaan itu kini seakan sirna. Land based oriented lebih dikedepankan. Pekerjaan menularkan semangat maritime jelas tidak mudah," tandas Paonganan.
Dalam kesempatan itu, Paonganan juga menyampaikan strategi besar yang diusung IMI menuju negara maritime yang kuat.
Pertama, mengubah mindset bangsa dari land based oriented ke maritime based oriented. Kedua, mendesakkan political will setiap elemen bangsa agar membuka mata terhadap potensi besar kita sesungguhnya, potensi maritime. Ketiga, pengembangan IPTEK kelautan yang berkelanjutan. Keempat, membangun pertahanan dan keamaanan laut yang berdaulat. Dan kelima, membentuk armada niagar yang besar.
"Dari penelitian IPB, laut kita menyimpan kekayaan lebih dari 7200 triliun rupiah. Itu pun masih dengan penelitian terbatas, saya yakin laut kita masih menyimpan kekayaan yang lebih besar. Dengan memaksimalkan sumber daya maritim, Indonesia bisa menyerap tenaga kerja yang besar dibandingkan dengan mengirim TKI ke luar negeri," imbuhnya.
Paonganan lalu memberikan apresiasinya yang tinggi untuk Komunitas Maritim UIN. Untuk jangka panjang, IMI akan mengajak Komunitas Maritim UIN untuk terjun langsung memberdayakan ekonomi masyarakat pesisir. Dan melibatkan Komunitas Maritim UIN bersama kampus-kampus lainnya, untuk menyuarakan maritime policy.
"Siapapun yang memerintah, kami akan desak untuk menerapkan maritime policy. Jangan salahkan saya, jika tahun 2020 nanti belum ada maritime policy, laut kita bisa menjadi hitam," demikian Paonganan. [zul]
Populer
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29
UPDATE
Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10
Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01
Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51
Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40
Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26
Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07
Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01
Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54
Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31
Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10