RMOL. Truk dengan bak tertutup terpal melaju pelan-pelan mendekati pintu masuk proyek Adhyaksa Center yang berada di Kelurahan Ceger, Cipayung, Jakarta Timur, Selasa siang (13/3).
Kendaraan sarat muatan itu kemudian berhenti depan di pos penjagaan. Kenek truk turun dari kabin dan menghadap satÂpam di pos. Tak lama portal sepanjang lima meter dibuka dan truk beroÂda enam itu masuk ke lokasi proyek.
Keinginan Rakyat Merdeka untuk melihat lokasi proyek yang menelan biaya lebih dari Rp 500 miliar itu dihalangi satpam. “KaÂlau ingin masuk harus izin dulu ke pejabat Kejagung. Kalau nggak ada izin nggak boleh maÂsuk,†kata seorang satpam.
Satpam di pos jaga juga melaÂrang Rakyat Merdeka mengambil gambar proyek tersebut. “Kami diminta pejabat di Kejagung unÂtuk melarang siapapun mÂeÂngambil gambar di proyek ini,†kata satpam yang bertubuh tinggi dan berbadan tegap itu.
Informasi mengenai kondisi di dalam proyek itu diungkapkan Edi, pekerja instalasi listrik. Ia meÂngungkapkan, Adhyaksa CenÂter sudah dikerjakan sejak perÂtengahan 2009. “Kemungkinan besar proyek ini baru akan selesai dua tahun lagi,†kata pria berkulit putih itu.
Ia mengungkapkan, di komÂpleks ini akan dibangun 12 geÂdung yang akan difungsikan seÂbaÂgai rumah sakit, pusat pendiÂdikan dan auditorium. “Masing-masing bangunan berbeda tingÂgiÂnya. Yang paling tinggi bertingkat 12 yang digunakan untuk pusat pendidikan,†katanya.
Edi mengaku pemasangan insÂtalasi listrik di kompleks ini beÂlum selesai lantaran desain geÂdung berubah-ubah.
“Sebulan lalu kami sudah pasang listrik, tapi diminta diÂbongÂkar kembali karena desainÂnya diubah,†katanya.
Pria yang mengenakan helm pelindung ini mengatakan konÂtraktor utama di proyek ini adalah Pembangunan Perumahan (PP) yang mempekerjakan ribuan orang. “Kami kerja di sini normal saja. Masuk jam 7 pagi, selesai jam 10 malam,†katanya.
Adhyaksa Center menempati lahan 7,8 hektar di Ceger, Jakarta TiÂmur. Letaknya berada di teÂngah-tengah pemukiman penduduk.
Ada dua pintu masuk ke dalam lokasi proyek. Pintu utam mengÂhadap ke Jalan TB Simatupang. Pintu lainnya menghadap Jalan Ceger Raya.
Pintu utama memiliki lebar lima meter. Tidak ada papan proÂyek atau petunjuk apapun yang memberitahukan bahwa di lokasi ini sedang dibangun Adhyaksa Center. Mendekati lokasi proyek terdapat portal sepanjang lima meter dengan tinggi satu meter dari jalan.
Di pintu belakang yang mengÂhadap Jalan Ceger Raya lebih lebar. Sekitar 15 meter. Pintu itu ditutupi pagar seng setinggi dua meter. Sama seperti pintu utama yang menghadap Jalan TB SimatÂupang, di pintu masuk ini juga tak dipasang papan proyek.
Di sini terdapat pintu selebar satu meter untuk keluar masuk peÂkerja proyek. Sementara, seÂmua truk mengangkut barang haÂrus melalui pintu utama.
Sebuah truk kuning mencoba maÂsuk dari pintu ini. Seorang satÂpam lalu mencegatnya dan meÂnyuruh kendaraan itu memutar masuk dari pintu depan. Di pintu ini dibangun pos jaga yang diÂtunggui seorang satpam.
Dari kejauhan Rakyat Merdeka mengamati puluhan pekerja seÂdang menyelesaikan pembanguÂnan gedung setinggi 12 lantai. Gedung sudah berdiri namun belum jelas bentuknya. Gedung itu dikeliling tiang-tiang besi yang berfungsi sebagai tempat berÂpijak pekerja.
Di tengah-tengah area proyek terdapat gedung setinggi enam lantai yang juga belum selesai dibangun. Puluhan kerja terlihat menutupi dinding bangunan yang terbuat dari batu bata dengan plesteran semen.
Di sekeliling lokasi proyek yang berbatasan langsung dengan rumah warga dibangun tembok setinggi tiga meter, sehingga tak terlihat aktivitas pekerjaan di dalam lokasi proyek.
“Hati-hati Jebakan Batmanâ€
Tak banyak yang tahu KejakÂsaan Agung tengah membangun kompleks terpadu yang diberi nama Adhyaksa Center di timur Jakarta.
Proyek yang menelan biaya lebih dari setengah triliun rupiah ini menjadi heboh setelah meÂnyeret nama Azis Syamsuddin, WaÂkil Ketua Komisi III DPR.
Bermula dari pengakuan MinÂdo Rosalina Manulang, anak buah M Nazaruddin kepada peÂnyidik KPK. Saat dikonfirmasi meÂngenai pembicaraan dengan bosnya via BlackBerry, Rosa menyebutkan Mr A adalah Azis.
Nama Azis pun disebut-sebut dalam dalam catatan keuangan perusahaan Nazaruddin yang disita KPK. Dalam dokumen itu terdapat dua kali pengeluaran pada 24 April 2010 untuk Azis. Masing-masing 250 ribu dolar AS dan 50 ribu dolar AS.
