Berita

ilustrasi, furniture

Bisnis

Ekspor Furniture Indonesia Nggak Boleh Ikut Anjlok

Meski Eropa dan Amerika Masih Dilanda Krisis
SELASA, 13 MARET 2012 | 08:10 WIB

RMOL.Meski kondisi ekonomi global masih belum menentu, pemerin­tah tetap yakin perdagangan fur­niture Indonesia berjalan baik. Pemerintah pun pede alias per­caya diri bisa mempertahankan ekspor furniture tahun ini di angka 2 miliar dolar AS. Angka itu adalah raihan ekspor furni­ture Indonesia tahun lalu.

“Kita berharap jumlah itu tetap bisa kita jaga walau dengan ber­bagai macam situasi,” ujar Wakil Menteri Perdagangan Bayu Kris­namurthi di Jakarta, kemarin.

Bayu menerangkan, saat ini Eropa masih diguncang krisis. Namun, dengan kerja keras, tar­get ekspor masih bisa tercapai asal Indonesia kreatif dalam men­cari pasar baru.

“Saya kira plus minus 10 per­sen dari 2 miliar dolar AS se­perti­nya masih bisa kita dapat­kan. Kuncinya adalah mencoba masuk ke pasar-pasar baru,” sam­bungnya.

Langkah dalam menggarap pa­sar baru bisa dilakukan dengan mengalihkan produk yang sudah eksis di satu pasar ke pasar yang lain. Selain itu, beberapa produk fur­niture sudah telanjur di­anggap sebagai tren, seperti fashion.

Hal itu semakin me­nguat­kan industri furniture dalam negeri. Ke de­pan, industri kerajinan seperti furniture dan rotan hanya me­merlukan kom­­binasi satu sama lain agar bisa eksis.

“Pengalaman kita membangun industri tidak bisa dalam hitungan minggu. Membangun industri itu membutuhkan waktu. Saya kira arahnya sudah benar, tinggal mem­­butuhkan prosesnya saja. Regulasi pengiriman rotan antar pulau juga masih berlaku,” imbuh­ anak buah Gita Wirjawan itu.

Berdasarkan data Asosiasi In­dustri Permebelan dan Keraji­nan Indonesia (Asmindo), pasca pe­lemahan ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa, penjualan fur­niture Indonesia mengalami pe­nurunan. Ekspor kerajinan di­perkirakan turun 20 persen pada 2011 menjadi 2,2 miliar dolar AS.

Asmindo berharap, ekspor fur­niture Indonesia bisa kembali ke kondisi dua tahun sebelumnya, yaitu 2,7 miliar dolar AS. Untuk mencapai ini, Asmindo minta dukungan penuh dari pemerintah dan menolak aturan peredaran rotan antar pulau.

“Pemerintah jangan memper­sulit rotan masuk ke industri. Se­karang malah diperiksa Sucofin­do. Kebijakan ini membuat harga makin mahal. Lepaskan saja se­mua, biar rotan masuk ke Jawa,” ujar Ketua Umum As­mindo Ambar Tjahyono.

Seperti diketahui, Kemendag sedang me­nyiapkan lokasi resi gudang. Ber­beda dengan buffer stock (penye­rapan) yang dibeli langsung oleh pemerintah, resi gu­dang menam­pung barang pro­­du­sen yang be­lum laku di pa­saran. Kata Ambar, pemerintah cukup membangun satu buffer stock un­tuk menyerap rotan yang belum laku di pasaran. [Harian Rakyat Merdeka]



Populer

UPDATE

Selengkapnya