freddy tulung/rmol
freddy tulung/rmol
Ada tiga tugas yang harus dilakukan Freddy H Tulung sebagai Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika RI.
Pertama, memenuhi hak tahu masyarakat dengan tadi yang saya katakan diseminasi informasi. Yang kedua, mengakomodasi berbagai macam pendapat masyarakat ke elit. Jadi yang pertama top down, dan yang kedua bottom up. Dan yang ketiga, tentu tidak bisa lepas dengan kaitan pencitraan.
Demikian diungkapkan oleh Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika RI Freddy H Tulung bekerjasama dengan KBRI Den Haag menjawab pertanyaan Rakyat Merdeka Online tentang maksud kunjungannya ke Belanda, di sela-sela acara rehat pada pertemuan Dialog Interaktif bertemakan “Membangun Kharakter Bangsa Dalam Rangka Citra Positif Indonesia di Luar Negeri†di Gedung Dans en Partycentrum, Hooigracht 87, Leiden, Sabtu (3/12) lalu.
Yang saya maksud dengan sistem itu adalah penataan atau penanganan secara keseluruhan, apakah dari aspek hukum, apakah dari aspek kebijakan, dari aspek kesiapan tenaga kerja itu sendiri. Dan last but not least sistem dalam pengertian bagaimana kemudian kompetensi yang dimiliki sesuai dengan pasar yang membutuhkan.
Akhir-akhir ini bagi patriot bangsa masalah Papua terasa semakin memprihatinkan dan bahkan gawat, karena muncul suara-suara yang lebih keras dari gerakan separatis, yang dikaitkan dengan masalah hak-hak asasi manusia (HAM) dan dikaitkan dengan masalah Freeport. Bagaimana pandangan Anda?
Khusus di dalam konteks Papua ini kita tangani. Kita sepakat sekarang ini tidak menggunakan yang disebut dengan hard power. Kita mencoba melakukan pendekatan juga bukan lagi dengan soft power, Bahkan dengan smart power. Dalam artian mengangkat persoalan ini secara objektif melalui media dialog. Tetapi harus diakui, ekspos terhadap konteks ini dengan memperlihatkan peran media menjadi sangat signifikan. Ini yang sedang kita coba untuk dilakukan akan lebih baik kalau kemudian seluruh unsur kepentingan bangsa secara bersama-sama membangun ini. Tidak hanya menyerahkan kepada satu pihak, apakah kepada pemerintah atau terutama kepada pihak security. Tapi ini persoalan-persoalan bangsa yang harusnya kita selesaikan secara akademis, secara sosial, secara ekonomi dan secara security.
Tapi persoalan yang tampak kelihatan dalam kasus Papua, terutama yang menonjol (atau ada yang menonjol-nonjolkan) adalah kasus kekerasan, pelanggaran HAM adalah kurang ataupun tidak tegasnya pemerintah yang sekarang ini.
Susahnya yang kelihatan itu yang mana. Karena apakah yang kelihatan itu melalui TV, apakah melalui media, apakah itu yang mewakili kata kelihatan tadi. Karena persoalan itu jauh lebih dalam dari pada itu. Kekurang tegasan itu mungkin saja. Saya tidak ingin menampik dengan mengatakan tidak. Tetapi persoalannya memang amat sangat kompleks. Karena ini merupakan persoalan kumulatif 30 tahun secara keseluruhan. Tidak fair kalau kita menjustifikasi ketidak tegasan ini hanya didasarkan pada pemberitaan media. Yang memang dalam hal ini, menurut pendapat kami , tidak memperlihatkan secara objektif. Oleh karena itu, persoalan ini harusnya digambarkan secara objektif. Komunikasi seperti ini kita harapkan dapat menjembatani antara hal-hal yang barangkali terungkap melalui media dengan hal-hal yang diketahui oleh individu per individu berdasarkan resource person yang dapat dipertanggungjawabkan.
Tapi persoalannya di TV One ditayangkan apa yang namanya dialog dengan orang yang jelas-jelas dari organisasi atau gerakan separatis. Komentar anda?
Bagaimana dengan pemecahan soal Freeport?
Untuk itu apa kendalanya?
[arp]
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48
Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
UPDATE
Senin, 29 Desember 2025 | 00:13
Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40
Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23
Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05
Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00
Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44
Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15
Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40
Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45
Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28