Zulkarnain
Zulkarnain
RMOL. Zulkarnain tidak pernah dijagokan bakal terpilih menjadi pimpinan KPK periode 2011-2015. Sebab, latar belakangnya dari jaksa diragukan banyak kalangan bisa memberantas korupsi.
Makanya Panitia Seleksi CaÂlon Pimpinan KPK menemÂpatkan Zulkarnain di ranking keenam dari delapan calon. Tapi nyataÂnya, Komisi III DPR memiÂlihnya.
Menanggapi hal itu, ZulkarÂnain mengatakan, tidak tahu apa alasan Komisi III DPR memilih dirinya menjadi pimpinan KPK.
“Tanyakan saja kepada angÂgota DPR, kenapa mereka meÂmilih saya,’’ ujarnya kepada RakÂyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.
Jumat (2/12) lalu, Komisi III DPR telah memilih empat pimÂpinan KPK. Mereka adalah AbraÂham Samad, Bambang WidjoÂjanto, Adnan Pandupradja, dan Zulkarnain. Abraham Samad menÂÂjadi Ketua KPK menggantiÂkan Busyro Muqoddas.
Zulkarnain selanjutnya meÂngaÂtakan, dirinya tidak terlalu meÂmikirkan untuk terpilih saat menjalani fit and proper test di Komisi III DPR.
“Saat itu yang ada dalam benak saya, menjalani saja semua proses fit and proper test dengan sebaik-baiknya,’’ kata ZulkarÂnain.
Berikut kutipan selengkapnya:
Banyak kalangan meraguÂkan Anda yang berlatarbelaÂkang jaksa bisa memberantas koÂrupsi, komentarnya?
Memangnya kenapa kalau saya mantan jaksa. Pengalaman saya sebagai jaksa bisa menjadi salah satu modal saya untuk berÂkonÂtribusi di KPK, agar kiÂnerja KPK bisa lebih baik. Selain itu, latar belakang saya di bidang hukum pidana, mudah-mudahan bisa berÂmanfaat di KPK nanti. Saya kira tidak perlu diperÂmaÂsalahkan.
Artinya pengalaman di peÂnyiÂdikan bakal bermanfaat di KPK?
Ya, betul. Pengalaman sebagai jaksa, menjadi salah satu modal bagi saya untuk berÂkontribusi di KPK empat tahun menÂdaÂtang. Dari dulu saya ini menjadi Jaksa. PeÂnanganan perkara sudah menÂjadi peÂkerjaan saya.
Apa Anda sebeÂlumÂnya sudah puÂnya firasat bakal terpilih?
Tidak ada. Saya tiÂdak terlalu memiÂkirÂkannya. Niat saya ikhlas ikut dengan proÂÂses yang wajar dan umum. Biasa-biasa saja, nggak ada firaÂsat bakal terpilih. Apa yang kita lakukan dengan niat ikhlas, kita serahkan semuaÂnya kepada Yang Maha Kuasa. Apa yang terjadi, itulah yang terbaik.
Apa tahu kenapa DPR memiÂlih Anda?
Mereka punya pertimbangan sendiri untuk memilih pimpinan KPK yang lebih tepat dan lebih baik. Tapi untuk lebih jelasnya tanyakan kepada anggota DPR, kenapa mereka memilih saya.
Bagaimana tanggapan keÂluarga?
Dari awal keluarga mendukung saya. Bahkan sejak saya di keÂjaksaan. Keluarga tidak khaÂwatir dengan tugas baru saya ini. Tugas berat itu kalau bisa dilaksanakan dengan baik, itu akan menjadi sebuah pengabdian amal saleh dan ibadah. Jadi tidak ada masaÂlah sebenarnya.
Bukannya tugas di KPK leÂbih berat?
Saya memahami apabila tangÂgung jawab di KPK itu berat, karena korupsi itu cukup meluas dan melebar. ItuÂlah beÂratnya, untuk itu kami haÂrus kerja sama dan bersiÂnergi dengan seÂmua eleÂmen yang ada.
Apa rencana AnÂda setelah menÂÂÂÂjadi pimÂpiÂnan KPK?
Tentu saya harus mempersiapÂkan diri melakÂsaÂÂnakan berÂbagai hal dengan leÂbih baik.
Apa yang Anda lakukan unÂtuk memajukan KPK?
Intinya melaksanakan tugas dengan baik di sana dengan keÂwenangan yang ada. Tentunya kita ketahui dulu apa yang sudah berjalan dan apa yang beÂlum. Apabila dilihat secara umum bisa kita terlihat pada tugas yang belum nampak dilaksanakan seÂcara optimal.
Apa saja itu?
Misalnya, tindakan pencegaÂhan belum nampak secara jelas. Nanti kami lihat apa yang sudah dilaksanakan dan sistemnya bagaimana. Apabila sudah ada akan kami lanjutkan. Bila belum ada akan kami rumuskan, kita rancang mana yang lebih tepat. Masalah penindakan sudah saya paparkan di fit and proper test, itu kan secara umum. Detailnya akan kami lihat di tempat tugas, bagaiÂmana mekanisme kerja yang akan kami dalami.
Bagaimana koordinasi KPK dengan Kepolisian dan KejakÂsaan?
Tentu KPK harus kerja sama.
Jangankan dengan kedua insÂtansi tersebut, kerja sama harus dilakukan dengan seluruh lemÂbaga yang ada. Memberantas korupsi tidak bisa terbatas pada satu lembaga saja. Semua harus ikut terlibat, tentu ada cara-cara untuk mengorganisirnya. Itu yang harus dirumuskan bersama.
Contohnya?
Inspektorat di lembaga harus sinergi. KPK harus bisa mengÂkonÂdisikan bahwa inspektorat itu bisa melakukan tindakan penceÂgahan di lembaganya masing-masing. Nanti kami koordinasi, dan monitor. Banyak kerja KPK yang perlu dioptimalkan, dilakÂsanakan secara baik, dan berÂsinergi. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48
Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
UPDATE
Senin, 29 Desember 2025 | 00:13
Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40
Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23
Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05
Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00
Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44
Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15
Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40
Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45
Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28