Berita

ilustrasi, gempa

X-Files

Air Bah Itu Masih Membuat Bulu Kuduk Merinding

Pameran Foto Setahun Tsunami Jepang
RABU, 14 MARET 2012 | 09:31 WIB

RMOL. Maya sibuk menulis di kertas “Lets unity guys, bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Never let the fear of striking out keep you from playing the game.  I love u human” yang tersedia di stand pameran peringatan setahun bencana tsunami Jepang di hall Plaza Senayan, Jakarta, Senin siang (12/3).

Usai menulis, mahasiswi Uni­versitas Negeri Jakarta (UNJ) ini kemudian mengikatnya di de­dau­nan pohon Sakura yang terdapat di tengah-tengah stand pameran. “Saya ingin memberi dukungan kepada masyarakat Jepang agar mereka tetap kuat dan bersatu,” kata wanita yang mengenakan jilbab ini.

Wanita bertubuh subur ini me­ngatakan, kedatangannya ke Plaza Senayan sebetulnya hanya untuk refreshing. Namun setelah melihat ada pameran foto setahun tragedi tsunami di Jepang, ia jadi ingin melihat lebih jauh seperti apa kejadiannya. Ia juga merasa merinding dan ingin menitikkan air mata. “Saya tidak menyangka kejadiannya sebegitu parah dan banyak korban yang meninggal,” katanya.

Atas peristiwa tersebut, Maya hanya bisa memberikan du­ku­ngan dalam bentuk pesan kepada masyarakat Jepang agar mereka tetap bersatu, kuat dan harus bang­kit dari keterpurukan. “Ba­dai pas­ti berlalu,” katanya.

Pameran foto setahun bencana tsunami di Jepang bertempat di hall berukuran 10x25 meter di Plaza Senayan, Jakarta. Di bagian atas dipasang spanduk besar war­na putih bertuliskan “East Japan Earthquake. Press photo exhi­bi­tion” yang cukup menarik per­ha­tian pengunjung pusat per­be­lan­jaan elite tersebut.

Di bagian depan tersedia pang­gung setinggi satu meter yang di­atasnya diletakkan papan se­lebar 2x6 meter dengan foto berbagai macam tragedi tsunami dan ada satu foto yang menampilkan Pre­siden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) se­dang berkunjung ke Jepang untuk melihat bencana tsunami.

Lantai tempat pameran dibuat lebih rendah dari panggung na­mun beralaskan karpet warna abu-abu. dipamerkan 54 foto yang dijepret mulai 11 Maret 2011 atau detik-detik menjelang tsunami hingga 8 Januari 2012. Puluhan foto itu diletakkan dalam bingkai dan ditempel di papan pu­tih yang menggambarkan ke­dahsyatan tsunami.

Alur foto dimulai dari sebelah kiri bila pengunjung menghadap ke panggung. Langkah pertama, pengunjung dihadapkan empat foto yang menampilkan satu lo­kasi di Kota Minamisanriku, Prefektur Miyagi, Jepang.

Foto pertama diambil pukul 3.04 PM, kondisi kota yang di­padati puluhan rumah bertingkat dua hingga tiga ini masih utuh. Foto kedua dan ketiga dijepret kala kota sedikit demi sedikit di­terjang tsunami. Foto terakhir atau keempat, menampilkan pu­luhan rumah tingkat sudah rata de­ngan tanah dan hanya terlihat air berwarna hitam pekat.

Beranjak beberapa langkah ke papan selanjutnya, terdapat foto puluhan orang yang naik di atas gedung setinggi tiga lantai untuk menghindari terjangan air. Se­dangkan lantai di bawahnya telah dipenuhi dengan jutaan ton sam­pah kayu dan plastik yang ter­bawa tsunami.

Di samping kirinya ada foto yang juga menampilkan anggota tim SAR yang menyelamatkan warga dengan menggunakan pe­rahu karet. Perahu tersebut harus di dayung dengan sekuat tenaga karena permukaan air telah dipe­nui sampah kayu.

