ilustrasi, gempa
ilustrasi, gempa
RMOL. Maya sibuk menulis di kertas “Lets unity guys, bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Never let the fear of striking out keep you from playing the game. I love u human†yang tersedia di stand pameran peringatan setahun bencana tsunami Jepang di hall Plaza Senayan, Jakarta, Senin siang (12/3).
Usai menulis, mahasiswi UniÂversitas Negeri Jakarta (UNJ) ini kemudian mengikatnya di deÂdauÂnan pohon Sakura yang terdapat di tengah-tengah stand pameran. “Saya ingin memberi dukungan kepada masyarakat Jepang agar mereka tetap kuat dan bersatu,†kata wanita yang mengenakan jilbab ini.
Wanita bertubuh subur ini meÂngatakan, kedatangannya ke Plaza Senayan sebetulnya hanya untuk refreshing. Namun setelah melihat ada pameran foto setahun tragedi tsunami di Jepang, ia jadi ingin melihat lebih jauh seperti apa kejadiannya. Ia juga merasa merinding dan ingin menitikkan air mata. “Saya tidak menyangka kejadiannya sebegitu parah dan banyak korban yang meninggal,†katanya.
Atas peristiwa tersebut, Maya hanya bisa memberikan duÂkuÂngan dalam bentuk pesan kepada masyarakat Jepang agar mereka tetap bersatu, kuat dan harus bangÂkit dari keterpurukan. “BaÂdai pasÂti berlalu,†katanya.
Pameran foto setahun bencana tsunami di Jepang bertempat di hall berukuran 10x25 meter di Plaza Senayan, Jakarta. Di bagian atas dipasang spanduk besar warÂna putih bertuliskan “East Japan Earthquake. Press photo exhiÂbiÂtion†yang cukup menarik perÂhaÂtian pengunjung pusat perÂbeÂlanÂjaan elite tersebut.
Di bagian depan tersedia pangÂgung setinggi satu meter yang diÂatasnya diletakkan papan seÂlebar 2x6 meter dengan foto berbagai macam tragedi tsunami dan ada satu foto yang menampilkan PreÂsiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) seÂdang berkunjung ke Jepang untuk melihat bencana tsunami.
Lantai tempat pameran dibuat lebih rendah dari panggung naÂmun beralaskan karpet warna abu-abu. dipamerkan 54 foto yang dijepret mulai 11 Maret 2011 atau detik-detik menjelang tsunami hingga 8 Januari 2012. Puluhan foto itu diletakkan dalam bingkai dan ditempel di papan puÂtih yang menggambarkan keÂdahsyatan tsunami.
Alur foto dimulai dari sebelah kiri bila pengunjung menghadap ke panggung. Langkah pertama, pengunjung dihadapkan empat foto yang menampilkan satu loÂkasi di Kota Minamisanriku, Prefektur Miyagi, Jepang.
Foto pertama diambil pukul 3.04 PM, kondisi kota yang diÂpadati puluhan rumah bertingkat dua hingga tiga ini masih utuh. Foto kedua dan ketiga dijepret kala kota sedikit demi sedikit diÂterjang tsunami. Foto terakhir atau keempat, menampilkan puÂluhan rumah tingkat sudah rata deÂngan tanah dan hanya terlihat air berwarna hitam pekat.
Beranjak beberapa langkah ke papan selanjutnya, terdapat foto puluhan orang yang naik di atas gedung setinggi tiga lantai untuk menghindari terjangan air. SeÂdangkan lantai di bawahnya telah dipenuhi dengan jutaan ton samÂpah kayu dan plastik yang terÂbawa tsunami.
Di samping kirinya ada foto yang juga menampilkan anggota tim SAR yang menyelamatkan warga dengan menggunakan peÂrahu karet. Perahu tersebut harus di dayung dengan sekuat tenaga karena permukaan air telah dipeÂnui sampah kayu.
Masuk ruang pameran di baÂgian tengah, menampilkan foto di daerah Fukushima yang letaknya berdekatan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Ada tujuh sampai delapan foto yang menggambarkan kejadian di Fukushima yang saat itu dihantui kebocoran radiasi nuklir.
