Berita

Saan Mustopa

Wawancara

WAWANCARA

Saan Mustopa: Kami Tak Akan Halangi Jika PKS Ingin Keluar Koalisi

SENIN, 02 APRIL 2012 | 08:35 WIB

RMOL. Sikap PKS yang kerap menolak kebijakan Setgab Koalisi membuat Demokrat marah. Kemarahan ini memuncak saat sidang paripurna DPR, Jumat (30/3) yang membahas rencana kenaikan BBM. Di paripurna itu, dengan terang-terang PKS berdiri berseberangan dengan menolak rencana kenaikan BBM.

Karena itu, Demokrat me­minta Presiden SBY segera men­depak PKS dari Koalisi. Sebab lama-kelamaan, PKS malah men­jadi beban ketimbang jadi teman.

Wasekjen Demokrat Saan Mustopa menyarankan, sebaik­nya PKS tidak menunggu di­pecat. PKS harusnya tahu diri dengan keluar sendiri dari Setgab. “Demokrat tidak akan mengha­langi PKS kalau mau keluar,” katanya, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Bagaimanakah sikap resmi Demokrat terhadap pembang­kangan PKS? Berikut wawancara lengkap dengan Saan Mustopa, tadi malam:


Sebenarnya, bagaimana tin­da­kan Demokrat atas sikap PKS selama ini yang selalu me­lawan?

Selama ini, PKS selalu me­nya­­takan sudah tidak nyaman di koa­lisi. Sikap mereka di pari­purna kemarin juga menandakan bahwa PKS benar-benar sudah tidak nyaman dan tidak bisa bersama lagi.

Karena itu, kalau sudah tidak nyaman, sudah tidak bisa ber­sama, lebih baik keluar. Kita ingin PKS mewujudkan 100 per­sen semua pernyataannya itu. Kami harapkan kali ini PKS tidak hanya basa-basi.


Apakah sebelumnya Demo­krat pernah mengingatkan PKS agar taat aturan main di koa­lisi?

Sejak awal kami selalu meng­ingatkan. Kami selalu mengajak agar kita semua solid menjalan­kan segala komitmen bersama dengan baik. Kami selalu sam­paikan itu.

Kami ingin, semua yang di­awali dengan baik diakhiri de­ngan baik juga. Sebenarnya kami sangat ingin kebersamaan yang dibangun di koalisi bisa berjalan hingga akhir masa pe­merintahan SBY-Boediono di 2014. Namun, kalau sudah se­perti ini, tidak bisa lagi.


Berapa besar pelanggaran yang dilakukan PKS?

Kami melihat, PKS sudah tidak bisa lagi mendorong dan mendu­kung kebijakan pemerintah. PKS terlihat lebih siap menjadi oposisi ketimbang koalisi. Sikapnya selama ini juga lebih mem­perli­hatkan sebagai partai oposisi.


Jadi, menurut Demokrat, saat ini PKS sangat pantas untuk di­keluarkan?

Bukan masalah dikeluarkan­nya. Sejak awal PKS lebih selalu bilang ingin keluar. Ya Demokrat hanya ingin memenuhi keingi­nan­nya. Kami memberikan ruang seluas-luaskan untuk PKS jika benar-benar ingin keluar.


Bagaimana kalau ancaman PKS hanya sebatas gertakan?

Kami harapkan PKS konsisten. Kalau ingin keluar, ya lebih baik keluar. Kami tidak akan menahan orang yang sudah tidak lagi betah dan tidak cocok bersama.


Bagaimana tanggapan ang­gota koalisi lain terhadap sikap PKS ini?

Semua partai koalisi meng­ingin­kan anggota koalisi konsis­ten dengan komitmen yang sudah dibangun. Semua menginginkan kita bisa bekerja dengan solid. Namun, dengan sikap PKS se­lama ini, tentu membuat anggota lain, terutama Demokrat ter­ganggu.


Bagaimana kalau ancaman PKS hanya sebatas gertakan?

Kami harapkan PKS konsisten. Kalau ingin keluar, ya lebih baik keluar. Kami tidak akan menahan orang yang sudah tidak lagi betah dan tidak cocok bersama.


Bagaimana tanggapan ang­gota koalisi lain terhadap sikap PKS ini?

Semua partai koalisi meng­ingin­kan anggota koalisi konsis­ten dengan komitmen yang sudah dibangun. Semua menginginkan kita bisa bekerja dengan solid. Namun, dengan sikap PKS se­lama ini, tentu membuat anggota lain, terutama Demokrat ter­ganggu.


Pernah ada partai koalisi yang curhat?

Kalau curhat langsung belum ada. Tapi, dari sikap mereka se­lama ini, saya tangkap seperti itu. Mereka agak terganggu dengan sikap PKS yang selalu beda.


Dalam rencana kenaikan BBM lalu, sebenarnya sikap PKS itu seperti apa?

Awalnya, kami melihat PKS sejalan dengan kami. Saat rapat setgab, saat pembahasan di Banggar, PKS juga setuju dengan kenaikan itu. Bahkan sampai postur anggaran selesai dibahas, PKS masih bersama kami. Tapi, di detik-detik akhir paripurna, PKS mencabut opsi yang di­ta­war­kan dan memilih berbeda.


Apa PKS ingin mengesankan le­bih membela rakyat dengan me­nolak rencana kenaikan BBM?

Ya, apapun itu, kami melihat­nya PKS memang ingin beda. Makanya, kami tidak ingin meng­halanginya. [Harian Rakyat Merdeka]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya