RMOL. Bocah-bocah bermain di bawah sebuah balok beton (girder) sepanjang lebih 30 meter. Balok itu membentang antara dua tiang jembatan yang juga terbuat dari beton. Tak terlihat raut takut di wajah mereka.
Tak jauh dari tempat bocah itu berÂmain, sebuah mesin backhoe mengeruk bongkahan beton dari kali mati. Dengan lengan meÂkaÂnis, mesin itu memindahkan puing-puing ke pinggir jalan yang terletak di bawah jembatan MaÂrunda, Jakarta Utara ini.
Puluhan pekerja langsung berÂgerak ketika bongkahan beton berÂhasil dipindahkan. Dengan goÂdam, mereka menghancurkan bongkahan-bongkahan beton hingga menjadi puing-puing kecil.
Pekerja lainnya meÂngumÂpulÂkan besi-besi tulang girder. Besi-besi berukuran besar yang sudah bengkok itu coba diluruskan deÂngan menggunakan kunci besi.
Sambil bermain, bocah-bocah menyaksikan pekerja melakukan pembersihan sisa-sisa girder ini. Pembersihan ini menarik perÂhÂaÂtian warga maupun pengendara yang melintas di jembatan di seÂbelah jembatan baru yang tengah dibangun.
Minggu dinihari (11/12), lima girder jembatan baru yang bakal menghubungkan Cilincing dan Marunda, ambruk. Girder itu patah dan jatuh dari ketinggian lima meter ke kubangan.
Untungnya tak ada korban jiwa dalam peristiwa yang terjadi sekitar pukul 02.00 WIB ini. NaÂmun bunyi keras dari girder yang ambruk membangunkan warga yang tinggal di bantaran Kali Cakung Drain, Cilincing, Jakarta Utara ini.
Bagaimana kejadiannya? Agus, operator crane menÂceÂriÂtaÂkan, peristiwa ini terjadi tak lama setelah enam girder terpasang di antara kedua tiang penyangga jemÂbatan. Girder yang terakhir diÂpasang melengkung dan miÂring. Lalu menimpa girder di sebelahnya.
Lima girder yang belum diÂsamÂbungkan ke besi tiang peÂnyangga jembatan dengan las ini akÂhirnya ambruk. “Prosesnya cepat sekali. Beruntung, teman saya tukang las selamat. Ia berdiri di atas balok yang tidak jatuh. Ngeri banget. Suaranya keras seÂkali membuat kaget pekerja,†tuÂtur pria asal Semarang, Jawa Tengah itu.
Keterangan sama disampaikan Onasis Sitanggang, Manajer Lapangan PT Bunga Tanjung Raya, kontraktor proyek itu. Ia menjelaskan enam balok beton sudah terpasang sejajar. Tiba-tiba balok keenam terguling dan menimpa balok lainnya.
“Saat melepas seling (tali baja) balok itu tiba-tiba miring, lalu berÂsandar ke balok di sebelahnya begitu seterusnya seperti efek domino. Hingga akhirnya enam balok itu jatuh,†paparnya.
Selasa lalu, Rakyat Merdeka mengunjungi lokasi kejadian. Hanya tersisa satu girder di atas jembatan. Ada bekas goresan di sisi dalam balok beton itu. Tak jelas apakah goresan itu akibat terkena tali baja saat pemasangan atau tersenggol girder yang amÂbruk. Bocah-bocah tadi bermain di bawahnya balok beton ini.
Kawasan ini pun macet. KeÂmacetan sudah terlihat sejak dari pertigaan Jalan Cilincing menuju Marunda. Pusat kemacetan di jemÂbatan lama yang berada di seÂbelah jembatan yang roboh. Jembatan ini dilalui kendaraan dari dua arah.
Badan jembatan yang sempit membuat hanya satu lajur jalan yang bisa dilalui kendaraan dari kedua arah. Kendaraan yang henÂdak melintas didominasi truk. Kendaraan-kendaraan besar itu antre di mulut jembatan.
“Kemacetan sepert ini sudah jadi pemandangan sehari-hari pengemudi yang melintas disini. Jumlah kendaraan memang paÂdat, makanya dibangun jembatan baru yang sekarang ambruk biar tidak macet terus,†kata GonÂdrong, warga setempat.
Kemacetan tak hanya terjadi di atas jembatan, juga di jalan yang berada di bawah jembatan. Di baÂwah jembatan, ada jalan beraspal yang tak terlalu lebar. Arus lalu lintas di jalan itu terhambat kareÂna tengah dilakukan pembersihan sisa-sisa girder yang ambruk.
Jalan ini sempat ditutup tak lama setelah balok beton jemÂbaÂtan baru roboh. Bongkahan-bongÂkahan besar beton menutupi badan jalan. “Bagusnya ini hanya jalan alternatif bagi orang yang ingin menuju Cakung ke CilinÂcing dan sebaliknya. Sehingga tak terlalu mengganggu aktivitas masyarakat,†kata Gondrong.
Kendati sudah bisa dilewati, seÂtiap pengendara yang akan meÂleÂwati jalanan ini harus meÂlamÂbatÂkan laju kendaraannya. Sebab, sebagian badan jalan dipakai meÂsin backhoe yang tengah melaÂkukan pembersihan puing-puing sisa girder.
Seorang pria yang mengenakan kaos polisi berdiri di sebelah backhoe. Pria yang mengaku berÂnama Bonik ini sesekali mengÂhentikan pengendara sepeda moÂtor untuk memberikan kesemÂpatan bagi alat berat meminÂdaÂhÂkan puing-puing.
“Saya dan beberapa petugas kepolisian memang ditugaskan untuk mengatur lalu lintas jalan ini agar tidak mengganggu peÂkerja sekaligus tidak memÂbaÂhaÂyakan pengendara yang lewat,†jelas pria berbadan tambun itu.
Beberapa polisi lainnya terÂlihat sedang berdiri di beberapa titik yang berjaraknya hanya beÂberapa meter dari puing-puing beÂton yang sedang diangkut peÂkerja. Petugas kepolisian ini berÂgabung dengan mandor proyek.
“Sejak proses evakuasi pada Minggu pagi kemarin, kami dituÂgasÂkan memang untuk mengaÂwasinya. Bukan untuk meÂngaÂwasi pekerja agar pekerjaannya cepat dan lancar, tapi dari hal-hal yang tidak diinginkan,†jelas seÂorang mandor yang enggan meÂnyebutkan namanya.
Menurut pria yang memakai topi biru itu, selain memÂberÂsihÂkan puing-puing, para pekerja juga harus mengumpulkan besi-besi tulang girder yang jumÂlahnya banyak.
“Lihat saja di sekitar sini baÂnyak warga yang memperhatikan besi-besi itu. Bukan kami menuÂduh, tapi orang-orang di sekitar sini memang mengincar. Besi-besi itu laku dijual. Itu yang kami antisipasi agar tidak dimaling,†jelasnya. Untuk itu, kontraktor meÂminta bantuan polisi untuk menÂjaga besi-besi itu.
Saat ditanya untuk apa kelak besi-besi itu dikumpulkan, pria tersebut enggan menjelaskan. Katanya, dia hanya menjalankan perintah atasan selaku kontraktor pembangunan jembatan ini.
Kontraktor Rugi Rp 750 Juta
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta Eri BasÂkoro mengatakan, ambruknya lima balok beton (girder) mengÂhambat proses penyelesaian jemÂbatan. Biayanya pun memÂbengkak.
“Tapi kerugian sepenuhnya ditanggung oleh kontraktor, kaÂrena masih dalam proses pemÂbaÂngunan,†tandasnya.
Dinas PU, kata dia, sudah mengÂinstruksikan kepada konÂtrakÂtor untuk membersihkan sisa-sisa patahan balok beton jemÂbaÂtan. Kontraktor juga diminta meÂnyediakan balok beton yang baru. “Karena yang sudah jatuh itu tidak bisa terpakai lagi,†ujarnya.
Selanjutnya, Dinas PU akan melakukan penelitian penyebab ambruknya lima balok jembatan yang sudah terpasang. Tujuannya untuk mengetahui apakah amÂbrukÂnya girder itu karena unsur kelalaian atau memang kontruksi yang kurang kuat.
Dinas PU meminta kontraktor tetap menyelesaikan pembaÂnguÂnan jembatan sesuai jadwal yakni 14 Maret 2012.
Akibat kejadian ini, PT Bunga Tanjung Raya selaku kontraktor pembangunan jembatan meÂngaÂlami kerugian hingga ratusan juta. Onassis Sitanggang, manajer laÂpangan PT Bunga Tanjung Raya menjelaskan harga satu balok beÂÂton Rp 110 juta. Lantaran seÂmua baÂlok beton harus diganti, pihaÂkÂnya harus mengeluarkan Rp 660 juta.
“Belum lagi biaya pengangÂkatannya. Jadi totalnya, kerugian kita bisa mencapai sekitar 750 juta,†jelas Onasis.
Onasis mengatakan proses pemÂbersihan balok-balok beton yang patah memakan waktu seÂminggu. “Tapi baru dua hari ini akses jalan menuju ke Rawa MaÂlang atau sebaliknya sudah seÂlesai dibersihkan dan bisa dilalui lagi,†jelasnya.
