RMOL. Ada sejumlah menteri yang tidak cepat melakukan klarifikasi terhadap masalah. Loyalitas mereka pada kepala negara, Susilo Bambang Yudhoyono, diragukan.
Karena itulah Sekretaris Kabinet, Dipo Alam, mengaku sering mengingatkan para menteri soal sikap cepat tanggap.
"Saya sudah sering ingatkan, tapi tetap saja diam. Makanya saya usulkan reshuffle kabinet," kata Dipo Alam kepada wartawan di awal Januari lalu.
Presiden sendiri kerap meminta agar menteri-menteri aktif memberikan penjelasan kepada publik dan meluruskan pemberitaan yang miring. Tapi kenyataannya para menteri itu diam saja.
Pihak Istana Negara pernah menegaskan bahwa Presiden terus menerus meminta para menteri rajin memberi klarifikasi terutama menyangkut kasus-kasus korupsi di lembaga pimpinannya. Apa yang dilakukan oleh Menpora Andi Mallarangeng disebut Presiden jadi contoh baik.
Bahkan SBY memberikan apresiasi pada anak buahnya di Demokrat itu karena sudah pro-aktif dan melakukan klarifikasi terkait kasus suap wisma atlet yang menghebohkan di kementeriannya. Lain hal dengan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang disebut Presiden kurang aktif memberikan klarifikasi atas tuduhan keterlibatannya dalam kasus suap di Kemenakertrans.
Kembali ke Dipo, dia sempat menyindir keras Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa yang sempat diisukan retak hubungan dengan Presiden. Hanya saja, menteri Marty cuma diam, tidak menjelaskan ke publik kondisi sebenarnya.
Dipo Alam sempat mengatakan bahwa reshuffle kabinet sebaiknya tidak hanya berhenti pada Oktober 2011. Menurutnya, reshuffle tetap diperlukan. Sebab banyak menteri yang hanya mau duduk di kursi kabinet, tapi tidak mau membela SBY dari berbagai isu.
Politisi Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, menegaskan bahwa pernyataan Dipo itu bukan sikap resmi SBY, karena terkesan cuma ingin mempermalukan orang lain. Tapi tetap saja wacana reshuffle dari Dipo Alam itu sempat mendapat sambutan hangat dari publik.
Karena itulah
Rakyat Merdeka Online di awal Januari lalu membuka poling pembaca yang mengangkat tema reshuffle jilid II di Kabinet SBY-Boediono.
"Sekretaris Kabinet Dipo Alam berpendapat, reshuffle kabinet perlu dilakukan lagi karena masih ada beberapa menteri yang kurang tanggap dan tidak loyal pada Presiden. Setujukah Anda jika SBY merombak lagi susunan kabinetnya?"
Ternyata hingga awal Februari ini, dukungan pada pendapat Dipo Alam itu mendapat dukungan dari mayoritas responden. Sebanyak 60,7 persen reponden menjawab setuju untuk reshuffle kembali.
Sedangkan 30 persen pembaca menyatakan tidak setuju, sisanya 9,3 persen mengaku ragu-ragu.
[ald]