Berita

Sri Woro B Harijono

Wawancara

WAWANCARA

Sri Woro B Harijono: Alat Deteksi Tsunami Masih Aktif Hanya Saja Pemda Tidak Siap

JUMAT, 13 APRIL 2012 | 09:13 WIB

RMOL. Gempa berkekuatan 8,5 skala richter mengguncang Aceh dan sekitarnya Rabu (11/4) lalu menyisakan pertanyaan, kenapa sampai kini belum dimaksimalkan peringatan tsunami.

Kalau ada peringatan tsunami, tentu masyarakat tidak pontang-panting lari ke tempat yang tinggi dan tidak panik seperti terjadi Rabu lalu itu.

Menanggapi hal itu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sri Woro B Harijono mengatakan, alat de­teksi tsunami hingga kini masih berfungsi dengan baik.

“Peralatan yang kami miliki pun terus ditata dengan baik. Hanya saja pemerintah daerah dan masyarakat yang tidak siap menghadapi kemungkinan tsu­nami itu,’’ kata Sri Woro B Hari­jono kepada Rakyat Mer­deka, di Jakarta, kemarin.

Seperti diketahui, Rabu (11/4) sekitar pukul 15:30 WIB, gempa  mengguncang Kota Serambi Mekkah berkekuatan 8,5 SR. Dampak gempa tersebut di­rasa­kan hingga Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, dan Lampung.

Pusat gempa berada di 434 kilometer barat daya Meulaboh, 364 kilometer barat daya Kabu­paten Simeuleu dan sekitar 443 kilometer dari Banda Aceh. Gempa yang berpusat pada koor­dinat 2,3 derajat Lintang Utara (LU) dan 92,67 derajat Bujur Timur (BT) dengan kedalaman 10 kilometer dan berpotensi tsunami.

Sri Woro B Harijono selanjut­nya mengatakan, kalau terjadi guncangan, sebaiknya nggak usah begitu panik seperti  Rabu lalu itu.

“Cara mereka berlari itu kacau. Ini menunjukkan, performance pemerintah dan instansi terkait belum siap meng­hadapi ke­mung­­kinan tsu­­nami,’’ katanya.

Berikut kutipan selengkapnya:’


Apa yang perlu dilakukan ke depan?

Perlu dimaksimalkan persiapan pemerintah daerah, institusi ter­kait, dan ma­sya­rakatnya. Saya kira perlu la­ku­­kan latihan meng­ha­dapi tsu­nami.

    

Barangkali alatnya juga ku­rang berfungsi?

Kami ini terus me­melihara alat, me­mo­nitor, se­hingga alat itu ma­sih ber­fungsi.

BMKG menghim­bau peme­rin­tah dae­rah menin­dak­lanjuti pe­ri­nga­tan dini tsu­nami yang disam­pai­kan, termasuk me­nga­­rah­kan warga melaku­kan tindakan antisi­pasi yang di­per­lu­kan. Tidak perlu panik.


Apa BMKG ti­dak melaku­kan per­­siapan-per­sia­pan khusus?

Tidak ada persia­pan khusus. BMKG hanya menganalisa dan memonitoring. Alat-alatnya saja yang harus dirapihkan agar se­muanya dalam keadaan siap pakai.

Sejauh ini tidak ada kendala. Alat-alat yang kami miliki bagus semuanya. Kami juga akan me­rapatkan jaringan seismograf saja. Ini yang perlu dilakukan.


Bagaimana koordinasi BMKG dengan Pemda?

Kerja sama kami dengan Pemda-pemda baik semua kok. Kami sudah memasang DVB (digital video broadcasting) di se­mua kantor pemda.

   

Berapa pemda yang sudah dipasang DVB?

Ada 155 yang sudah kita pa­sang di pemda-pemda. Kegunaan alat ini, ketika ada informasi dari BMKG, langsung diketahui pemda.


Selama ini BMKG dinilai ku­rang cepat bergerak, tangga­pan Anda?    

Kami ini sudah bekerja de­ngan maksimal dan baik. Kami selalu siap 24 jam. Yang kurang hanya pemda saja. Sebaiknya pemda ini lebih mempersiap­kan latihan eva­kuasi, membuat peta evakuasi, dan membuat tempat pengung­sian yang aman. Me­mang ada pemda yang sudah mem­buat itu, tapi masih sedikit.


O ya, BMKG awalnya menge­luarkan peri­nga­tan kemungki­nan ada tsunami, ke­napa be­gitu?

BMKG menge­luarkan peri­ngatan dini tsunami ka­rena ada dua hal. Per­tama, gempa me­mi­liki kekuatan di atas 7 skala rich­ter. Kedua, kedala­man pusat gempa berada di bawah 100 kilo­meter.

Namun, pada pu­­kul 19.45 WIB, kami akhiri pe­ri­nga­tan tsu­nami itu. Sebab, perge­se­ran lem­peng yang sifat­nya mendatar, sehingga tidak menga­kibatkan tsunami besar.

Memang ada tsunami di bebe­rapa wilayah. Tapi tidak terlalu besar. Di Sabang ketinggiannya 20 centi meter, di wilayah Meu­laboh 80 centi meter, dan wila­yah Nias dengan ketinggian 60 centi meter.

Terjadinya gempa karena per­geseran lempeng bumi yang terus bergerak. Nemang suatu hari nanti lempeng-lempeng ini bisa terjadi tabrakan, sehingga meng­a­kibatkan gempa.


Bagaimana sistem peringa­tan di BMKG?

Kalau ancamannya itu awas, ketinggian tsunaminya lebih tinggi dari tiga meter. Kalau antara setengah meter hingga tiga meter itu siaga, di bawah se­tengah meter, itu waspada.


Ada kemungkinan akan ter­jadi gempa lagi?

Kemungkinan gempa susulan itu msih terjadi tetapi berskala kecil. Warga tidak perlu panik karena gempa susulan tidak ber­potensi tsunami.


Apakah gempa besar atau kecil?

Sebenarnya kita tidak bisa mem­prediksi apakah ada gempa besar lagi atau tidak.


Kenapa gempa susulan tidak berpotensi tsunami?

Gempa yang berpotensi tsu­nami jika kekuatannya di atas 7 skala richter.

Sedangkan gempa susulan ini diperkirakan hanya di bawah 7 skala richter. Ini berarti kalaupun ada tsunami, itu kecil. [Harian Rakyat Merdeka]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya