Haryono Umar
Haryono Umar
RMOL.Begitu banyak kasus korupsi yang menggantung penanganannya. Misalnya, kasus Bank Century, kasus cek pelawat yang melibatkan Nunun Nurbaeti, dan kasus anggaran DPR.
Ini semua dibebankan kepada Abraham Samad Cs, pimpinan KPK baru, yang sudah diambil sumpahnya, Jumat (16/12), di Istana Negara.
“Tidak mungkin semua kasus korupsi tuntas ditangani di saat habis masa kerja kami. Tentu ada yang masih menggantung. Itulah tugas pimpinan KPK yang baru untuk melanjutÂkanÂnya,’’ papar bekas Wakil Ketua KPK Haryono Umar, kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, JuÂmat (16/12).
Berikut kutipan selengkapnya:
Apa kasus cek pelawat bisa tuntas?
Saya kira tuntas ya. Kasus ini salah satu pekerjaan rumah pimÂÂÂÂpinan KPK yang baru untuk seÂgera dituntaskan. Saya yakin mereka bisa menguÂpaÂyakan alat bukti untuk menyeÂret orang-orang yang terlibat dalam kasus ini.
Kenapa KPK tidak bersikap tegas soal kesehatan Nunun?
Mengenai kesehatan terÂsangka sudah ada prosedur tetap (protap). Bila sudah diÂtangani rumah sakit, biasanya KPK akan menguÂpaÂyaÂkan second opinion. NaÂmun kita lihat pimpinan KPK yang baru akan mengupayakan seperti apa.
Apakah pimpinan KPK puÂnya target penyelesaian kasus ini?
Kami tidak menargetkan kaÂsus ini kapan selesainya. Dari dulu kami bekerja tidak pakai target-targetan. Ini masalahnya penegaÂkan hukum. Ini bukan membaÂngun gedung yang bisa ditargetÂkan waktunya. Dalam penangaÂnan kasus, yang penting kami bekerja saja. Apabila ada alat bukti, prosesnya akan lebih mudah.
Anda punya catatan untuk KPK ke depan?
Saya yakin mereka sudah tahu mengenai kasus yang akan diÂselesaikan. Selama ini KPK suÂdah sangat terbuka dan transÂparan. Mereka tahu kasus yang belum selesai dan sudah seÂlesai.
Apa kekurangan KPK yang perlu diperbaiki?
Ada beberapa masalah yang ada di KPK. Pertama, KPK tiÂdak memiliki gedung sendiri. Yang ada sekarang ini tidak meÂmadai.
Kedua, ada beberapa jaÂbaÂtan yang kosong seperti deÂputi, diÂrektur, dan kepala biro. Itu haÂrus segera diisi. Ketiga, mengeÂnai anggaran. Ada pos yang danaÂnya berlebih dan ada keÂkurangan.
Pos mana yang kekurangan itu?
Pos pendidikan. KPK ingin mendidik masyarakat agar anti korupsi. Ini tentu membutuhkan anggaran. Apalagi, KPK sudah membentuk anti corruption learÂning center. Ini tidak dipungut biaya. Bila tidak didukung angÂgaÂÂran yang kuat, agak susah bisa berjalan dengan baik.
Apa yang perlu diperbaiki untuk memajukan KPK?
Aturan kode etik. Saat ini maÂÂsih sangat umum. Ini perlu diÂperbaiki. Kemudian memperÂcepat pelaksanaan kegiatan. MiÂÂsalnya sampai dengan triwuÂlan ketiga, penyerapan anggaÂran di KPK agak minim. MakaÂnya pimÂpinan KPK yang baru harus mempercepat pengadaan barang yang selama ini agak lamban.
O ya, apa kegiatan Anda seÂtelah tidak menjadi pimpinan KPK?
Sementara ini kemungkinan saya akan mengajar di beberapa perguruan tinggi, seperti UniverÂsitas Muhammadiyah Jakarta, Universitas Trisakti, Universitas Gunadarma dan Universitas Padjajaran. Sejauh ini tidak ada tawaran agar saya masuk ke insÂtansi manapun. Yang ada tawaran mengajar saja. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48
Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
UPDATE
Senin, 29 Desember 2025 | 00:13
Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40
Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23
Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05
Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00
Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44
Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15
Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40
Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45
Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28