Penyebab Jembatan Roboh Dari Angin Sampai Perang
Sebuah jembatan dirancang agar bertahan lama puluhan taÂhun bahkan sampai 100 tahun. Namun, terkadang tak sampai setua itu jembatan sudah roboh.
Jembatan Mahakam II, TengÂgarong, Kutai Kartanegara roÂboh setelah berusia 10 tahun. Yang lebih memprihatinkan, JemÂbatan Bamba di Pinrang, SuÂÂlawesi Selatan ambruk seÂbulan setelah digunakan.
Apa saja penyebab usia jemÂbatan menjadi pendek? BeriÂkut beberapa penyebab robohÂnya jembatan.
Angin
Tiupan angin menyebab jemÂbatan Tacoma Bridge di AmeÂrika roboh. Jembatan sepanjang 2.700 kaki ini terbuat dari baja karbon. Jembatan yang selesai dibangun Juni 1940 ini didesain mampu menahan tiupan angin kencang. Angin sebesar apapun akan dialihkan ke bagian atas dan bawah jembatan.
Seminggu sejak dibuka, angin berkecepatan 40 mil/jam (64 km/jam) dari dua arah berÂbeda menghantam jembatan. BaÂdan jembatan pun terpelintir seÂperti kue tambang. Badan jembatan akhirnya roboh ke sungai.
Gempa Bumi
Gempa tektonik yang sering melanda negara-negara yang beÂrada dekat pertemuan lemÂpeng samudra dan benua seperti Indonesia, sering sekali merÂuÂsak infrastruktur bangunan terÂmasuk jembatan. Seperti yang terjadi di Yogyakarta dan sekiÂtarÂnya pada tanggal 27 Mei 2006 dan gempa bumi SumaÂtera Barat 30 Septeber 2009.
Banjir Bandang
Banjir yang bisa merobohkan jembatan adalah banjir bandang atau banjir lahar. Contoh banjir bandang seperti yang melanda kota Deppasar 8 November 2011. Dan banjir lahar dingin dari gunung Merapi yang meÂlewati kali opak 4 Januari 2011 sudah merobohkan dua jemÂbaÂtan. Banjir bandang mengerus taÂnah tempat berdirinya ponÂdasi jembatan. Sehingga ponÂdasi tak lagi mampu menahan berat jembatan. Jembatan pun roboh.
Tsunami
Sebuah jembatan bisa saja diÂrancang tahan terhadap gempa. Tapi dengan kekuatan dorongan air akibat gelombang tsunami baÂnyak yang tak mampu berÂtaÂhan dan ambruk. Seperti terjadi di Jepang, 11 Maret 2011.
Perang
Dalam sebuah peperangan, salah satu strategi untuk mengÂhambat laju pasukan musuh yakni dengan merobohkan jemÂbatan, baik di wilayah senÂdiri maupun lawan.
Lapuk
Jembatan yang lapuk karena usia tua serta tidak terawat seÂring kali roboh dan mengaÂkiÂbatÂkan korban jiwa. Seperti terjadi di India pada 22 Oktober 2011. Sebuah jembatan roboh dan meÂnewaskan 32 orang serta rÂaÂtuÂsan lainnya terluka.
Konstruksi jembatan yang tiÂdak layak bisa mengakiÂbatkan sebuah jembatan roboh. KonsÂtruksi bukan sebatas rancangan tapi juga material yang akan diÂgunakan.
Tanda-tanda keruÂsaÂkan jemÂbatan yang disebabkan kontrukÂsi yang tak bagus bisa terlihat. Terkadang pihak terkait lambat mengantisipasi sehingga akhirÂnya jembatan itu roboh.
Dugaan sementara, robohnya Jembatan Mahakam II karena kesalahan konstruksi. Tidak ada faktor alam di atas yang meÂlanÂda jembatan kebanggaan warga Kutai Kartanegara ini. Tapi peÂnyebab pasti robohnya jembaÂtan ini masih dalam penelitian. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03
Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21
Senin, 30 September 2024 | 05:26
Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53
Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45
Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46
Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35
UPDATE
Jumat, 11 Oktober 2024 | 03:39
Jumat, 11 Oktober 2024 | 03:13
Jumat, 11 Oktober 2024 | 02:49
Jumat, 11 Oktober 2024 | 02:21
Jumat, 11 Oktober 2024 | 02:00
Jumat, 11 Oktober 2024 | 01:47
Jumat, 11 Oktober 2024 | 01:30
Jumat, 11 Oktober 2024 | 00:59
Jumat, 11 Oktober 2024 | 00:38
Jumat, 11 Oktober 2024 | 00:17