Berita

Alot Putuskan RUU Pemilu, Bukti Partai Politik hanya Peduli Kepentingan Sendiri

RABU, 11 APRIL 2012 | 11:42 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

RMOL. Tarik menarik terhadap beberapa pasal dalam RUU Pemilu mendapat sorotan dari berbagai pihak. Pasalnya, tarik-menarik tersebut dinilai hanya berkutat pada kepentingan partai-partai yang ada di DPR. Egoisme masing-masing partai selalu menjadi penghalang dalam mencapai kata sepakat.

Isu krusial dalam UU ada empat yaitu sistem pemilu, ambang batas parlemen atau parliamentary threshold (PT), alokasi kursi per daerah pemilihan dan konversi suara menjadi kursi.

"Keempat isu itu kelihatan sederhana, tetapi menjadi rumit bila dikaitkan dengan kepentingan masing-masing partai. Sebagian partai, menganggap pertarungan dalam RUU ini adalah bagian dalam pertarungan Pemilu 2014", ungkap pengamat politik Saleh P. Daulay kepada Rakyat Merdeka Online (Rabu, 11/4).

Efek dari pertarungan itu, lanjut Saleh, muncul kesan seolah-olah partai politik hanya peduli pada kepentingannya. Kesan ini tentu tidak baik di tengah merebaknya krisis kepercayaan kepada partai politik. Dengan skala yang berbeda-beda, saat ini masyarakat masih banyak yang menaruh harapan kepada partai politik.

"Sebaiknya, semua partai menurunkan call-nya. UU pemilu ini harus segera disahkan. Apalagi, anggota KPU sebagai penyelenggara pemilu telah terbentuk. Tanpa UU ini, mereka tidak akan bisa bekerja. Sementara, waktu menuju Pemilu tinggal 2 tahun lagi. Kasihan KPU bila nanti disalahkan dan dianggap tidak kapabel. Padahal, mereka tidak diberi waktu yang cukup untuk bekerja," papar Saleh.

Selain itu, Saleh menyarankan agar UU pemilu tidak selalu diubah setiap kali pemilu. Setidaknya diterapkan dulu pada 3 atau 4 kali pemilu. Selanjutnya baru dilakukan evaluasi. Dengan begitu, tidak ada biaya yang dihabiskan untuk merumuskan UU itu. Dan yang lebih penting, tambah dosen FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini, penggunaan waktu menjadi efisien karena tidak digunakan untuk berdebat antar sesama partai politik. [zul]


Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya