Syamsul Maarif
Syamsul Maarif
RMOL. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bergerak cepat menangani gempa di Aceh dan sekitarnya.
Badan yang dikomandoi Syamsul Maarif itu langsung membentuk tiga tim setelah mendapat informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
“Tim pertama bertujuan ke Aceh. Namun ketika magrib kami mendapat informasi bahwa SiÂmeuleu tidak bisa didarati. SeÂbab, tidak ada lampu peneraÂngan penÂdaratan pada malam hari. AkhirÂnya tim pertama, termasuk saya, mendarat di Padang,†kata SyamÂsul Maarif kepada Rakyat MerÂdeka, kemarin.
Tim kedua menuju Padang, sehingga bertemu dengan tim perÂtama. Satu tim lagi mendaÂtangi Bengkulu. Ketika pihaknya mendapatkan informasi dari BMKG bahwa gempa sampai ke Lampung, BNPB pun langsung menugaskan tim yang kebetulan tim monitoring BNPB sedang berada di Lampung untuk melaÂkukan assessment di sana.
“Tim-tim ini akan on the spot melihat peristiwa dan menangÂguÂlangi bencana di daerah, seÂkaliÂgus membuat assessment tenÂtang kerusakan. Termasuk membuka posko untuk mengenÂdalikan penanggulangan benÂcana,†ujarnya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Apa itu saja yang dilakukan?
BNPB juga sudah menyiapkan dua pesawat Hercules serta satu jet untuk membawa pasukan satuan reaksi cepat dengan jumÂlah 500 orang untuk dibawa ke tempat yang sangat rawan.
Bagaimana hasil dari tim-tim tersebut?
Gempa ini tidak ada tsunami. Tapi masyarakat trauma dari kejadian gempa tahun-tahun seÂbelumnya. Makanya, Gubernur Padang langsung menugaskan petugas untuk menekan tombol sirine sebagai tanda agar masyaÂraÂkat mengungsikan diri dan menjauhi pantai.
Bukankah sirine tersebut maÂlah menimbulkan kepanikan dan kemacetan?
Memang terjadi kemacetan karena masyarakat kebanyakan membawa mobil. Kalau terjadi kepanikan itu pasti. Karena setiap bencana di seluruh dunia, ada yang namanya periode panik.
Berita panik ini sebaiknya tidak usah dibesar-besarkan. Saat gempa di Jepang, masyaÂrakat pun panik. Saya rasa tidak hanya menÂjauhi bibir pantai, tetapi juga harus dibuat shelter-shelter vertiÂkal yang dekat deÂngan masyaÂrakat.
Kenapa masih ada daerah yang tidak membunyikan sirine?
Di Aceh memang ada sirine yang terlambat bunyi karena listrik mati. Ada juga yang meÂmang tidak sempat disembuyikan karena petugasnya ikut panik, dan malah lari. Kami pun haÂrus mengeÂvaÂluaÂsi agar tidak terjadi kemacetan di masa-masa mendaÂtang ketika terjadi gempa.
Apakah shelÂter itu dibuat oleh BNPB?
Kami telah memÂÂberikan banÂtuan untuk membuat shelter vertiÂkal yang dekat masyarakat. Tetapi masih ada shelter yang jaraknya masih jauh sekitar 1 kilometer. SebaikÂnya, shelter diÂdiriÂkan pada radius 500 meter.
DibutuhÂkan beÂrapa shelÂter?
Angka kasarnya sekitar 300 shleter di Sumatera Barat. Wujud shelter ini bisa berupa masjid. Contohnya Masjid Al Muhajirin di Kampung Pasir Putih Kota Padang. Saya sudah ke sana. Di sekeliling masjid tersebut ada tambahan lantai untuk bisa meÂnampung sekitar 1.500 orang.
Shelter di Masjid bisa efekÂtif?
Bisa dong. Masyarakat di seÂkitar masjid bisa menggunakan shelter itu bila terjadi gempat.
Selain itu, apalagi yang dilaÂkuÂkan?
Misalnya di Meulaboh (Aceh) ada beberapa ruko yang di luarÂnya dipasang tangga untuk meÂlakukan evakuasi dengan keÂtinggian sekitar 8-9 meter yang diÂlakukan oleh Badan penangguÂlangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.
Saya mengharapkan adanya Peraturan Daerah bahwa setiap ada pembangunan gedung tinggi harus bisa digunakan sebagai shelter untuk menjaga-jaga bila terjadi tsunami.
Ada berapa korban hingga saat ini?
Ada 10 orang. Yakni di KabuÂpaten Padang Pariaman 1 orang, Kota Banda Aceh 1 orang, KabuÂpaten Lhoksemauwe 1 orang, Kabupaten Aceh Barat Daya 1 orang, Kabupaten Aceh Besar ada 6 orang. Sedangkan yang luka berat ada 4 orang dan 8 luka ringan.
Apakah ada indikasi terjadi gempa lagi?
Saya tidak tahu karena gempa itu kan tidak bisa diperkirakan. Yang bisa diperkirakan misalnya, konÂdisi-kondisi tanah yang gemÂbur atau yang berdekatan dengan bibir partai. Lokasi-lokasi itulah yang harus kita upayakan agar tidak membahayakan jika terjadi gempa.
Sebab, ketika terjadi gempa besar maka daerah-daerah terseÂbut itu akan mendapatkan keruÂsakan yang paling parah. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06
Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
UPDATE
Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52
Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43
Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32
Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13
Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26
Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07
Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52
Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24
Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07
Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41