Handoyo Sudradjat
Handoyo Sudradjat
RMOL.Handoyo Sudradjat mendapat giliran keempat mengikuti fit and proper test calon pimpinan KPK. Ini berarti dia akan digarap DPR Kamis
(24/11).
“Saya percaya diri dites anggota DPR. Sebab, punya pengaÂlaman dalam pemberanÂtasan korupsi,’’ ujar calon PimÂpinan KPK, HanÂdoyo Sudradjat kepada Rakyat Merdeka, Rabu (16/11).
Saat diminta merinci apa saja konsepnya dalam pemberantasan korupsi, Handoyo enggan memÂbeberkannya. Berkaitan dengan visi, misi dan strateginya ke deÂpan, akan dia ungkapkan saat menjalani fit and proper test.
“Saya mencoba merumuskan apa yang seharusnya dilakukan pimpinan KPK ke depan. Tapi tiÂdak bisa saya ungkapkan sekaÂrang,†kata Deputi pengawasan internal dan pengaduan masyaÂrakat KPK itu.
Berikut kutipan selengkapnya:
Anda dikenal dekat dengan LSM, apakah mereka memÂbeÂriÂkan masukan terkait fit and proper test?
Kita harus saling bahu memÂbahu dalam pemberantasan koÂrupsi. Baik Lembaga Swadaya MaÂÂsyarakat (LSM), media masÂsa, atau siapa pun. Bila kita meÂnganggap korupsi itu musuh bersama, maka usaha pembeÂranÂÂtasan korupsi itu harus diÂlakukan bersama-sama.
Yakin Anda lolos dalam fit and proper test?
Saya ini paling unik. Apabila calon lain berlatarbelakang biÂdang hukum. Tapi saya ini auditor yang sudah menjalani berbagai pelatihan dan pendidikan anti korupsi. Biar nanti teman-teman Komisi III DPR menilai pengeÂtahuan, kemampuan, dan pengaÂlaman saya dalam upaya pemÂberantasan korupsi.
Bagaimana dengan intrik politik?
Saya hanya berÂdoa keÂpada TuÂhan agar memÂbimbing orang-orang yang meÂnenÂtukan pimÂpiÂnan KPK demi Indonesia lebih baik. Intinya saya tidak terÂlalu terpengaruh deÂngan isu seperti itu. Sebab, saya percaya anggota DPR punya nurani mencari calon yang terÂbaik demi bangÂsa dan negara ke depan.
Banyak kasus korupsi tidak tertangani KPK, apa Anda puÂnya gagasan?
Tidak mungkin KPK menaÂngani semua kasus korupsi. Perlu kerja sama dari penegak hukum lainÂnya. Harus ada upaya kolekÂtif dalam pembeÂranÂtasan korupsi.
KPK dikritik hanya menaÂngani kasus korupsi kecil. KaÂlau Anda terpilih, bisakah memÂbongkar kasus korupsi kakap?
Saya pernah melakukan kaÂjian sebuah kasus BLBI, apabila saya diberi kesempatan menjadi pimÂpinan KPK, saya akan menÂdoÂrong kasus tersebut diseÂlesaikan, minimal satu atau dua kasus BLBI.
Untuk kasus Bank Century, KPK masih menunggu audit forensik dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Kenapa kasus BLBI tidak seÂlesai?
Ada tiga hal penyebabnya. Pertama, waktu kejadian kasus BLBI sebelum berlakunya UnÂdang-undang Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Kedua, kasusnya sudah lama, sehingga TKP-nya sudah diacak-acak. Ketiga, alat buktinya mungkin saat ini sudah tidak ada.
Bukannya kasus ini ditutup secara politis?
Kita sepakat hukum adalah panglima. Bukan politik dijadiÂkan panglima. Menurut saya ituÂlah tantangan bagi KPK.
Oh ya, bagaimana dengan prosÂpek pemberantasan koÂrupsi seÂtelah kebijakan pengeÂtaÂtan remisi?
Menurut saya kebijkan itu baÂgus. Selama ini hukuman yang diberikan kepada koruptor suÂdah ringan, yakni dua tahun sampai empat tahun. Kemudian diberi remisi. Ini tidak menimÂbulkan efek jera bagi koruptor. MakaÂnya, hukumannya harus berat, dan pengetatan pembeÂrian remisi.
Bila pemberian remisi tidak diketatkan, orang santai bila diÂvonis. Karena diberpikir pasti akan mendapatkan remisi. MisalÂnya vonis tiga tahun, lalu menÂdapat remisi hukumannya menÂjadi 1,5 tahun. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48
Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
UPDATE
Senin, 29 Desember 2025 | 00:13
Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40
Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23
Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05
Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00
Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44
Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15
Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40
Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45
Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28