Berita

abraham samad/rmol

Abraham Samad Harus Buka Siapa yang Diintervensi!

RABU, 08 FEBRUARI 2012 | 09:42 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Penetapan tersangka pada Angelina Sondakh yang notabene Wakil Sekjen Partai Demokrat patut diapresasi. Tapi, Komisi Pemberantasan Korupsi sebaiknya tidak usah bicarakan penegakan hukum dengan bumbu politik. Pemberantasan korupsi tidak perlu dikotak-kotakan untuk partai politik penguasa, atau bukan penguasa.

"Yang paling penting cukup bukti atau tidak untuk menjadikan seseorang tersangka korupsi. KPK saya sebaiknya tidak bicara politik. Yang harus jadi pangkal adalah cukup bukti atau tidak," tegas pakar hukum Margarito Kamis saat diwawancara Rakyat Merdeka Online, beberapa waktu lalu.

Margarito mengatakan, KPK harus pastikan kepada rakyat bahwa dia tak bisa diatur oleh kekuatan politik manapun dan tidak mau main-main.
Sebab, jika KPK membuka ruang sedikit saja untuk intervensi politik, maka perpecahan di antara pimpinan KPK yang kini jadi isu bisa jadi kebenaran.

Sebab, jika KPK membuka ruang sedikit saja untuk intervensi politik, maka perpecahan di antara pimpinan KPK yang kini jadi isu bisa jadi kebenaran.

"Abraham Samad (Ketua KPK) berkali katakan solid bagai perangko, di saat sama dia bilang ada perbedaan pendapat di pimpinan. Itu aneh, baru kali ini kita dengar perbedaan pendapat di internal mereka," ujar Margarito.

Untuk meluruskan isu-isu miring, Margarito meminta Abraham Samad membuka pada publik soal perbedaan pendapat dalam soal apa yang terjadi.

"Artifisial atau substansial? Soal alat bukti, strategi atau apa? Kalau dibiarkan mengambang ini akan jadi pintu masuk sangat besar untuk membuat KPK tak berdaya," jelasnya.

Dia ingatkan bahwa koruptor akan menunggu situasi tepat untuk masuk memecah belah KPK. Maka itu sebaiknya pimpinan KPK selalu transparan menjelaskan sebab-sebab perbedaan pendapat di kalangan mereka.

"Kalau menyangkut intervensi politik, buka barang itu, siapa yang beda karena intervensi harus dipaksa mundur," tegasnya.[ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Tiga Jaksa di Banten Diberhentikan Usai jadi Tersangka Dugaan Pemerasan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:59

Bakamla Kukuhkan Pengawak HSC 32-05 Tingkatkan Keamanan Maritim

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:45

Ketum HAPPI: Tata Kelola Sempadan Harus Pantai Kuat dan Berkeadilan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:05

11 Pejabat Baru Pemprov DKI Dituntut Bekerja Cepat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:51

Koperasi dan Sistem Ekonomi Alternatif

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:24

KN Pulau Dana-323 Bawa 92,2 Ton Bantuan ke Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:50

Mutu Pangan SPPG Wongkaditi Barat Jawab Keraguan Publik

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:25

Korban Bencana yang Ogah Tinggal di Huntara Bakal Dikasih Duit Segini

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:59

Relawan Pertamina Jemput Bola

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:42

Pramono dan Bang Doel Doakan Persija Kembali Juara

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:25

Selengkapnya