Menanggapi hal itu, Azis meÂminta semua pihak jangan muÂdah percaya. Ia menilai, isu ini diÂguÂlirkan untuk menjatuhkan diÂriÂnya. “Hati-hati jebakan BatÂman. Makin ke atas, angin makin kenÂcang,†katanya.
Politisi Golkar ini mengaku tak pernah duduk di Badan Anggaran (Banggar) sehingga tak terlibat dalam meloloskan anggaran unÂtuk Adhyaksa Center. Ia meÂnyaÂrankan agar bertanya ke Ketua Komisi III Benny K Harman mengenai anggaran proyek itu.
Azis mengaku tahu siapa daÂlang di balik penggelontoran isu ini. Namun saat ditanya lebih jauh, dia enggan memÂbÂeÂberÂkanÂnya.
Ketua Fraksi Partai Golkar Setya Novanto mengatakan telah meminta konfirmasi dari Azis mengenai isu itu.
Kepada Novanto, Azis menÂjelaskan bahwa itu fitnah. “Kita sudah tanya (Azis). (Katanya) semua fitnah,†ujar Novanto.
Fraksi Partai Golkar, kata NoÂvanto, mempersilakan aparat peÂnegak hukum untuk mendalami tudingan itu. “Siapapun yang terÂlibat silakan diproses.Dalam percaÂkaÂpan Rosa denga NazaÂruddin juga sempat meÂnyinggung nama Iskamto, Jaksa Agung Bidang Pembinaan (JAM Bin),†ujar Novanto.
Wakil Jaksa Agung Darmono enggan menanggapi dugaan kongÂkalikong dalam pembaÂnguÂnan Adhyaksa Center. Ia berÂalaÂsan tak tahu detail mengenai proyek itu. “Kalau masalah pemÂbangunan itu yang menaÂngaÂni JAM Bin,†kata Darmono.
Ia pun mempersilakan warÂtawan bertanya kepada Iskamto. “Kalau ada kecurigaan lain, kita tidak dalam kapasitas meÂnilaiÂlah,†kata Darmono yang pernah duduk sebagai JAM Bin ini.
Mimpi Hendarman Menciptakan Jaksa Berintegritas
Pembangunan Adhyaksa Center dimulai di era Jaksa Agung Hendarman Supandji. Saat peletakan batu pertama 16 Juli 2009, Hendarman meÂnyamÂpaikan alasannya meresÂtui pembangunan ini.
Menurut dia, Kejaksaan Agung dituntut meningkatkan kemampuan institusi maupun kualitas sumber daya manuÂsiaÂnya. Pembangunan Adhyaksa Center ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan itu.
Di Adhyaksa Center yang meÂnempati lahan milik KejakÂsaan Agung seluas 7,8 hektar di Ceger, Jakarta Timur ini baÂkal dibangun pusat pendidikan jaksa yang dilengkapi tugu nuÂrani jaksa, rumah sakit pusat keÂsehatan, puri dan auditorium.
Selain itu, Adhyaksa Center akan dilengkapi fasilitas penÂdukung yakni transportasi shuttle bus, sarana jalan sekeÂliling kompleks, fasilitas draiÂnase/sistem pengairan, danau, fasilitas keamanan yang lengÂkap, generator set yang handal, rambu-rambu petunjuk arah lalu lintas di seluruh kawasan, toilet umum, jaringan internet wireÂless, sarana pejalan kaki dan lampu penerangan jalan. SebaÂgian lahan di lokasi ini direnÂcanakan akan dijadikan kawasan hutan kota.
Hendarman mengatakan, pemÂbangunan Adhyaksa Center adaÂlah upaya pengembangan aset lahan yang dimiliki Kejagung.
Pembangunan kawasan terÂpaÂdu ini, kata dia, memperÂhatikan konsep kesimbangan, keserasian dan keselarasan antara alam dan manusia.
Nuansa religius juga hendak diÂbangun di sini. Dengan meÂnyeÂdiakan tempat beribadah seÂmua agama dan tugu nurani jakÂsa seÂbaÂÂgai tempat perenungan. HenÂdarman berharap dari tempat ini baÂkal lahir jaksa-jaksa yang briÂlian dan berintegritas tinggi.
KPK Masih Butuh Data
Komisi Pemberantasan KoÂrupsi (KPK) belum akan meÂnyelidiki proyek Adhyaksa Center senilai Rp 567 miliar.
“Informasi tersebut muncul dalam perkara kasus suap WisÂma Atlet. Jadi kita masih memÂbutuhkan data dan inforÂmasi tentang perkara itu (Adhyaksa Center),†kata Juru Bicara KPK Johan Budi.
Menurut dia, data dan info bisa berasal dari mana saja, terÂmasuk dari laporan maÂsyaÂraÂkat. “Kalau ada masyarakat yang mau memeberian data proyek Adhyaksa Center, kami siap menerima,†katanya.
Bila telah menemukan indiÂkasi dugaan korupsi, kata Johan, KPK akan melakukan peneluÂÂsuran lebih jauh.
Mindo Rosalina Manulang sempat ditanya penyidik KPK mengenai Mr A yang terÂtera daÂlam percakapan dengan bosÂnya, M Nazaruddin via BlackBerry.
Rosa lalu menyebut nama yang dimaksud adalah Azis SyamÂsuddin, politisi Partai GolÂkar yang kini duduk sebagai WaÂkil Ketua Komisi III DPR. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03
Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21
Senin, 30 September 2024 | 05:26
Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45
Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53
Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46
Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35
UPDATE
Kamis, 10 Oktober 2024 | 18:05
Kamis, 10 Oktober 2024 | 18:04
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:58
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:42
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:28
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:28
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:23
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:11
Kamis, 10 Oktober 2024 | 16:59
Kamis, 10 Oktober 2024 | 16:44