ilustrasi, gas
ilustrasi, gas
RMOL.Pemerintah menunda pembentukan tim renegosiasi harga gas dari Lapangan Tangguh, Papua. Alasannya, karena fokus pada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi.
Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Evita H Legowo meÂngaÂtakan, pemerintah menarÂgetÂkan pembentukan tim renegosiasi harÂga gas Tangguh ke China bisa seÂlesai bulan ini (MaÂret) tapi terÂkendala pembaÂhaÂsÂan rencana keÂnaikan harga BBM subsidi bersama DPR.
“Kita targetkan tim itu dapat terbentuk Maret atau April ini. TaÂpi kita sekarang sedang bolak balik ke sini (Banggar DPR) ngurus BBM,†ujar Evita kepada Rakyat Merdeka, akhir pekan lalu.
Namun secara internal, menuÂrutÂnya, Kementerian ESDM suÂdah membentuk tim. Untuk peÂlakÂsanaan renegosiasinya akan dilaÂkukan 2013. Dalam perteÂmuan itu, tim akan mengusulkan keÂnaikan harga jual gas ke China dan merenegosiasi waktu peninÂjauan kontrak.
Direktur Energy Watch Mamit Setiawannmeminta pemerintah cepat membentuk tim renegosiasi kontrak agar tidak kalah lagi deÂngan Pemerintah China dalam menentukan harga gas Tangguh.
Jika pemerintah berhasil melaÂkukan renegosiasi kontrak, akan memberikan tambahan pemaÂsuÂkan bagi negara. Apalagi harga miÂnyak dunia sedang naik.
“Jangan lelet pembentukan timÂnya karena akan merugikan peÂmerintah sendiri. Jangan samÂpai seperti tim kemarin (Sri MulÂyani) yang gagal melakukan reÂnegosiasi,†warning Mamit.
Anggota Komisi VII DPR Dito Ganinduto berharap, tim reneÂgoÂsiasi harga gas Tangguh bisa memÂperjuangkan perbaikan harÂga dan disesuaikan dengan harga interÂnasional yang berlaku. NaÂmun, dia tidak sependapat jika pemerintah harus mengÂhenÂtikan ekspor gas ke luar negeri.
“Kita harus menghormati konÂtrak yang ada. Apalagi infraÂstrukÂtur Floating Storage and RegasiÂfication Unit (FSRU) juga belum siap, sehingga belum bisa diseÂrap dalam negeri,†tandasnya.
Kepala Badan Pelaksana KeÂgiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) R Priyono mengatakan, hasil kunjungan Presiden SBY ke China pekan lalu telah membuat Pemerintah China memberikan lampu hijau untuk melakukan renegosiasi.
Priyono mengatakan, untuk reÂnegosiasi harga gas Tangguh akan dimulai semester II-2012. DikataÂkan, renegosiasi ini akan leÂbih baÂnyak melalui pembicaÂraan goÂvernÂment to government (G to G).
Menurutnya, pada akhir 2012 capital cost lapangan gas TangÂguh sudah balik sehingga pada 2013 ada penerimaan negara seÂkitar 300 juta dolar AS. “Nanti ada penerimaan negara pada 2013 dari Tangguh. Ini bisa lebih dari 300 juta dolar AS kalau reneÂgosiasi selesai,†tandasnya.
Sebelumnya, bekas Dirut PeruÂsahaan Gas Negara (PGN) A QoÂyum Tjandranegara mengaÂtakan, sebaiknya pemerintah mengÂhenÂtikan ekpor gas dari Lapangan TangÂÂguh karena meruÂgikan negara.
“Rencana renegosiasi harga gas Tangguh ke China sebaiknya tidak perlu diÂlanÂjutkan karena tidak akan memÂberikan dampak apa-apa bagi penerimaan negaÂra,†kata Qoyum.
Menurut dia, pemerintah tidak perlu takut dibawa ke pengadilan Arbitrase. Pengadilan internaÂsional tidak akan memperÂmaÂsalahkan hal itu jika ada keÂingiÂnan dan perubahan politik di dalam negeri.
Saat ini harga gas alam cair (LNG) dari Lapangan Tangguh yang dikirim ke Fujian, China, hanya 3,5 dolar AS per million meÂtric british thermal unit (MMBÂTU). Angka itu jauh di bawah harÂga pasar saat ini yang mencapai di atas 15 dolar AS per MMBTU.
Pada Maret 2006, Indonesia meÂÂmang sempat melakukan neÂgoÂsiasi ulang Kontrak TangÂguh. Harga gas yang semula 2,4 dolar AS per MMBTU menjadi 3,35 dolar AS per MMBTU. Jika diÂbanÂdingkan dengan kontrak ekspor gas Bontang ke Jepang, konÂtrak Tangguh itu hanya seÂperlima harga, itupun setelah harÂganya dinaikkan.
Dalam kontrak yang dibuat pada masa pemerintahan PresiÂden Megawati Soekarnoputri itu, pemerintah berhak merenegosiasi kontrak penjualan setiap empat tahun sekali. Renegosiasi beriÂkutnya jatuh tahun ini. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35
UPDATE
Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32
Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12
Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58
Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39
Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14
Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52
Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30
Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14
Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55
Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30