Berita

andi arief/ist

Andi Arief Menawarkan Metode Baru Gerakan Mahasiswa

JUMAT, 30 MARET 2012 | 23:07 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Mahasiswa semestinya mengembangkan cara perjuangan yang lebih luas dan dalam, antara lain dengan masuk ke sumbu produksi dan terlibat dalam penanggulangan kemiskinan. Metode seperti inilah yang merupakan cermin dari progesivitas yang sesungguhnya.

Seharusnyalah, cara-cara lama seperti protes, mogok atau boikot ditinggalkan.

Demikian disampaikan salah seorang Staf Khusus Presiden, Andi Arief, dalam penjelasan yang disampaikannya Jumat malam (30/3) menyikapi gelombang protes mahasiswa terhadap rencana pemerintah menaikkan harga BBM.

"Jika gerakan sosial seperti ini yang dilakukan, tentu penanggulangan kemiskinan bisa dipercepat," ujarnya.

Dikatakan Andi Arief, dari data yang dihimpun pemerintah sekitar 96,7 juta jiwa penduduk Indonesia atau sekitar 25,2 juta rumah tangga miskin menjadi target program perlindungan sosial.

"Data inilah yang semestinya menjadi basis pergerakan, dimana gagasan percepatan perluasan penanggulangan kemiskinan bisa dikembangkan dari kebijakan land reform, jaminan sosial, beras miskin, beasiswa miskin, infrastruktur desa juga kredit bagi si miskin," kata mantan Ketua Solidaritas Mahasiswa untuk Demokrasi Indonesia (SMID) itu. SMID adalah salah satu elemen gerakan mahasiswa "garis keras" di kurun waktu 1997-1998.

"Dengan data yang kuat dan keberpikan yang kuat, maka warna dari politik demokrasi kita akan berbeda. Kritik terhadap gerakan mewakili rakyat yang mana bisa terjawab, by name and by address," katanya lagi.

Dia juga membandingkan demonstrasi yang dilakukan mahasiswa saat ini dengan yang dilakukannya dulu di era Soeharto. Menurut Andi Arief, di era 1990an mahasiswa memilih protes dan demonstrasi karena komunikasi politik tersumbat.

"Saat ini jauh berbeda dengan berkembangnya saluran media dan dengan era multipartai. Untuk mengurai benang kusut ini pergeseran paradigma gerakan sosial menjadi harapan kita," demikian Andi. [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya