Berita

ilustrasi, Kereta Rel Listrik (KRL)

On The Spot

Tak Hafal Rute Baru, Pindah Kereta Tiga Kali

Menjajal Naik KRL Sistem Loopline
SELASA, 06 DESEMBER 2011 | 09:08 WIB

RMOL. Thomas menyandarkan tubuh di pintu Kereta Rel Listrik (KRL) Jurusan Serpong-Tanah Abang, Senin siang (5/12). Gerbang yang dinaiki pria berumur 40 tahun itu penuh sesak. Ia berdiri berhimpitan bersama puluhan penumpang yang juga tak kebagian tempat duduk.

Untuk mengusir pegal akibat lama berdiri, Thomas meng­ge­rak-gerakkan kedua kakinya. “Ca­pek dari Pondok Ranji sam­pai Tanah Abang berdiri terus,” kata pria berkaca mata ini.

Mulai 5 Desember 2011, PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) menerapkan pola rute melingkar (loopline). Dengan loopline ini, PT KCJ hendak me­nye­derhanan pola operasional dan mengurangi tumpang tindih rute.

Selain itu, penerapan pola ini untuk mengurangi perpotongan ja­lur  kereta dan meningkatkan ka­­pasitas angkut penumpang.

Sebelumnya, ada 37 rute per­jalanan kereta di Jabodetabek. Kini dipangkas menjadi enam rute saja. Yakni, rute Bogor/Depok-Manggarai-Jakarta Kota, rute Bogor/Depok-Tanah Abang-Pasar Senen-Jatinegara.

Kemudian, rute Bekasi-Jati­ne­gara-Manggarai-Jakarta Kota, rute Parung Panjang/Serpong-Ta­nah Abang, rute Tangerang-Duri dan rute Tanjung Priok-Jakarta Kota.

Sebelum mulai diterapkan kemarin, rute loopline telah diujicoba sejak 1 sampai 4 Desember 2011.

Thomas merasa kondisi kereta jadi lebih padat dibanding sebe­lum diterapkan rute loopline. “Du­lu siang hari sudah sepi, se­ka­rang masih ramai saja, gimana kalau pagi hari waktunya masuk kerja,” katanya..

Ia mengaku hendak pergi ke Bogor menggunakan kereta. Sebelum ada pola rute baru, ia hanya dua kali ganti kereta. Dari Pondok Raji naik kereta sampai Stasiun Kota. Harga tiketnya Rp 6 ribu.

Dari Stasiun Kota naik kereta jurusan Bogor. Tiket kereta itu Rp 7 ribu. Untuk sekali perjalan dia me­ngeluarkan uang Rp 13 ribu.

Lantaran belum hafal rute kereta yang baru, Thonas berganti kereta sampai tiga kali untuk bisa sampai ke Bogor. Dari Pondok Ranji naik kereta tujuan Stasiun Tanah Abang.

Dari sini dia naik kereta tujuan Stasiun Manggarai. Di stasiun ini dia menunggu kereta dari Stasiun Kota yang menuju Bogor. “Jadi beli tiket tiga kali,” ujarnya.

Sesuai rute loopline yang di­buat PT KCJ, Thomas sebe­nar­nya hanya dua kali pindah kereta. Dari Stasiun Tanah Abang, dia bisa langsung naik yang menuju ke Bogor. Kereta berangkat dari Stasiun Jatinegara. Rutenya me­lingkar Jatinegara-Pasar Senen-Kampung Bandan-Duri-Tanah Abang-Manggarai-Bogor.

Thomas berharap PT KCJ me­masang informasi rute loop­line dan tarif kereta secara jelas di lo­ket-loket stasiun. Sehingga pe­num­pang tak bingung dengan pola baru ini. “Yang penting tidak ada tarif  double lagi,” pintanya.

Pengamatan di Stasiun Pal­merah kemarin siang, tak terlihat an­trean penumpang. Beberapa pe­numpang menunggu sambil du­duk di tempat duduk yang ter­buat dari bekas rel kereta.

