Berita

indra SH/ist

HARGA BBM NAIK

Pemerintah Menyesatkan Rakyat dengan Kekuasaan

RABU, 29 FEBRUARI 2012 | 19:19 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi bukanlah jalan terbaik karena diputuskan dalam atmosfir kebijakan pemerintahan yang kotor oleh praktik korupsi.

Demikian disampaikan anggota Komisi III DPR dari Fraksi PKS, Indra, kepada wartawan (Rabu, 29/2). Kenaikan BBM, menurut dia, adalah kebijakan salah karena tidak didahului upaya maksimal pemberantasan korupsi di tubuh BUMN yang melakukan operasi pertambangan minyak.

"Sebenarnya kenaikan terlalu prematur untuk dijadikan sebuah kebijakan pemerintah. Ini sama saja dengan mengganti sampul namun tidak memperbaiki isinya. Isinya busuk karena digerogoti penyelewengan aparatur pemerintah dengan perusahaan asing," urai Indra.


Kekuasaan di Indonesia banyak melegalkan korupsi di perminyakan terutama menutupi adanya mafia perminyakan. Indra juga menyebut kronologi kasus korupsi yang terjadi di tubuh Pertamina sering hilang di tengah jalan. Korupsi di perminyakan sudah menjadi kasus klasik mulai era 1970 (Dirut Ibnu Sutowo) sampai akhir Oktober 2011 dengan adanya korupsi proyek Export Oriented (Exor) I Pertamina di Balongan oleh Tabrani Ismail yang kemudian menyeret lima nama lainnya dan kerugiannya sebesar 1,72 triliun.

"Kalau dianalisa secara mendalam, jumlah sebesar itu menutupi kekurangan subsidi BBM di APBN. Jadi tidak ada yang harus dinaikkan” tegasnya.

Kebijakan kenaikan BBM dengan pemberian subsidi silang bukanlah bentuk apresiasi yang baik dari pemerintah. Terkesan hanya sebuah basa-basi di kala lalai dalam penataan birokrasi yang diselimuti korupsi.

"Pemerintah jangan sampai kehilangan akal sehat di saat mengeluarkan kebijakan kemudian memberikan insentif di lain hal. Ini sama saja mengelabui publik dengan kekuasaannya," lontarnya.[ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Tiga Jaksa di Banten Diberhentikan Usai jadi Tersangka Dugaan Pemerasan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:59

Bakamla Kukuhkan Pengawak HSC 32-05 Tingkatkan Keamanan Maritim

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:45

Ketum HAPPI: Tata Kelola Sempadan Harus Pantai Kuat dan Berkeadilan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:05

11 Pejabat Baru Pemprov DKI Dituntut Bekerja Cepat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:51

Koperasi dan Sistem Ekonomi Alternatif

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:24

KN Pulau Dana-323 Bawa 92,2 Ton Bantuan ke Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:50

Mutu Pangan SPPG Wongkaditi Barat Jawab Keraguan Publik

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:25

Korban Bencana yang Ogah Tinggal di Huntara Bakal Dikasih Duit Segini

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:59

Relawan Pertamina Jemput Bola

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:42

Pramono dan Bang Doel Doakan Persija Kembali Juara

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:25

Selengkapnya