Imam Prasodjo
Imam Prasodjo
RMOL. Komisi III DPR tidak mengindahkan daftar ranking yang sudah dibuat Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK. Hanya Bambang Widjojanto yang dipilih. Sedangkan tiga lainnya didepak.
Delapan calon pimpinan KPK berdasarkan ranking adaÂlah BamÂbang Widjojanto, Yunus Husein, Abdullah Hehamahua, Handoyo Sudradjat, Abraham SaÂÂmad, ZulÂkarnain, Adnan PanÂdu Pradja, dan Ariyanto Sutadi.
Pilihan Komisi III DPR adalah Abraham Samad, Bambang WiÂdjojanto, Adnan Pandupradja, dan Zulkarnain. Abraham SaÂmad menjadi Ketua KPK mengÂgantiÂkan Busyro Muqoddas.
Menanggapi hal itu, bekas anggota Pansel Calon Pimpinan KPK, Imam Prasodjo kecewa. Sebab, DPR tidak memperhatiÂkan dafÂtar ranking yang sudah dibuat Pansel.
“Terserah DPR sajalah. Itu kan keputusan politik DPR. Pansel menentukan berdasarkan standar dan kriteria yang obyektif, seÂperti kepemimpinan, inteÂgritas, kapaÂsitas serta independensi yang meÂliputi beragam keÂahliÂan,’’ papar Imam Prasodjo keÂpada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.
Berikut kutipan selengkapnya:
Apa komentar Anda dengan pilihan DPR itu?
Pimpinan KPK yang terpilih cenderung homogen. Ini tentuÂnya menjadi kelemahan dalam memÂberantas korupsi ke depan.
Bagaimana solusinya?
Para direktur atau deputi KPK harus bisa menutupi kelemahan itu. Yang penting jangan sampai KPK disandera DPR.
Maksudnya?
Begini, yang memilih pimpiÂnan KPK adalah DPR. Tapi henÂdaknya jangan mau ditekan atau disetir.
Apabila KPK terlalu banyak mendengarkan tekanan partai politik, maka KPK bisa menjadi alat pembunuh bagi kepentingan politik fraksi tertentu di DPR.
Mana tahu pimpinan KPK itu mau membalas budi?
Tidak ada istilah balas budi. Harus diingat, KPK adalah lemÂbaga independen. KPK jangan mau didikte DPR. Masukan dan kritik DPR terima saja. Tapi puÂtuskan sendiri. Jangan sampai KPK menjadi tukang pukul untuk kepentingan DPR.
Apabila KPK mendapatkan bukti yang cukup mengenai kasus Bank Century, ya teruskan saja penanganannya. Jangan takut, bongkar saja.
Bagaimana dengan adanya dugaan deal politik dengan parpol?
Justru itu, lebih baik pimpinan KPK mendengarkan masyaÂrakat, seÂhingga outputnya efektif. PokokÂnya di mana ada koruptor yang memÂbahaÂyakan kemaslaÂhatan masyarakat, ya tangÂkap saja. Banyak orang yang curiga, jaÂngan-jangan ada deal, KPK diÂdorong untuk melindungi piÂhak tertentu dan didorong mengÂÂungÂkap kasus tertentu.
Justru itu, lebih baik pimpinan KPK mendengarkan masyaÂrakat, seÂhingga outputnya efektif. PokokÂnya di mana ada koruptor yang memÂbahaÂyakan kemaslaÂhatan masyarakat, ya tangÂkap saja. Banyak orang yang curiga, jaÂngan-jangan ada deal, KPK diÂdorong untuk melindungi piÂhak tertentu dan didorong mengÂÂungÂkap kasus tertentu.
Ketua KPK Abraham Samad diragukan bisa membuat gaÂrang KPK, tanggapan Anda?
Saya tidak ikutan menghaÂkimi Pak Abraham saat ini. SeÂbab, kaÂlau saya ikut mengkriÂtik, itu namanya memperlemah KPK.
Anda punya formasi yang teÂpat bagi KPK ke depan?
Paling utama Pak Abraham kerja sama dengan Pak Bambang Widjojanto. Sebab, beliau paling banyak berhubungan dengan civil society yang berkaitan dengan pemberantasan korupsi. Mereka menjadi dwi tunggal. Sementara yang lain mem-back up menjadi pasukan preventif.
Bagaimana memperkuat insÂtiÂtusi KPK?
Kepemimpinan KPK kolektif kolegial. Pak Abraham harus jadi solidarity maker. Jangan jadi bintang sendirian. Ketika berhaÂdapan dengan koruptor harus berdiskusi dengan pimpinan KPK lainnya. Untuk menyiapkan penyerangan dan pertahanan harus berlima.
Kenapa Anda menyarankan seperti itu?
Kalau Pak Abraham jalan senÂdirian, gampang dijorokin. Yang kecemplung institusi KPK. Saya rasa itu tujuan orang-orang terÂtentu yang ingin membubarkan KPK. Mereka memilih orang yang bisa dijorokin. Para pimÂpinan KPK harus hati-hati.
Abraham pernah bilang akan mundur bila gagal dalam satu tahun?
Pak Abraham jangan gegabah berbicara. Saya berharap jangan seperti itu lagi. Sebab, itu makaÂnan empuk bagi politisi. BerpresÂtasi atau tidak kan relatif. Bisa saja sebuah prestasi dianggap berÂhasil oleh Partai A. Tapi bagi Partai B, prestasi itu dianggap keÂgagalan. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48
Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
UPDATE
Senin, 29 Desember 2025 | 00:13
Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40
Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23
Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05
Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00
Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44
Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15
Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40
Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45
Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28