Di dinding stasiun ditempel spanduk berukuran lebar. Tu­lis­annya, “Mulai tanggal 5 De­sem­ber 2011, dilakukan perubahan rute KRL Jabotabek”. Di bawah tulisan ini dicantumkan enam rute baru pola loopline.

Di loket penjualan karcis di sisi sebelah timur ditempel pamflet yang tidak terlalu besar yang meng­informasikan rute baru loop­line.

Tidak hanya itu, kaca warna ge­lap yang digunakan untuk pen­jualan tiket ditempel kertas A4 yang menginformasikan harga karcis terusan. Harga tiker Pal­me­rah-Bogor Rp 13 ribu, Pal­merah-Bekasi Rp 12.500, Palmerah-Tangerang Rp 11.500. Di samping kiri juga ditempel kertas yang bertuliskan jadwal kebe­rang­katan kereta.

Parulian, petugas keamanan Sta­siun Palmerah mengatakan, de­ngan loopline kepadatan me­num­pang di stasiun ini berkurang drastis. Kereta melintas setiap 15 menit.

Di Stasiun Palmerah ada 34 jad­wal keberangkatan kereta yang bisa dipilih penumpang Pe­tugas yang berseragam biru ini mengatakan, perubahan pola rute ini tak disertai kenaikan tarif.  “Tarifnya sama seperti sistem se­be­lumnya,” katanya.

Parulian mencontohkan, tiket KRL AC dari Stasiun Palmerah menuju Tanah Abang tetap Rp 6 ribu. Bagi penumpang yang akan bepergian ke Bogor bisa membeli tiket terusan seharga Rp 13 ribu. “Jadi penumpang cukup me­nun­jukkan tiket terusan kepada petugas setiap berganti kereta,” katanya.

Dia menjelaskan, pengunaan sistem baru sudah sejak seminggu lalu diuji coba dan sosialisasikan kepada masyarakat. Tidak hanya itu, di setiap stasiun juga dipasang spanduk informasi dan juga besaran tarif yang harus dibayar penumpang. “Jadi sistem baru ini su­dah cukup banyak infor­ma­sinya,” katanya.

Parulian mengatakan, kereta jurusan Serpong-Tanah Abang paling pagi yang melewati Sta­siun Palmerah pukul 05.40 WIB. Sedangkan paling malam pukul 23.06 WIB.

Rakyat Merdeka lalu mencoba naik kereta KRL AC menuju Tanah Abang. Penumpangnya cukup padat walaupun di luar jam berangkat dan pulang kerja. Tapi tak sampai berhimpitan-himpit­an. Masih ruang sedikit antara penumpang yang berdiri.

Perjalanan dari Palmerah ke Tanah Abang ditempuh dalam 10 menit. Kereta berhenti di Jalur 6. Ba­gi penumpang yang ingin me­lan­jutkan perjalanan ke Stasiun Manggarai bisa menuju Jalur 2. Di situ parkir kereta yang siap diberangkatkan.

Perpindahan dari Jalur 6 me­nuju Jalur 2 ternyata tak mudah. Demi keamanan, penumpang dilarang melintasi rel. Sebuah tang­ga penyeberangan dise­dia­kan bagi penumpang yang ingin pindah jalur.

“Kalau harus pindah jalur ini yang kasihan ibu hamil. Mesti naik turun tangga. Apalagi kalau keretanya sudah mau datang, jadi agak berlari. Itu kan bahaya,” kata Sulis, salah satu penumpang yang ditemui di Stasiun Tanah Abang.

Wanita berusia 30 tahunan ini  juga menyayangkan pengurangan jumlah gerbong khusus setelah pola loopline diterapkan. Sebe­lum­nya, satu rangkaian kereta Jurusan Serpong-Tanah Abang ter­diri dari delapan gerbong. Dua ger­bong khusus bagi wanita.

Kini, kereta jurusan ini hanya ter­diri dari enam gerbong. Dua gerbong khusus wanita. “Jadi makin berdesak-desakan karena gerbongnya lebih sedikit,” kata Sulis. Tarifnya tak berubah Rp 6 ribu.

Tunggu Penumpang Transit, Kereta Diparkir Di 5 Stasiun

Biasanya, penumpang yang menunggu kedatangan kereta di stasiun. Tapi sekarang di balik. Kereta yang menunggu pe­num­pang.

Seiring diberlakukan sistem loopline, PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) me­nye­diakan kereta khusus yang me­nunggu penumpang transit.     

Dengan sistem baru ini, ada lima stasiun yang menjadi tem­pat transit. “Setiap stasiun tran­sit akan disediakan kereta tung­gu,” kata Sekretaris Peru­sa­haan, Makmur Syaheran.

Lima stasiun transit yang akan menjadi lokasi kereta tunggu adalah Stasiun Jakarta Kota, Stasiun Manggarai, Sta­siun Tanah Abang, Stasiun Jati­ne­gara, dan Stasiun Duri.

Dua jurusan yang menjadi fokus dan segera mendapatkan tam­bahan tunggu, yaitu Mang­garai-Tanah Abang dan Jati­ne­gara-Senen. “Kami akan me­ngem­­bangkan perjalanan sesuai ke­butuhan,” kata Makmur.

Menurut dia, kereta-kereta itu akan menunggu penumpang yang beralih dari beberapa kereta dari arah berbeda. Untuk selanjutnya diberangkatkan ke stasiun tujuan yang sama.

Mengenai perubahan rute, Makmur menjelaskan langkah ter­sebut harus diambil untuk bisa menambah jumlah per­jalanan kereta. “Banyaknya per­silangan rute sebelumnya membuat headway KRL sulit ditingkatkan,” katanya.

Pemangkasan rute dari 37 rute menjadi hanya enam rute di­harapkan dapat meningkatkan perjalanan kereta. Dari 462 perjalanan per hari menjadi 514 per hari.  “Ini penting untuk meng­­antisipasi kenaikan pe­num­pang ra­ta-rata 7 juta per ta­hun,” katanya.

Diam-diam, Menteri Pantau Sistem Baru

Menteri BUMN Dahlan Iskan rupanya memantau pember­la­kukan sistem kereta melingkar (loopline). Kemarin, bekas dirut PLN ini mencoba naik KRL Eko­nomi dari Depok.

“Saya dapat informasi Pak Dahlan naik KRL Ekonomi dari Stasiun Depok Baru pukul 08.10 WIB,” kata Kepala Hu­bungan Masyarakat (Kahumas) PT KAI Daops I Mateta Riza­lulhaq.

Mateta mengatakan, Dahlan membeli tiket seperti penum­pang biasa. Ia lalu naik kereta tan­pa dikawal petugas kea­manan. “Beliau menolak untuk dikawal,” katanya.

Menurut Mateta, salah se­orang petugas PT KAI sempat mengenali Dahlan ketika me­naiki kereta tersebut. Petugas itu sedang memantau rute me­lingkar yang mulai diterapkan 5 Desember.

Mateta mengatakan, Dahlan naik kereta dari Stasiun Depok Baru-Manggarai-Jatinetara-Se­nen kemudian ke Tanah Abang.

Setelah menjajal sendiri naik KRL, Dahlan mengungkapkan betapa sulitnya mengurus kereta api. “Urus kereta api itu tidak enak,” ucap dia.

Namun, ia percaya PT Kereta Api Indonesia (KAI) dapat me­nyelesaikan masalah yang sela­ma dikeluhkan pengguna moda angkutan ini.

“Waktu dari Depok ke Mang­garai, saya terharu sekali meli­hat begitu banyak orang ber­him­pitan,” katanya.

Dahlan berkeinginan untuk naik ke atas kereta semata-mata untuk merasakan apa yang di­rasakan masyarakat yang setiap hari harus berdesakan dan ber­himpitan di dalam moda ang­kutan massal ini. “Tapi, masya­rakat dapat ber­napas lega sebab PT KAI akan menambah rang­kai­an kereta agar dapat meng­an­g­kut se­ba­nyak-banyaknya pe­numpang,” tuturnya.

