Berita

ilustrasi

Preman Dimanfaatkan untuk Promosi Jabatan?

SABTU, 25 FEBRUARI 2012 | 12:11 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Persoalan premanisme sudah akut. Justru kegagalan utama adalah pada aparat kepolisian yang menjalankan tugas pengamanan masyarakat. Polisi tidak punya semangat "mematikan" kejahatan.

"Kalau sudah kejadian baru gelar operasi besar, mereka (polisi) itu ibarat sprinter bukan pelari marathon yang energinya bisa terpakai jangka panjang," kata Koordinator Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF) Mustofa B. Nahrawardaya kepada Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Sabtu, 25/2).

Dari pengamatannya, sudah lama terbukti bahwa kepolisian bahkan jaksa dan hakim tidak berani menindak tegas para pelaku premanisme. Yang dimaksudnya tentu saja bukan preman-preman kelas teri yang berkeliaran di jalanan.


Bahkan, dalam banyak kasus yang mengakibatkan cacat seumur hidup pada korban, para pelaku premanisme cuma dijatuhi hukuman ringan. Penegakan hukum yang inkonsisten itulah yang menjadikan para pelaku semakin liar beraksi. Misalnya terhadap kepala preman John Kei, Pengadilan Negeri Surabaya cuma menjatuhkan delapan bulan penjara dalam perkara pemotongan jari saudara sepupunya di Tual, Maluku Tenggara, pada 2008 lalu.

"Sekali lagi saya yakin polisi tahu siapa saja kepala preman-preman itu, tapi dibiarkan, atau dalam bahasa saya, mereka takut kalau tidak berteman dengan preman," jelasnya.

Diungkapkan Mustofa, para preman ini bisa dimanfaatkan sebagai alat promosi jabatan di kalangan pejabat polisi. Sudah jadi rahasia umum bahwa beberapa petinggi Polri mengenal baik siapa saja tokoh-tokoh preman, khususnya di Ibukota.

"Kalau saatnya untuk ditangkap ya ditangkap, kalau saatnya bisa dilepas yang lepas juga. Itu bisa digunakan untuk promosi jabatan. Jelas selama ini keberadaan mereka dimanfaatkan," tegasnya.[ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Tiga Jaksa di Banten Diberhentikan Usai jadi Tersangka Dugaan Pemerasan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:59

Bakamla Kukuhkan Pengawak HSC 32-05 Tingkatkan Keamanan Maritim

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:45

Ketum HAPPI: Tata Kelola Sempadan Harus Pantai Kuat dan Berkeadilan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:05

11 Pejabat Baru Pemprov DKI Dituntut Bekerja Cepat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:51

Koperasi dan Sistem Ekonomi Alternatif

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:24

KN Pulau Dana-323 Bawa 92,2 Ton Bantuan ke Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:50

Mutu Pangan SPPG Wongkaditi Barat Jawab Keraguan Publik

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:25

Korban Bencana yang Ogah Tinggal di Huntara Bakal Dikasih Duit Segini

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:59

Relawan Pertamina Jemput Bola

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:42

Pramono dan Bang Doel Doakan Persija Kembali Juara

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:25

Selengkapnya