Berita

susilo bambang yudhoyono

Adhie M Massardi

Partai Terpidana!!

Oleh Adhie M. Massardi
SABTU, 04 FEBRUARI 2012 | 15:39 WIB

PARTAI Demokrat bak meteor ketika muncul pertama kali pada pemilu legislatif 2004. Meraup 7,45 persen suara, Partai Demokrat menduduki peringkat ke-5, mengungguli PAN dan PKS yang lebih dulu eksis. Dalam peroleh kursi di DPR RI, partai besutan Yudhoyono ini masuk empat besar, bersama Partai Golkar, PDIP dan PPP.

Meskipun waktu itu Yudhoyono dianggap fenomenal lewat rakayasa konflik dengan Presiden Megawati yang melahirkan celotehan (Taufik Kiemas, suami Megawati) “jenderal kayak anak kecil”, tapi nyaris tak ada yang menduga Partai Demokrat bisa meraih suara sebanyak itu.

Yudhoyono sendiri, sebagai arsitek di belakang layar yang diam-diam kerap menggunakan ruang kantornya (Menko Polkam) untuk persiapan pendirian partai, tak pernah menduga partainya bisa lolos electoral threshold sehingga bisa menyalonkannya sebagai kandidat presiden RI.

Makanya, sebelum pemilu 2004 digelar, antara lain lewat Saifullah Yusuf (Wagub Jatim yang dulu Sekjen PKB) Yudhoyono berharap diusung capres oleh partainya Gus Dur. Sejarah politik nasional kemudian menyatat rekor fantastis Partai Demokrat yang berhasil mempresidenkan Susilo Bambang Yudhoyono, cita-cita para pendirinya.

Pada pemilu 2009, masih sempat meningkatkan perolehan suaranya hingga 300 persen, dan kembali mempertahankan Ketua Umum Dewan Pembina Partai Demokrat sebagai Presiden RI untuk periode kedua.

Karena menurut undang-undang Yudhoyono tak mungkin lagi jadi presiden, padahal tujuan didirikannya Partai Demokrat untuk menjadikan Yudhoyono sebagai presiden, maka partai pun kehilangan elan perjuangannya. Tak salah bila para kader partai kemudian menggantinya dengan memperjuangkan (kenikmatan dunia) mereka sendiri.

Akibatnya, bak meteor yang menarik perhatian (hanya) saat muncul meluncur di langit menyilaukan, lalu lenyap ditelan kegelapan, begitulah juga Partai Demokrat. Meteor pemilu 2004 dan 2009 itu sekarang seperti sedang memasuki black hole, lubang hitam di alam raya yang memiliki gravitasi dahsyat, yang daya sedotnya konon melebihi kecepatan cahaya.

Ketok Magic

Sebagai institusi politik, secara struktur Partai Demokrat kini memang sudah sangat menyedihkan. Sudah di ambang lubang hitam itu. Di jajaran Dewan Pembina, Yudhoyono sebagai ketua, sering disebut-sebut berada di balik skandal rekayasa bailout Bank Century. Perppu No 4 yang dia keluarkan pada 2008, menjadi kunci pembobolan brankas uang negara Rp 6,7 triliun itu. Para pemuka umat beragama bahkan sudah mengatakan rezimnya sebagai “rezim kebohongan”.

Masih di jajaran Dewan Pembina, wakilnya yang bernama Marzuki Alie, yang juga ketua DPR, dianggap orang yang paling bertanggungjawab atas munculnya anggaran bagi sejumlah kemewahan dan pemborosan yang terjadi di lembaga legislatif itu. Masih di Dewan Pembina, Andi Mallarangeng (sekretaris) disebut-sebut terlibat skandal suap Wisma Atlet, yang pusat penyuapannya terjadi di kantornya, di Kemenegpora.

Di jajaran pengurus (DPP) ketua umum Anas Urbaningrum, juga wakilnya yang bernama Jhonny Allen Marbun, orang yang di media massa sering disebut-sebut terlibat korupsi, dan berkasnya sudah berada di KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Dalam struktur kesekjenan yang dipimpin Ibas, anak bungsu Yudhoyono, ada nama (wasekjen) Angelina Sondakh yang sudah resmi jadi tersangka kasus suap Wisma Atlet. Saan Mustofa baru disebut-sebut di pengadilan Tipikor. Sementara Ramadhan Pohan yang digugat menebar fitnah urung masuk bui karena Aburizal Bakrie menaruh kasihan dan menyabut pengaduannya di Mabes Polri.

Pada level bendahara, selain Nazaruddin (bendum) yang sudah lebih dulu masuk bui, segera menyusul Mirwan Amir, wakil Nazaruddin. Karena namanya sudah disebut-sebut. Di jajaran pengurus tingkat pusat, masih ada beberapa nama, seperti Sutan Bhatoegana, yang oleh majalah Tempo digambarkan kena strum karena diduga terlibat korupsi pengadaan solar home system di Kementerian ESDM.

Sedangkan ketua Divisi Komunikasi Publik Andi Nurpati masih bisa santai meskipun yang mengadukannya sebagai otak pemalsuan surat MK adalah Ketua Mahkamah Konstitusi sendiri, Mahfud MD.

Lalu, apakah dengan demikian Partai Demokrat yang seperti menjadi “partai terpidana” ini bakal kiamat? Tentu saja tidak. Sebab kita tahu, Yudhoyono adalah ahlinya recovery di negeri ini.

Tak lama setelah badai reda, paling lambat awal 2013, dia pasti akan bawa Partai Demokrat ke bengkel “ketok magic” untuk dimuluskan dan dikinclongkan kembali. Lalu ditambah dengan ramuan semacam BLT (bantuan langsung tunai) dan kebijakan populis lainnya, niscaya Partai Demokrat bakal kembali merajai pemilu 2014.

Memenangi pemilu 2014 memang harga mati bagi Partai Demokrat. Sebab kalau tidak, dan membiarkan penguasa selanjutnya bukan bagian dari mereka, negeri ini bakal jadi neraka bagi orang-orang Partai Demokrat yang namanya sudah diregistrasi di KPK.

Termasuk yang kini jadi bupati, walikota, gubernur, juga ketua atau wakil ketua DPRD di banyak daerah, yang saat ini masih tak tersentuh tangan-tangan hukum. [***]


Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

Komjen Dedi Ultimatum, Jangan Lagi Ada Anggapan Masuk Polisi Bayar!

Rabu, 05 Februari 2025 | 18:12

UPDATE

Prabowo-Erdogan Saksikan Penandatanganan 12 MoU Kerja Sama

Rabu, 12 Februari 2025 | 15:35

Prabowo Tanggung Beban Utang Jokowi, Pemerintahan Jadi Korban Efisiensi Anggaran

Rabu, 12 Februari 2025 | 15:34

KPK Jangan Jadi Alat Kepentingan dalam Kasus Hasto

Rabu, 12 Februari 2025 | 15:32

Volume Transaksi AgenBRILink Tembus Rp1.583 Triliun per Akhir 2024

Rabu, 12 Februari 2025 | 15:09

Bertemu Erdogan, Prabowo Tekankan Penguatan Kemitraan Ekonomi

Rabu, 12 Februari 2025 | 14:58

Mandiri Investment Forum 2025, Strategi Investasi dan Inovasi untuk Pertumbuhan Ekonomi

Rabu, 12 Februari 2025 | 14:53

Ketua Komisi VII Pastikan Tak Ada Kontributor dan Karyawan TVRI-RRI yang Dirumahkan

Rabu, 12 Februari 2025 | 14:51

Anggaran KPU Dipangkas Hampir Rp 1 Triliun

Rabu, 12 Februari 2025 | 14:40

Efisiensi Anggaran Prabowo Dinilai Tepat, Pengamat: Penyusunan Selama Ini Ugal-ugalan

Rabu, 12 Februari 2025 | 14:35

Singgung Efisiensi, Hasto Minta Kepala Daerah PDIP Tak Berpikir Anggaran Dulu

Rabu, 12 Februari 2025 | 14:31

Selengkapnya