Salah satunya foto yang memÂperlihatkan tiga petugas dengan memakai seragam anti radiasi sedang membersihkan satu warga Jepang yang diduga kena radiasi muklir di ruangan khusus. Foto lainnya menggambarkan seorang bayi yang digendong ibunya dites dengan menggunakan alat deteksi radiasi di Prefektur Fukushima.
Papan paling kanan berisi haraÂpan dan kebangkitan pasca benÂcana tsunami. Seperti foto yang diÂjepret 17 Desember 2011 meÂnamÂpilkan puluhan orang sedang antre masuk ke dalam toko yang berada di Jalan Fukuko Kirari ShoÂtengai. Di daerah ini 90 perÂsen warganya terkena dampak tsuÂnami. Namun seiring berjaÂlanÂnya waktu mereka sudah mulai menata kehidupannya.
Akhirnya rangkaian foto dituÂtup dengan gambar seorang peÂmuÂda yang menghadiri upacara bertambahnya usia dengan foto teman masa kecilnya yang meÂninggal karena bencana tsunami. Foto yang dijepret 8 Januari 2012 ini juga menampilkan beberapa orang wanita yang duduk di beÂlakangnya yang juga mengÂgelar prosesi serupa.
Di tengah pameran foto diseÂdiaÂkan bunga Sakura yang meruÂpaÂkan tanaman asli Jepang. Daun-daun yang berwarna merah cukup indah dipandang. DiÂtangÂkainya diikat puluhan kertas yang berisi pesan pengunjung kepada warga Jepang.
Asisten General Manager (GM) Jakarta Representatif Office Mitsubishi Corporation, Taimei Watanabe mengatakan, pameran foto peringatan setahun bencana tsunami di Jepang diseÂlenggarakan mulai 11-18 Maret 2012. “Pameran ini terbuka untuk umum. Siapapun bisa melihat,†kata pria berkulit putih ini.
Tujuan diadakan pameran ini, kata Taimei, ingin menunjukkan dan menggambarkan kedahsyaÂtan bencana tsunami di Jepang kepada warga Indonesia. Selain itu, foto ini juga sebagai bentuk ucaÂpan terima kasih kepada seÂluruh masyarakat yang turut membantu negaranya pada masa tanggap darurat.
Ia menjelaskan, pameran ini tiÂdak hanya digelar di Indonesia akan tetapi sebelumnya juga suÂdah dilangsungkan di Korea SeÂlaÂtan dan Thailand. Alasan meÂmiÂlih Plaza Senayan sebagai temÂpat pameran dan bukan di KeÂduÂtaan Besar Jepang, kata Taimei, karena mall ini selalu ramai diÂkunjungi orang sehingga bisa dipastikan meÂreka akan melihat pameran.
“Kalau pameran diadakan di kedutaan, biasanya akan sepi peÂmiÂnat dan orang akan malas meÂlihatnya,†kata pria dengan mengÂgunakan bahasa Inggris ini.
Panitia pameran, Mila mengaÂtaÂkan, acara foto ini berlangsung atas kerjasama Asahi Simbun, Kedutaan Besar Jepang dan diÂsponÂsori Mitsubishi corporation. Ia mengatakan, pameran ini meÂrupakan bentuk soft diplomacy yang memberitahukan kepada masyarakat Indonesia maupun warga Jepang yang tinggal di InÂdonesia bahwa bencana tsunami yang dahulu telah meluÂluhÂlanÂtakÂkan Jepang saat ini sudah mulai berbenah dan bangkit dari keÂterpurukan.
Ia mengatakan, sejak dibuka hari Minggu (11/3), pameran teÂlah dikunjungi 1.300 orang. “MaÂyoritas berasal dari masyarakat Jepang yang tinggal di InÂdoÂnesia,†katanya. Untuk menjaga stand ini, ada 12 orang yang berÂtugas menjaga setiap hari dari puÂkul 10.00-22.00 WIB.
Wanita berkaos putih ini meÂngatakan, acara ini hanya diÂkeÂmas dalam bentuk pameran foto. Setiap pengunjung yang melihat, lanjutnya, diminta untuk menuÂlisÂkan sebuah pesan di atas kertas kecil yang ditujukan kepada maÂsyarakat Jepang, setelah itu diikat di pohon Sakura.
Bencana dan Kebangkitan Dalam Jepretan Kamera
Direktur Office of The PreÂsident of The Asahi ShimÂbun, Takashi Kasuya meÂngaÂtaÂkan, dalam rangka memÂpeÂringati setahun bencana gempa bumi di Jepang, harian Asahi dan Mitsubishi menggelar paÂmeran foto bertajuk “East JaÂpan Earthquake Press Photo Exhibitionâ€. Pameran ini beÂrÂtujuan untuk memperlihatkan keÂmajuan Jepang dalam peÂmuÂlihan setelah bencana.
“Kumpulan foto-foto ini meÂrupakan potongan dan caÂtatan yang sangat berharga dari situaÂsi bencana dan nuklir,†katanya.
Takashi manambahkan, mesÂkipun tidak semua foto daÂpat ditampilkan, semoga paÂmeran ini bisa membantu memÂÂbayangkan situasi yang terjadi disana. “Lihatlah seÂlemÂbar demi selembar, dan raÂsakan apa yang mereka raÂsaÂkan,†katanya.
Takashi juga mengenang bencana gempa bumi yang meÂnimpa negaranya. Peristiwa terÂsebut menjadi satu hari yang menjadi tidak bisa dilupakan. “BaÂnyak keluarga yang kehilaÂngan orang yang mereka saÂyaÂngi, banyak orang yang tidak bisa pulang ke tempat asalnya kaÂrena bencana ini,†kenangnya.
Tak lupa, Takeshi menguÂcapÂkan terima kasih kepada bangsa Indonesia atas dukungan yang teÂlah diberikan dalam mengatasi bencana, terutama kepada mahaÂsisÂwa yang rela datang memÂbanÂtÂu melakukan evakuasi.
Kaisar Akihito Pimpin Peringatan Tsunami
Kaisar Akihito memimpin jutaan warga yang berkabung dan berdoa dalam upacara peÂringatan satu tahun terjadinya tsunami di Jepang. Upacara itu menandai terjadi tsunami yang berlangsung tanggal 11 Maret 2011 ketika gempa berkeÂkuaÂtan 9,0 skala Richter mengÂhantam Jepang pada pukul 2:46 sore waktu setempat.
Gempa tersebut memicu geÂlombang besar yang meÂngaÂkiÂbatkan lebih dari 19.000 orang tewas dan sekitar 3.000 orang hilang. Upacara dan peringaÂtan-peringatan pribadi juga diÂadakan di sekitar zona bencana di pesisir timur laut negara itu.
Sementara warga menyaÂlaÂkan lilin dan melangsungkan upacara-upacara guna memÂperingati kejadian itu. Jepang masih terus berjuang untuk puÂlih dari rangkaian bencana itu.
Dalam sebuah upacara di Tokyo dan tempat-tempat lain Minggu, sebagian besar kegiaÂtan publik yang rutin dihenÂtiÂkan pada pukul 2:46 siang wakÂtu setempat, guna memÂperiÂngaÂti momen gempa bumi berÂkeÂkuatan 9.0 skala Richter meÂnyerang pesisir timur JeÂpang. Gempa ini mengaÂkiÂbatÂkan seÂbuah dinding air tinggi meÂnyerang kota dan desa di pesisir.
Gelombang tinggi ini juga menyerang PLTN Dai-Ichi, seÂhingga menyebabkan ke tiga reaÂktornya meledak dan meÂnyeÂbabÂkan beberapa daerah tidak bisa dihuni selama beberapa dekade karena radiasi tinggi.
Setahun kemudian, orang maÂsih tinggal di tempat perliÂnÂduÂngan sementara, banyak di antaÂranya menganggur sementara mereka berusaha untuk meÂmuÂliÂhÂkan kembali kehidupan meÂreka. Sebagian besar dari daerah yang menderita kerusakan sudah dibersihkan dari puing dan reÂrunÂtuhan, tetapi luasnya keruÂsaÂkan sedemikian besarnya seÂhingÂga butuh waktu bertahun-tahun sebelum beberapa kawaÂsan bisa dibangun kembali. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13
UPDATE
Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12
Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00
Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49
Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35
Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30