RMOL. Unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM telah mereda. Kerusakan akibat demonstrasi yang diwarna kericuhan telah didata. Upaya perbaikan mulai dilakukan.
Sejumlah pengendara motor berhenti di depan gedung DPR, Senayan, Jakarta, Sabtu (31/3). Kedatangan mereka bukan untuk berunjuk rasa, melainkan ingin menyaksikan pagar halaman gedung wakil rakyat yang dijebol demonstran sehari sebelumnya.
Beberapa orang terlihat meÂngamÂbil gambar pagar yang tak lagi dilengkapi terali besi. Ada yang menggunakan kamera digiÂtal. Lainnya pakai kamera handÂphone. Mereka berpose dengan latar belakang pagar yang rusak dan gedung kura-kura di kejauhan.
“Ya ingin tahu aja sekaligus foto-foto. Maklum saya nonton di televisi seharian kemarin ramai sekali. Kebetulan lagi lewat, saya berhenti dan ingin lihat dari dekat saja,†kata Herman, warga ToÂmang, Jakarta Barat. Ia ke sini berÂsama anaknya yang masih kecil.
Lantaran banyak orang yang ingin melihat pagar DPR yang porak-poranda, arus lalu lintas di Jalan Gatot Subroto menuju geÂdung DPR sedikit tersendat.
Para pengendara memÂperÂlamÂbat laju kendaraan atau berhenti sejenak untuk melihat-lihat. BeÂgitu pula, pengendara mobil yang melintas di jalan Tol Dalam Kota dari arah Cawang menuju Slipi. Arus lalu lintas di jalan bebas hamÂÂbatan itu pun sedikit tersendat.
Melihat kondisi ini, polisi turun tangan. Dengan pengeras suara, polisi mengimbau pengendara yang melintas di jalan tol tak memÂperlambat laju kendaraannya.
“Silakan, para pengguna tol tiÂdak perlu menengok ke kanan ke kiri. Di belakang Anda masih maÂcet panjang,†imbau polisi dari pintu tol Semanggi.
Pagar di sebelah kanan dan kiri gerbang gedung DPR jebol di beberapa bagian. Terali besi yang menjadi bagian atas pagar copot. Taman yang berada di belakang pagar rusak karena terinjak-injak.
Walaupun tak ada rencana unÂjuk rasa di tempat ini, puluhan PeÂngamanan Dalam (Pamdal) DPR dan polisi terlihat berjaga-jaga. Mereka berjaga di pos di beÂlaÂkang gerbang maupun di luar pagar.
Ridwan, anggota Pamdal meÂngungkapkan ia diperintahkan berÂjaga di sini agar besi-besi beÂkas paÂgar tak diambil orang. “Saya tidak tahu apakah (besi-besi itu) mau dipakai lagi atau tidak,†katanya.
Terali besi pagar yang tergeleÂtak di beberapa lokasi belum diÂpindahkan. Puing-puing tembok pagar yang dijebol juga belum dibersihkan.
Pantauan Rakyat Merdeka, beberapa orang anggota Pamdal sibuk menancapkan kayu persis di depan pagar yang roboh. JaÂrakÂnya satu meter dari pagar. Kayu-kayu ini untuk tempat memasang seng penutup sementara pagar yang jebol.
Hujan turun. Aktivitas pemaÂsaÂngan penutup sementara pun dihentikan. Lima anggota Pamdal berlarian mencari tempat berÂteÂduh. Hingga Sabtu sore hanya bagian kanan gerbang yang sudah ditutupi seng setinggi dua meter.
Selain memasang penutup seÂmentara, anggota Pamdal juga diÂkerahkan untuk membersihkan coÂretan cat semprot di gerbang mauÂpun pagar. Coretan berisi perÂnyaÂtaan menolak kenaikan harga BBM itu dibuat para pengunjuk rasa.
Dengan menggunakan kain baÂsah, mereka mencoba memberÂsihÂkan coretan. Coretan yang sulit dihilangkan digosok-gosok kain yang sudah dilumuri thinner.
“Kita sangat hati-hati sekali (membersihkan coretan). Takut meÂrusak bagian dinding. Kalau bisa dihilangkan tulisannya tanpa merusak tentunya dinding tidak perlu diganti,†kata Wahyu, angÂgota Pamdal. Sebagian dinding pagar halaman depan gedung DPR dilapisi granit.
Selesai membersihkan coretan di dinding bawah, Wahyu dan teÂman-temannya beralih ke bagian atas. Untuk bisa membÂeÂrÂsihÂkanÂnya perlu memanjat pagar. Ada juga yang menggunakan tangga.
“Kalau atribut berupa spanduk dan bendera yang sebelumnya dipasang di sekitar pintu gerbang DPR sudah dicopot sejak semaÂlam (Jumat malam—red). Sejak pagi, semua sampah berupa batu-batu, kertas dan sebagainya sudah dibersihkan,†kata Wahyu.
Pembersihan juga dilakukan di jalan tol Dalam Kota. Ruas dari CaÂwang menuju Slipi sempat diÂtutup karena diduduki pengunjuk rasa. Pagar pembatas jalan tol dengan jalan biasa yang terletak di gedung DPR rusak.
Sabtu pagi, ruas jalan tol ini suÂdah dibuka dan dilalui kendaraan. Beberapa pagar pembatas dari besi BRC yang sempat jebol suÂdah diperbaiki.
Polisi Berharap Ada Sanksi Sosial
Demonstran Perusak Tidak Ditindak
Polisi tak akan menindak peÂngunjuk rasa yang melakukan pengrusakan fasilitas umum. NaÂmun aparat menyayangkan tinÂdakan itu karena dianggap meruÂgikan masyarakat.
“Fasilitas itu kan diberikan oleh pemerintah. Itu uang rakyat juga. Pelakunya jelas satu keÂlompok, kita serahkan saja ini ke opini publik, biar sanksi sosial yang berbicara. Saya tidak akan menuntut dalam kasus seperti ini,†kata Kapolda Metro Jaya Irjen Untung S Rajab.
Kapolda mengklaim pihaknya tak melakukan pelanggaran HAM dalam mengatasi aksi unÂjuk rasa yang diwarnai bentrok antara demonstran dan polisi
“Unjuk rasa maksimal pukul 18.00 WIB. Kalau melewati batas, berarti melanggar hukum. MeÂrusak fasilitas umum, melangÂgar hukum. Mengancam juga melanggar hukum,†ujar dia.
Polisi, kata Untung, justru henÂdak menegakkan HAM. “Tiap-tiap manusia juga punya HAM. MaÂsalahnya, HAM itu berlakuÂnya kapan, itu ada aturan hukumÂnya. Misalnya, dia mencuri, dia melawan, masak tidak kita antiÂsipasi. Polisi punya kewenangan untuk itu. Tetapi itu juga sudah diÂatur oleh undang-undang,†papar Untung.
Beberapa unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM di Jakarta berakhir ricuh. Seperti yang terÂjadi di Gambir Selasa (27/3), di Jalan Diponegoro Kamis (29/3) dan Jumat (30/3) di depan GÂeÂdung DPR, Senayan.
Polisi menangkap 135 orang. Lima puluh tiga di antaranya ditaÂhan. Kepala Bareskrim Polri KomÂjen menyayangkan aksi peÂnguÂnÂjuk rasa yang merusak fasiliÂtas umum dan barang milik negara.
“Mungkin dia merasa bangga membakar mobil polisi, padahal mobil polisi itu kan dibeli pakai uang rakyat.. Hari ini dibakar nanti kita ajukan lagi. Yang rugi kan yang bakar juga. Polisi nggak rugi karena itu bukan (uang) dari kantong polisi, itu uang negara,†kata bekas kapolda Metro Jaya itu.
Menurut Sutarman, bangsa Indonesia sedang belajar deÂmokrasi. Masyarakatnya sedang belajar unjuk rasa. Polisi juga maÂsih untuk mengamankan unÂjuk rasa. Untuk itu, semua pihak perlu saling menghargai agar unjuk rasa tetap berlangsung aman.
Biaya Perbaikan Belum Dihitung
Sekretariat Jenderal (SetÂjen) DPR belum mengÂhiÂtung biaya untuk memÂperbaiki pagar yang rusak akibat aksi unjuk rasa Jumat lalu. Perbaikan akan dilakukan secepatnya.
“Pintu pagar dan pintu gerÂbang itu kan obyek vital bagi kompleks (gedung) DPR/MPR Jakarta. Karena itu merupakan akses untuk keluar masuk di DPR. Tentunya perbaikan akan kami lakukan secepatnya,†kata Kepala Biro Humas Setjen DPR Zakaria.
Hanya masalahnya, kata dia, setiap proses pembangunan mauÂpun renovasi yang mengÂguÂnakan uang negara perlu meÂlewati sejumlah prosedur. Salah satunya, pemilihan rekanan haÂrus lewat tender.
“Tapi bisa saja untuk proses itu dipercepat, karena sifatnya yang mendesak. Misalnya tidak lewat pelelangan, tender tapi langsung penunjukan,†kata Zakaria.
Zakaria belum tahu apakah akan dilakukan renovasi total atau hanya sebagian. Pasalnya beÂlum ada pengecekan lapaÂngan. Untuk sementara, perÂbaikan dilakukan di bagian yang rusak saja.
“Kita tahu pagar besi di kiri-kanan pintu gerbang masuk DPR mengalami kerusakan paÂrah. Tentunya inilah yang menÂjadi fokus utama untuk dilaÂkukan perbaikan,†terangnya.
Bagian pintu gerbang yang rusak juga akan diperbaiki. BeÂbeÂrapa jeruji besi di pintu gerÂbang dicopot pengunjuk rasa yang mencoba menerobos maÂsuk ke gedung DPR.
“Kami paham, sudah berapa kali gerbang di depan itu berÂhasil dirusak oleh demonstran. Tentunya ini akan jadi pertimÂbaÂngan bagi kami untuk mengÂkaji kembali apa yang kurang dari itu semua, apakah diperÂlukan peningkatan kualitas,†kata Zakaria.
Anggota Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR Muslim heran pagar DPR muÂdah dijebol demonstran. PadaÂhal, menurut anggota Fraksi Partai Demokrat itu, pemÂbaÂnguÂnannya mengacu standar KeÂmenterian Pekerjaan Umum.
Muslim mencurigai ada peÂnyimpangan dalam proyek pemÂbangunan pagar. Ia akan meÂnguÂsulkan agar dilakukan peÂmeÂrikÂsaan terhadap proyek tersebut.
“BURT sebagai pihak yang berÂkepentingan akan meÂmangÂgil dan mempertanyakan Setjen tentang pembangunan pagar GeÂdung DPR. Kok pagar begitu mudah jebol,†ujarnya.
Mobil Dibakar, Polsek Dilempari
Polda Metro Jaya mencatat sejumlah kerusakan selama berlangsung demo menolak kenaikan harga BBM di Jakarta. Ini rinciannya:
- 2 mobil rusak
- 1 mobil Reserse Mobil (Resmob) dan 1 motor milik polisi dibakar
- 2 pos polisi dirusak
- 1 polsek dirusak. Kacanya dilempari.
- Fasilitas umum seperti pembatas jalan dan pot bunga dirusak
- Pagar halaman gedung DPR dirusak
- Pagar jalan tol di depan DPR dirusak [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03
Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21
Senin, 30 September 2024 | 05:26
Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45
Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53
Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46
Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35
UPDATE
Kamis, 10 Oktober 2024 | 18:05
Kamis, 10 Oktober 2024 | 18:04
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:58
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:42
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:28
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:28
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:23
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:11
Kamis, 10 Oktober 2024 | 16:59
Kamis, 10 Oktober 2024 | 16:44