Berita

ilustrasi/ist

HARGA BBM

Ini Lima Hal yang Harus Dilakukan Agar Krisis Minyak Dunia Untungkan Indonesia

MINGGU, 01 APRIL 2012 | 15:01 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Ada lima hal yang seharusnya dilakukan pemerintahan SBY-Boediono sejak jauh-jauh hari yang lalu untuk memaksimalkan keuntungan dari sektor migas Indonesia.

Kelima hal itu, yang pertama adalah memberantas mafia migas yang membuat ongkos menjadi sangat tinggi. Lalu menaikkan lifting minyak secara bertahap menuju 1,5 juta barel per hari seperti yang pernah terjadi di tahun-tahun lalu.

Selain itu pemerintah juga harus membangun kilang minyak di tanah air. Selain untuk menghemat biaya produksi minyak, pembangunan kilang minyak juga akan menyedot tenaga kerja dalam jumlah signifikan. Pembangunan kilang minyak membutuhkan waktu yang relatif singkat, hanya sekitar dua sampai tiga tahun.

"Pemerintah juga semestinya sejak jauh-jauh hari mendorong dengan serius konversi BBM ke bahan bakar gas yang lebih murah. Bila serius, hal ini membutuhkan waktu sekitar tiga tahun saja," ujar Kordinator Rumah Perubahan 2.0, Abdulrachim, kepada Rakyat Merdeka Online, Minggu siang (1/4).

Hal yang tak kalah penting, sambungnya, adalah mengutamakan sektor ril sehingga menaikkan tingkat upah dan pendapatan kaum buruh serta memperluas lapangan kerja. Sebagai perbandingan, katanya, upah buruh di Malaysia sekitar 4,8 kali upah buruh di Indonesia.

Kalau kelima hal ini dilakukan, pemerintahan SBY-Boediono, juga pemerintahan-pemerintahan yang akan datang, tidak perlu menaikkan harga BBM di tanah air ketika terjadi krisis minyak di pasar dunia. Bahkan, Indonesia akan mengambil keuntungan seperti yang terjadi di era 1970an dan 1980an, saat Perang Arab-Israel dan Perang Iran-Irak mengganggu pasokan minyak dunia.

Sayangnya, SBY yang sudah berkuasa selama 7,5 tahun dan Boediono yang sudah berada di pemerintahan selama 6,5 tahun sama sekali tak mau mengerjakan hal-hal ini.

"Maka situasi menjadi rusuh seperti sekarang dan menyengsarakan semua pihak," ujar aktivis mahasiswa angkatan 77/78 ini lagi.

Dia juga mengatakan, pemerintahan SBY-Boediono menjadikan minyak sebagai komoditas politik demi membangun citra yang baik di mata rakyat yang sebetulnya sengsara. [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya