Berita

ruang sidang banggar/rm

PEMBOROSAN DPR

Laporan Marzuki Alie ke KPK Sekadar Penyejuk Suasana

JUMAT, 03 FEBRUARI 2012 | 17:05 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Laporan Ketua DPR Marzuki Alie ke KPK tentang dugaan mark up renovasi ruang sidang Badan Anggaran lambat disikapi. Apakah KPK merasa utang budi pada DPR, atau KPK menganggap laporan Ketua DPR cuma basa basi?

"Mungkin karena KPK berutang budi pada anggota DPR yang memilihnya atau karena merasa Ketua DPR hanya basa basi saja melapor ke KPK, maka sampai sekarang tidak serius menindaklanjutinya," ujar anggota Komisi III DPR, Martin Hutabarat, kepada Rakyat Merdeka Online, Jumat (3/2).

Sejak awal dia menyuarakan, terdapat banyak kejanggalan yang memperkuat dugaan penyelewengan pengadaan barang ruang sidang Banggar. Misalnya, harga kursi yang dilaporkan Rp 24 juta per buah, ternyata setelah ditelusuri harga di Jakarta merek yang sama dan impor dari Jerman, cuma Rp 9 juta per buah. Dari selisih harga kursi saja terdapat potensi kerugian negara lebih Rp 2 miliar dan itu belum termasuk barang lain.


Di lain pihak, Badan Kehormatan DPR begitu ngotot untuk cepat mengganti barang-barang mewaah di ruang Banggar. Tindakan itu justru berpotensi menghilangkan barang bukti. Komisi III sebenarnya berharap penggantian kursi dan barang-barang dari ruang Banggar ditunda satu pekan, sampai Komisi III DPR selesai rapat dengan pimpinan KPK yang direncanakan pekan depan.

"Tidak jelas apa alasan BK ngotot harus menggantinya sekarang juga, padahal itu bukanlah tugas BK," tegasnya.

Sedianya, Komisi III pun berencana mengajak pimpinan KPK melihat sendiri ruang Banggar yang direnovasi dengan biaya lebih dari Rp 20 miliar. Tapi rencana itu batal akibat kelambanan KPK merespons laporan Ketua DPR dan BK DPR yang begitu bernafsu membongkar barang-barang ruang Banggar.

"Bisa jadi, laporan DPR ke KPK ini sekedar penyejuk sesaat terhadap reaksi masyarakat yang dongkol akibat biaya renovasi yang tidak masuk akal," tandasnya.[ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Tiga Jaksa di Banten Diberhentikan Usai jadi Tersangka Dugaan Pemerasan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:59

Bakamla Kukuhkan Pengawak HSC 32-05 Tingkatkan Keamanan Maritim

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:45

Ketum HAPPI: Tata Kelola Sempadan Harus Pantai Kuat dan Berkeadilan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:05

11 Pejabat Baru Pemprov DKI Dituntut Bekerja Cepat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:51

Koperasi dan Sistem Ekonomi Alternatif

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:24

KN Pulau Dana-323 Bawa 92,2 Ton Bantuan ke Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:50

Mutu Pangan SPPG Wongkaditi Barat Jawab Keraguan Publik

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:25

Korban Bencana yang Ogah Tinggal di Huntara Bakal Dikasih Duit Segini

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:59

Relawan Pertamina Jemput Bola

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:42

Pramono dan Bang Doel Doakan Persija Kembali Juara

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:25

Selengkapnya