Masuk ruang pameran di ba­gian tengah, menampilkan foto di daerah Fukushima yang letaknya berdekatan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Ada tujuh sampai delapan foto yang menggambarkan kejadian di Fukushima yang saat itu dihantui kebocoran radiasi nuklir.

Salah satunya foto yang mem­perlihatkan tiga petugas dengan memakai seragam anti radiasi sedang membersihkan satu warga Jepang yang diduga kena radiasi muklir di ruangan khusus. Foto lainnya menggambarkan seorang bayi yang digendong ibunya dites dengan menggunakan alat deteksi radiasi di Prefektur Fukushima.

Papan paling kanan berisi hara­pan dan kebangkitan pasca ben­cana tsunami. Seperti foto yang di­jepret 17 Desember 2011 me­nam­pilkan puluhan orang sedang antre masuk ke dalam toko yang berada di Jalan Fukuko Kirari Sho­tengai. Di daerah ini 90 per­sen warganya terkena dampak tsu­nami. Namun seiring berja­lan­nya waktu mereka sudah mulai menata kehidupannya.

Akhirnya rangkaian foto ditu­tup dengan gambar seorang pe­mu­da yang menghadiri upacara bertambahnya usia dengan foto teman masa kecilnya yang me­ninggal karena bencana tsunami. Foto yang dijepret 8 Januari 2012 ini juga menampilkan beberapa orang wanita yang duduk di be­lakangnya yang juga meng­gelar prosesi serupa.

Di tengah pameran foto dise­dia­kan bunga Sakura yang meru­pa­kan tanaman asli Jepang. Daun-daun yang berwarna merah cukup indah dipandang. Di­tang­kainya diikat puluhan kertas yang berisi pesan pengunjung kepada warga Jepang.     

Asisten General Manager (GM) Jakarta Representatif Office Mitsubishi Corporation, Taimei Watanabe mengatakan, pameran foto peringatan setahun bencana tsunami di Jepang dise­lenggarakan mulai 11-18 Maret 2012. “Pameran ini terbuka untuk umum. Siapapun bisa melihat,” kata pria berkulit putih ini.

Tujuan diadakan pameran ini, kata Taimei, ingin menunjukkan dan menggambarkan kedahsya­tan bencana tsunami di Jepang kepada warga Indonesia. Selain itu, foto ini juga sebagai bentuk uca­pan terima kasih kepada se­luruh masyarakat yang turut membantu negaranya pada masa tanggap darurat.

Ia menjelaskan, pameran ini ti­dak hanya digelar di Indonesia akan tetapi sebelumnya juga su­dah dilangsungkan di Korea Se­la­tan dan Thailand. Alasan me­mi­lih Plaza Senayan sebagai tem­pat pameran dan bukan di Ke­du­taan Besar Jepang, kata Taimei, karena mall ini selalu ramai di­kunjungi orang sehingga bisa dipastikan me­reka akan melihat pameran.

“Kalau pameran diadakan di kedutaan, biasanya akan sepi pe­mi­nat dan orang akan malas me­lihatnya,” kata pria dengan meng­gunakan bahasa Inggris ini.

Panitia pameran, Mila menga­ta­kan, acara foto ini berlangsung atas kerjasama Asahi Simbun, Kedutaan Besar Jepang dan di­spon­sori Mitsubishi corporation. Ia mengatakan, pameran ini me­rupakan bentuk soft diplomacy yang memberitahukan kepada masyarakat Indonesia maupun warga Jepang yang tinggal di In­donesia bahwa bencana tsunami yang dahulu telah melu­luh­lan­tak­kan Jepang saat ini sudah mulai berbenah dan bangkit dari ke­terpurukan.

Ia mengatakan, sejak dibuka hari Minggu (11/3), pameran te­lah dikunjungi 1.300 orang. “Ma­yoritas berasal dari  masyarakat Jepang yang tinggal di In­do­nesia,” katanya. Untuk menjaga stand ini, ada 12 orang yang ber­tugas menjaga setiap hari dari pu­kul 10.00-22.00 WIB.

Wanita berkaos putih ini me­ngatakan, acara ini hanya di­ke­mas dalam bentuk pameran foto. Setiap pengunjung yang melihat, lanjutnya, diminta untuk menu­lis­kan sebuah pesan di atas kertas kecil yang ditujukan kepada ma­syarakat Jepang, setelah itu diikat di pohon Sakura.

Bencana dan Kebangkitan Dalam Jepretan Kamera

Direktur Office of The Pre­sident of The Asahi Shim­bun, Takashi Kasuya me­nga­ta­kan, dalam rangka mem­pe­ringati setahun bencana gempa bumi di Jepang, harian Asahi dan Mitsubishi menggelar pa­meran foto bertajuk “East Ja­pan Earthquake Press Photo Exhibition”. Pameran ini be­r­tujuan untuk memperlihatkan ke­majuan Jepang dalam pe­mu­lihan setelah bencana.

“Kumpulan foto-foto ini me­rupakan potongan dan ca­tatan yang sangat berharga dari situa­si bencana dan nuklir,” katanya.

Takashi manambahkan, mes­kipun tidak semua foto da­pat ditampilkan, semoga pa­meran ini bisa membantu mem­­bayangkan situasi yang terjadi disana. “Lihatlah se­lem­bar demi selembar, dan ra­sakan apa yang mereka ra­sa­kan,” katanya.

Takashi juga mengenang bencana gempa bumi yang me­nimpa negaranya. Peristiwa ter­sebut menjadi satu hari yang menjadi tidak bisa dilupakan. “Ba­nyak keluarga yang kehila­ngan orang yang mereka sa­ya­ngi, banyak orang yang tidak bisa pulang ke tempat asalnya ka­rena bencana ini,” kenangnya.

Tak lupa, Takeshi mengu­cap­kan terima kasih kepada bangsa Indonesia atas dukungan yang te­lah diberikan dalam mengatasi bencana, terutama kepada maha­sis­wa yang rela datang mem­ban­t­u melakukan evakuasi.

Kaisar Akihito Pimpin Peringatan Tsunami

Kaisar Akihito memimpin jutaan warga yang berkabung dan berdoa dalam upacara pe­ringatan satu tahun terjadinya tsunami di Jepang. Upacara itu menandai terjadi tsunami yang berlangsung tanggal 11 Maret 2011 ketika gempa berke­kua­tan 9,0 skala Richter meng­hantam Jepang pada pukul 2:46 sore waktu setempat.

Gempa tersebut memicu ge­lombang besar yang me­nga­ki­batkan lebih dari 19.000 orang tewas dan sekitar 3.000 orang hilang. Upacara dan peringa­tan-peringatan pribadi juga di­adakan di sekitar zona bencana di pesisir timur laut negara itu.

Sementara warga menya­la­kan lilin dan melangsungkan upacara-upacara guna mem­peringati kejadian itu. Jepang masih terus berjuang untuk pu­lih dari rangkaian bencana itu.

Dalam sebuah upacara di Tokyo dan tempat-tempat lain Minggu, sebagian besar kegia­tan publik yang rutin dihen­ti­kan pada pukul 2:46 siang wak­tu setempat, guna mem­peri­nga­ti momen gempa bumi ber­ke­kuatan 9.0 skala Richter me­nyerang pesisir timur Je­pang. Gempa ini menga­ki­bat­kan se­buah dinding air tinggi me­nyerang kota dan desa di pesisir.

Gelombang tinggi ini juga menyerang PLTN Dai-Ichi, se­hingga menyebabkan ke tiga rea­ktornya meledak dan me­nye­bab­kan beberapa daerah tidak bisa dihuni selama beberapa dekade karena radiasi tinggi.

Setahun kemudian, orang ma­sih tinggal di tempat perli­n­du­ngan sementara, banyak di anta­ranya menganggur sementara mereka berusaha untuk me­mu­li­h­kan kembali kehidupan me­reka. Sebagian besar dari daerah yang menderita kerusakan sudah dibersihkan dari puing dan re­run­tuhan, tetapi luasnya keru­sa­kan sedemikian besarnya se­hing­ga butuh waktu bertahun-tahun sebelum beberapa kawa­san bisa dibangun kembali. [Harian Rakyat Merdeka]


Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya