Salim Segaf Al Jufri
Salim Segaf Al Jufri
RMOL. Pemerintah sangat pede alias percaya diri, kenaikan harga BBM yang akan dilakukan 1 April nanti tidak bakal menambah jumlah penduduk miskin. Alasannya, pemerintah sudah menyiapkan berbagai program untuk menahan anjloknya daya beli masyarakat.
Salah satu programnya melaÂlui pemberian bantuan langsung seÂmentara masyarakat alias BLSM. Saat ini pemerintah sudah meÂnyiapkan dana sebesar Rp 25,6 triliun. “Dana ini akan disaÂlurÂkan ke 18,5 juta kepala keÂluarga,†kata Menteri Sosoial, SaÂlim Segaf Al Jufri saat berÂkunÂjung ke redaksi Rakyat Merdeka, kemarin.
Seberapa efektifkah dana ini menahan lonjakan penduduk misÂkin atas rencana kenaikan BBM? Berikut wawancara lengÂkap dengan Menteri dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.
Kenaikan BBM dikhawatirkan bakal menambah jumlah penÂduÂduk miskin, bagaimana pemeÂrinÂtah mengantisipasinya?
Saat ini, jumlah penduduk yang mendekati kemiskinan ada tiga juga orang. Saat kenaikan BBM, dikhawatirkan mereka drop jadi ikut miskin. Karena pasÂti daya beli mereka akan turun.
Nah, untuk itu ada program BLSM. Ada juga yang menyeÂbutÂnya balsem (he.he.he). Agar yang turun tadi, daya belinya jadi seÂimbang. Jadi, perlu diberi banÂtuan.
Berapa jumlah bantuan yang diberikan?
Dulu kan Rp 100 ribu per buÂlan. Sekarang meningkat jadi Rp 150 ribu per bulan. Bantuan ini akan berikan per tiga bulan seÂkali. Mudah-mudahan April nanti bisa langsung tiga bulan, seÂhingÂga masyarakat bisa langsung dapat Rp 450 ribu.
Apa bantuan ini akan efekÂtif?
Kalau di daerah, Rp 450 ribu itu sangat besar. Itu bisa dipakai usaha, dagang makanan misalÂnya. Jadi, uang itu bisa digunakan untuk menahan yang drop tadi.
Yakin dana itu itu akan samÂpai ke warga dan tepat sasarÂan?
Data yang kita gunakan untuk penyaluran ini dari BPS (Badan Pusat Statistika). Saya lihat, daÂtaÂnya cukup bagus. Kemarin, kaÂmi juga sudah melakukan uji petik di Bogor. Kami mengirim tim khusus untuk mengecek keÂbeÂnaran data itu. Hasilnya pas. AlaÂmatnya jelas, rumahnya juga jelas.
Apakah di daerah lain juga dicek?
Di daerah lain juga sudah diuji. Kita melakukannya secara acak. Memang ada beberapa orang yang sudah meninggal. Tapi, seÂcara data sudah tetap.
Nah, yang perlu dipikirkan itu untuk yang meninggal tadi. ApaÂkah dananya dikembalikan ke kas negara, atau disalurkan untuk warga miskin baru. Sebab, yang miskin baru ini yang perlu kita perhatikan.
Di 2008, banyak warga mamÂpu yang ngaku-ngaku miskin karena ingin dapat bantuan, baÂgaimana menangani hal seÂperti ini?
Saya berharap data tidak seÂperti itu. Kalau itu terjadi, itu saÂngat fatal. Tapi, info yang saya dapat, tidak ada lagi yang ngaku-ngaku miskin. Lagian, kalau dia kaya lalu ngaku-ngaku miskin, mau minta surat miskin ke siapa?
Bagaimana penyalurannya?
Dana ini akan disalurkan meÂlalui PT Pos. Yang membuat konÂtraknya adalah Kemensos. DaÂnanya sendiri saat ini masih ada di KPPN (Kantor Pelayanan PerÂbenÂdaharaan Negara) Kemenkeu.
Dalam penyaluran nanti, ada pengawasannya. Nanti ada tim yang kami utus sampai ke kecaÂmatan. Nanti ada relawan juga untuk mengecek apakah dana itu sampai ke yang berhak atau tidak.
Dana ini akan disalurkan meÂlalui PT Pos. Yang membuat konÂtraknya adalah Kemensos. DaÂnanya sendiri saat ini masih ada di KPPN (Kantor Pelayanan PerÂbenÂdaharaan Negara) Kemenkeu.
Dalam penyaluran nanti, ada pengawasannya. Nanti ada tim yang kami utus sampai ke kecaÂmatan. Nanti ada relawan juga untuk mengecek apakah dana itu sampai ke yang berhak atau tidak.
Memangnya tidak ada usulÂan program selain BLSM?
Memang ada usulan agar ada program pemberdayaan. Tapi kan untuk pemberdayaan masyarakat butuh waktu 2-3 bulan. Yang diÂbutuhkan sekarang oleh maÂsyaÂrakat adalah uang atas imbas keÂnaikan BBM. Jadi, mereka perlu diberikan bantuan.
Lalu, pemberdayaannya?
Program pemberdayaan sudah ada. Ada KUR (kredit usaha rakyat). Ada PNPM (program naÂsioÂnal pemberdayaan masyaÂraÂkat). Jadi, BLSM tetap jalan asal proÂgram ini juga jalan terus.
Di Brazil, ada bantuan langÂsung tunai bersyarat. Bantuan itu akan dikurangi kalau maÂsyaÂrakat tidak melaksanakan syaÂratnya. Apa BLSM akan seperti itu?
BLSM itu tidak ada syarat. Kita berikan begitu saja. Untuk yang bersyarat, Kemensos sudah meÂlakukannya sejak 2007. NaÂmanya, program keluarga haÂrapÂan. Kita memberikan bantuan seÂbesar Rp 100-150 ribu ke setiap keÂluarga. Syaratnya, misalnya ibu yang dapat bantuan itu tugasÂnya harus mengantarkan anaknya ke sekolah dan ke posyandu. Kalau tidak, bantuannya akan diÂkurangi.
Yang dapat dana dari proÂgram keluarga harapan juga dapat BLSM?
Ya, mereka tetap dapat. BLSM dapat, keluarga harapan juga dapat. Agar daya belinya tidak meÂÂnurun.
Berapa jumlah yang ikut program ini?
Tahun ini sebanyak 1,5 juta. Tahun depan 1,6 juta. Tahun beriÂkutÂnya kita targetkan 3 juga. Agar yang hampir miskin bisa ditaÂngani. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06
Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
UPDATE
Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52
Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43
Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32
Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13
Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26
Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07
Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52
Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24
Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07
Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41