Julian Aldrin Pasha
Julian Aldrin Pasha
RMOL. Presiden SBY tidak marah dan kecewa atas bocornya pidato tertutup di internal Partai Demokrat 1 April lalu.
“Hanya saja Pak SBY sangat terÂkejut atas bocornya pidato terÂtutup itu,’’ kata Juru Bicara PreÂsiden, Julian Aldrin Pasha, keÂpada Rakyat Merdeka, kemarin.
Berikut kutipan selengkapnya;
Apa tanggapan SBY?
Beliau tidak berkomentar lebih jauh. Hanya sangat terkejut saja. Kenapa sampai bocor pidato yang tertutup itu.
Barangkali SBY kecewa?
Kami tidak mendengar atau meÂÂlihat adanya ekspresi kekeÂceÂwaan atau marah saat mendengar bahwa pidato itu bocor ke publik.
Bagaimana hasil penyelidiÂkan untuk mengetahui siapa yang membocorkan pidato terÂsebut?
Saya dengar di dalam Partai Demokrat melakukan evaluasi total terkait dengan adanya keÂbocoran itu.
Apa akan melibatkan BIN untuk mengetahui siapa yang memÂbocorkan itu?
He-he-he tidaklah. Ini kan inÂterÂnal partai, kecuali itu memÂbocorkan rahasia negara
Apa SBY pernah mengutaÂraÂkan bahwa bocorÂnya pidato ini meÂmilki moÂtif politik?
Tidak ya. Sepanjang yang saya ketahui, Presiden tidak memÂberiÂkan koÂmentar lebih lanjut. MungÂkin disampaikan melalui menteri atau orang lain. Tapi yang saya keÂtahui tidak. Yang saya tahu beliau meÂÂmang terÂkeÂjut dengan boÂÂcornya piÂdato itu.
Tidak ya. Sepanjang yang saya ketahui, Presiden tidak memÂberiÂkan koÂmentar lebih lanjut. MungÂkin disampaikan melalui menteri atau orang lain. Tapi yang saya keÂtahui tidak. Yang saya tahu beliau meÂÂmang terÂkeÂjut dengan boÂÂcornya piÂdato itu.
Dalam pidato SBY ada beÂbeÂrapa perkataannya yang diÂanggap menyinggung partai lain, apa tanggapan Anda?
Kami kira tidak pas kalau piÂdato tersebut dianggap menyingÂgung partai lain. Sebab, kalau dibaca dengan cermat pidato Pak SBY untuk kader-kader Partai Demokrat itu merupakan pidato untuk memberikan spirit. SepanÂjang yang kami pahami tidak ada kalimat yang mendeskreditkan partai lain.
O ya, apa benar dalam waktu dekat ini SBY mengumumkan koalisi tanpa PKS?
Kami kira sudah jelas bahwa posisi partai politik koalisi peÂmeÂrintah sudah seperti yang publik lihat. Di dalam butir-butir Code of Conduct Kesepahaman atau kesepakatan antar partai koalisi, pada butir kelima sudah menjeÂlaskan dengan jelas posisi dari PKS.
Tidak perlu ada penjelasan lagi, Presiden juga tidak akan menyaÂtakan pernyataan secara verbal atau secara langsung. Namun ekÂsisÂtensi keberadaan dari partai politik koalisi seperti yang terÂlihat sekarang saja.
Posisi dari PKS menurut buÂtir kelima ini apa ya?
Itu bisa dijawab kalau memÂbaca butir kelima dari Code of Conduct tersebut. Dalam butir 5 kontrak koalisi dijelaskan apabila tidak ditemukan solusi yang diseÂpakati bersama, maka parpol peserta koalisi yang bersangkutan dapat mengundurkan diri dari koalisi. Manakala parpol yang bersangkutan tidak mengunÂdurÂkan diri, pada hakikatnya keberÂsaÂmaannya dalam koalisi partai telah berakhir.
Mengapa Presiden tidak mau menyatakan secara verbal?
Meski Pak Presiden SBY sebaÂgai Ketua Setgab partai politik koaÂlisi. Tapi semua itu kan dipuÂtuskan berdasarkan ketentuan Code of Conduct kesepakatan berÂÂsama. Itu kan kolektif. Oleh sebab itu ketika yang lain setuju, terÂhadap apa yang menjadi kepuÂtuÂsan bersama itulah yang diambil.
Tidak perlu lagi pernyataan secara verbal atau secara langÂsung. Apalagi ditujukan untuk masyarakat.
Presiden hanya akan memÂberiÂkan pernyataan langsung bilaÂmana itu terkait dengan keÂputuÂsan reshuffle kabinet, karena itu domain presiden, merupakan hak preogatif Presiden.
Tetapi kalau keberadaan partai politik di koalisi, dipastikan tiÂdak ada pernyataan verbal dari PreÂsiden.
Apa reshuffle kabinet dilakuÂkan dalam waktu dekat ini?
Sampai saat ini belum ada. Mungkin saya tidak punya inÂforÂmasi yang cukup. Tapi kami beÂlum dengar ada rencana mengeÂnai reshuffle kabinet, setidaknya dalam waktu dekat ini. Tetapi hal itu kan bisa terjadi kapanpun seÂwaktu-waktu, apabila presiden meÂmandang perlu maka reÂshuffle kabinet itu bisa terjadi kapan pun. Itu kan hak prerogatif Presiden. Tidak perlu ada izin dari siaÂpapun.
Apa benar besaran ICP di atas 15 persen untuk menaikÂkan harga BBM merupakan ide SBY?
Itu muncul ketika partai politik koalisi mencoba untuk merumusÂkan policy response atas kenaikan harga. Seperti yang disebutkan daÂlam pasal 7 APBN 2012, tidak ada kenaikan pada 2012, maka perlu dicarikan alasan yang rasioÂnal dan tepat untuk menÂjelaskan mengapa kenaikan itu perlu dan seperti apa mekanismenya. MakaÂÂÂnya, Bapak Presiden menaÂwarkan suatu opsi yang sebagaiÂmana diadopsi partai koalisi.
Berarti benar dari ide SBY?
Ya demikian adanya, tetapi itukan tidak dipersoalkan karena pada kenyataanya yang dikedeÂpanÂkan oleh partai koalisi seperti Golkar dan lain-lain adalah agar apa yang diusulkan bisa diterima oleh semua politik di DPR. WaÂlauÂpun pada kenyataanya ada yang menolak opsi yang ditawarÂkan tersebut.
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
UPDATE
Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52
Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43
Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32
Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13
Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26
Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07
Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52
Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24
Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07
Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41