Kereta Dibenahi, Kemacetan Jakarta Bisa Berkurang

Menteri BUMN Dahlan Is­kan mendorong PT Kereta Api Indonesia (Persero) untuk terus meningkatkan pelayanan ter­hadap penumpang. “Sebaiknya per­usahaan fokus dulu pada rute tersebut. Kalau rute Mang­garai-Bogor sudah dise­le­sai­kan, maka nama baik per­usa­ha­an juga akan melejit,” katanya.

Jumlah penumpang rute Mang­garai-Bogor sangat ba­nyak pada jam berangkat mau­pun pulang kantor. Pada jam-jam itu, penumpang berdesak-de­sakan di dalam gerbong.  Se­jumlah penumpang memilih naik ke atap kereta karena tak ada tempat kosong lagi di ger­bong.

Menurut Dahlan, pengope­ra­si kereta api menjadi salah satu ca­ra untuk mengurangi ke­ma­cetan yang sejak lama melanda Ja­karta dan sekitarnya. Lan­tar­an upaya pelebaran jalan dan pem­batasan kendaraan masih su­lit diterapkan.

Jika layanan kereta api ber­hasil dioptimalkan, Dahlan memperkirakan kemacetan di jalan raya bisa berkurang antara 10-15 persen.

Salah satu caranya mem­per­cepat waktu kedatangan kereta api. Setidaknya dalam 5-7 menit se­kali agar penumpang tidak be­r­tumpuk di stasiun-stasiun tertentu.

Menurut Dahlan, dengan ar­mada yang ada, PT KAI mampu merealisasikan langkah ter­se­but. “Harus ada langkah berta­hap. Mungkin tahap awal ada­lah dengan menambah rang­kaian, dari biasanya 8 gerbong men­jadi 10 gerbong,” kata Dahlan.

Direktur Utama PT KAI Ignasius Jonan mengatakan, untuk penambahan gerbong tersebut harus ada penambahan kapasitas listrik melalui penambahan gardu di sepanjang jalur kereta api.

Menurutnya, pihaknya segera melakukan revitalisasi dan pe­nambahan gardu agar nantinya ke­reta dapat dioperasikan de­ngan baik. [Harian Rakyat Merdeka]


Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

UPDATE

Penyelundupan BBL Senilai Rp13,2 Miliar Berhasil Digagalkan di Batam

Jumat, 11 Oktober 2024 | 03:39

Perkuat Konektivitas, Telkom Luncurkan Layanan WMS x IoT

Jumat, 11 Oktober 2024 | 03:13

Pesan SBY ke Bekas Pembantunya: Letakkan Negara di Atas Partai

Jumat, 11 Oktober 2024 | 02:49

Wasit Ahmed Al Kaf Langsung Jadi Bulan-bulanan Netizen Indonesia

Jumat, 11 Oktober 2024 | 02:21

Fraksi PKS Desak Pemerintah Berantas Pembeking dan Jaringan Judol

Jumat, 11 Oktober 2024 | 02:00

Jenderal Maruli Jamin Pelantikan Prabowo-Gibran Tak Ada Gangguan

Jumat, 11 Oktober 2024 | 01:47

Telkom Kembali Masuk Forbes World’s Best Employers

Jumat, 11 Oktober 2024 | 01:30

Indonesia Vs Bahrain Imbang 2-2, Kepemimpinan Wasit Menuai Kontroversi

Jumat, 11 Oktober 2024 | 00:59

AHY Punya Kedisiplinan di Tengah Kuliah dan Aktivitas Menteri

Jumat, 11 Oktober 2024 | 00:38

Mantan Panglima Nyagub, TNI AD Tegaskan Tetap Netral di Pilkada 2024

Jumat, 11 Oktober 2024 | 00:17

Selengkapnya